Sleeping Diamond: Case I
-----------------------------------------Tali pegangan kandang tempat Chaewon dikurung lama-lama semakin menurun. Membuat singa-singa kelaparan itu menjadi semakin agresif untuk meraih papan kayu tersebut. Chaewon berteriak kala kurungan itu goyah karena jangkauan kaki singa. Fokusnya jadi hilang. Dirinya hanya pasrah berada di tengah-tengah kandang supaya tak kena cakaran singa.
Wajahnya sudah pucat pasi dan keringat dingin sejak tadi keluar dari tengkuk dan dahinya.
Tiba-tiba kandang yang mengurung dirinya bergerak. Bukan turun melainkan ke atas. Chaewon mendongak ke atas dan melihat tali yang menggantung kurungannya itu ditarik oleh sebuah mesin otomatis ke atas. Bukannya merasa lega, ia malah merasa khawatir dan mulai siap siaga ke pandangan sekitar. Barangkali ini sebuah jebakan.
Kandangnya mulai mencapai atap. Chaewon menoleh ke samping dan mendapati ada sosok laki-laki yang sedang melambai dengan pede kearahnya. Begitu mengenali pemilik lambaian tangan itu, ia bisa bernafas lega. Ada seseorang yang membantunya. Meski memakai baju hitam-hitam dan wig, ia masih mengenali postur dan senyum Woobin.
Woobin keluar dari ruang jaga dan menghampiri Moon Chae Won yang masih terkurung di dalam kandang.
"Sedang apa kau? Cepat keluarin aku dari sini!" Buru Chaewon. Ia masih mengawasi keadaan sekitar. Takut jika ada pasang mata yang mengawasi mereka.
"Lama nggak bertemu, mantan." Sapanya tanpa mempedulikan desakan Chaewon.
Chaewon merasa kesal sendiri mendengar ucapan yang dikeluarkan Woobin. Di situasi genting begini, dia masih sempat-sempatnya bahas soal mantan.
"Udah cerita lama kali. Cepetan buka kurunganku ato kamu bakal berakhir disini juga." Balasnya judes.
"Ide yang bagus tuh. Aku bisa lama-lama berduaan sama kamu." Woobin seolah kebal dengan sikap judes Chaewon.
"Bin! Sumpah, ini nggak lucu!" Sahutnya serius sekaligus kesal.
Woobin melebarkan senyumnya. "Oh...jadi kamu masih ingat nama sayangmu padaku ya.." Godanya lagi. "Oke oke. Aku keluarin deh.."
Woobin membuka gembok yang mengunci pintu kandang. Chaewon bisa bernafas lega dan keluar dari dalam kurungan maut itu.
"Kamu itu nyeb-"
"Sst...." Potong Woobin bersuara lirih. Matanya awas ke kanan dan kiri.
Woobin mengeluarkan penjaga yang tak sadarkan diri dengan alat setrum yang dia bawa tadi.
"Lepas wigmu." Pintanya.
Seakan tahu situasi yang terjadi, Chaewon langsung tanggap melepas wignya lalu memakaikan ke penjaga itu. Ia bantu membukakan pintu kandang. Mereka menggembok lagi lalu menggerakkan tali tersebut ke kandang singa.
Chaewon berdiri di sebelah Woobin sambil ikut mengawasi monitor. Tiba-tiba ia ingat sesuatu.
"Bagaimana kau tahu aku pakai wig? Bukankah kau baru bertemu denganku di acara ini tadi?"
"Ayo ikut aku. Kita udah nggak ada waktu lagi." Potongnya. Woobin meraih pergelangan tangan Chaewon.
Chaewon merasa geram karena omongannya dipotong Woobin lagi dan tangannya digandeng tanpa ijin.
Mereka berjalan mengendap-endap keluar. Woobin membawa Chaewon ke mobil yang sempat disewa sebelum memasuki kawasan padang pasir.
"Kamu tahu dimana Julian menyimpan harta curiannya?" Tanyanya. Ia membuka cermin di depan kemudi mobil untuk merapikan tatanan rambutnya yang sedikit berantakan.
![](https://img.wattpad.com/cover/106909771-288-k974131.jpg)