3

30 3 0
                                    

"Oi!" Hentak seseorang dibelakang tubuh Radea yang membuat Radea terjatuh dari kursi tempat dia duduk.

"Aduh bokong gue!!" Rengek Radea seperti anak kecil.

"Eh maaf Radea gue gak maksud bikin lo jatoh kaya gini. Maaf ya, sini gue bantuin." Arsa mengulurkan tangannya.

"Waduh waduh beratnya orang ini!" Suara Arsa menjadi berat seperti orang sedang mengangkat karung bermuatan seratus kilogram.

"Heh Berat gue cuma lima puluh kilogram ya!" Radea bangkit dan membersihkan roknya yang kotor oleh debu. Lalu kembali duduk di tempat semula.

"Yaudah terserah. Oh ya katanya lo mau ngajarin gue jadi anak gaul." Arsa sudah duduk dihadapan Radea tanpa diminta oleh Radea.

"Kapan gue ngomong gitu?" Radea berpura-pura lupa dan terus menyeruput minuman yang tinggal setengah.

"Lo gak inget waktu itu ngomong apa?" Arsa menatap wajah Radea meyakinkan.

"Ngomong apa sih? Muka lo biasa aja dong, tuh liat hidung udah kaya mau makan orang. Haha." Radea terkekeh sambil mendorong wajah Arsa menjauhi wajahnya.

"Nih tadi lo bilang gini ' Mulai sekarang, lo jadi murid didikan gue. Lo harus ikutin semua yang gue ajarin. Gue bakal bikin lo famous dalam sekejap.' begitu!" Arsa meniru ucapan Radea tadi pagi.

"Oh iyaa. Yaudah ntar pulang sekolah deh." Arsa melontarkan senyum tipisnya kepada Radea.

"Ra." Panggil Arsa.

"Hm." Tanpa melihat Radea terus saja memainkan ponselnya.

"Gue laper nih." Arsa memegangi perutnya seperti anak kecil.

"Ck.Makanlah. Mau gue yang beliin makanan?" Tawar Radea.

"Boleh. Kebetulan hari ini gue bawa uang sedikit doang." Dengan polos Arsa mengeluarkan dua lembar sepuluh ribu dan tiga lembar lima ribu.

"Itu banyak?" Tanya Radea.

"Nggak ini itu sedikit. Biasanya gue bawa lebih dari ini." Arsa terus menghitung uangnya bolak balik, seperti takut ada satu lembar pun akan hilang.

"Yaudah sana pesen aja ntar gue yang bayar." Perintah Radea dengan suara yang tidak terlalu jelas.

"Oke deh. Lu mau apa? sama aja ya kaya gue. Oke." Arsa bertanya kepada Radea namun dia juga yang menjawab.

Arsa pergi memesan makanan, sedangkan Radea sibuk dengan ponselnya dan aplikasi chatting dari seseorang. Wisnu.

"Nih orang lagi ngapain si balesnya lama banget." Dumel Radea sambil membenturkan ponselnya dengan meja kantin.

Drrrrtt. Ponsel Radea bergetar tanda ada notifikasi pesan masuk.

Wisnu:
Telepon aku aja ya.

Hanya itu yang Wisnu balas setelah Radea mengirimi beberapa pesan kepadanya. Tapi Radea merasa senang, karena semenjak hasil ujian nasional diumumkan baru sekarang pesan yang Radea kirimkan dijawab.

Radea menuruti perintah Wisnu, agar dirinya melepon Wisnu. Tapi setelah beberapa kali dirinya mencoba menghubungi tetapi selalu gagal. Karena pulsa Radea sudah habis untuk mengirimi pesan kepada Wisnu.

"Argh pake abis pulsa nya. Malah disini gak ada tukang pulsa lagi." Radea terus menggerutu dan mengetuk ngetuk ponselnya pada meja kantin.

ForbidTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang