2. Her

307 47 2
                                    

Yoongi dan Hoseok berangkat ke suatu tempat dua hari setelah Seokjin menghubungi Yoongi via sms. Mereka menaiki mobil van hitam seperti biasa dengan Hoseok sebagai sopirnya. Yoongi di kursi sebelahnya tampak sibuk mengecek kondisi kameranya. Tak ada satu pun di antara mereka yang saling bicara sampai akhirnya Hoseok bersuara.

"Temanmu itu benar mau menikah?"

Yoongi mengangguk. "Dia bilangnya begitu."

"Kau sendiri kapan, Hyung?"

Pletak!

"HYUNG! Nanti kalau kita kecelakaan bagaimana?! Aish!"

"Salahmu sendiri bicara begitu." Yoongi yang seperti tidak melakukan apa-apa barusan kembali melihat kameranya. Dia membidik beberapa target yang mereka lewati dalam perjalanan.

"Kau ini sudah mapan, usiamu juga sudah pas untuk menikah. Kenapa kau tidak segera mencari perempuan, hm? Atau kau mau aku mendaftarkanmu ke kencan buta?"

"Jangan hanya gara-gara kau sudah bertunangan, kau memaksaku menikah, Seok-a. Nanti juga ada sendiri waktunya. Dan awas saja kalau kau mendaftarkanku ke acara menjijikkan itu. Sekalipun aku tidak akan ikut kencan buta."

Hoseok memutar bola matanya jengah. "Makanya segera cari perempuan. Melihatmu menyendiri terus seperti ini membuatku kesal sendiri."

Yoongi menoleh dengan sebaris senyum di wajahnya. "Terima kasih karena sudah sangat perhatian padaku. Seandainya kau belum bertunangan, aku sudah pasti akan melamarmu, Seok-ie."

"Sekali lagi kau bicara begitu, aku akan putar setirnya ke sungai."

Lelaki bersurai abu-abu itu terkekeh. "Silahkan saja. Kita akan mati bersama dan hidup bahagia di surga."

"Sialan kau, Hyung."

Yoongi terpingkal dengan sangat puas setelah melihat wajah masam nan pahit Hoseok. Dia paling suka menggoda adik angkatan di kampusnya itu karena Hoseok sangat ekspresif. Maklum, dia adalah anak tunggal di keluarga. Jadi memiliki Hoseok seakan memiliki seorang adik karena usia mereka yang terpaut setahun.

Sampailah mereka di tujuan. Yaitu di depan sebuah rumah, yang tampak berbeda dengan rumah-rumah yang lain. Memiliki pekarangan yang luas di balik gerbang besi yang tajam di bagian teratasnya. Hoseok memarkirkan mobil di samping pintu gerbang. Yoongi menekan bel di gapura gerbang. Lalu mereka masuk setelah dibukakan oleh seorang pembantu.

Yoongi tak henti-hentinya mengambil gambar saat menyusuri jalan setapak pekarangan. Pekarangan ini didesain dengan sangat baik. Ada kebun bunga, kolam ikan dengan jembatan kecil yang melengkung di atasnya, burung-burung hias di balik sangkar dan bebatuan yang menjadi tumpuan kaki. Dia tidak mau melewatkan semua pemandangan indah itu. Sampai akhirnya, di satu titik, tubuhnya tiba-tiba membeku. Langkahnya berhenti saat itu juga. Kedua tangannya masih mengangkat kamera selevel wajahnya, sementara salah satu matanya menatap lurus dari balik lensa kamera.

"Wah ... keren sekali ya, Hyung," gumam Hoseok sambil menoleh ke samping. Ia mengerutkan dahi saat tak mendapatkan Yoongi di sampingnya. Segera dia berhenti saat itu juga dan menoleh ke sana kemari mencari sosok Yoongi. Helaan napas lega berhembus keluar dari bibirnya saat mendapati Yoongi berhenti tak jauh darinya. Segera dia berbalik dan menyusul lelaki itu.

"Hyung! Kupikir kau diculik Orochimaru. Kenapa berdiri di sana? Lihat apa sih?" Sesampai di samping Yoongi, Hoseok pun mengikuti arah pandang hyung-nya. Matanya melebar dari ukuran semula dan ... "KYAA!! HANTUU!!!"

Di saat itulah Yoongi tanpa sadar menekan tombol penting di kameranya saking terkejutnya karena suara keras Hoseok. Kemudian dia mendesis kesal dan menoleh pada Hoseok yang kini bersembunyi di balik punggungnya. Niatnya ingin memarahi pria berhidung mancung itu. Tapi seorang pembantu yang tadi membukakan pintu tiba-tiba menjerit.

My Bride ; myg jhs ksj [completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang