1. Bertemu

12 0 0
                                    



Cecil dengan santai turun dari kendaraan pribadi Verel dan melangkah masuk tak lupa menyapa pak satpam dengan ramah.

Seseorang menepuk pelan pundak Cecil membuat langkahnya berhenti dan menengok ke belakang serta mengikuti orang itu berada.

"Siapa ya?"tanya Cecil menelisik penampilan seseorang remaja yang menepuk pundaknya.

Jonathan. Jonathan menarik Cecil untuk kembali melanjutkan langkahnya.

"Bentar kita ketemuan di pojok gedung D sehabis pulang sekolah, ada yang mau gue omongin,"bisik Jonathan membuat bulu nyawa Cecil bergidik.

Cecil hanya memegangi tengkuknya dan memicingkan mata ke arah Jonathan.

"Gue Jonathan, XI.2 IPS,"ucap Jonathan yang tersenyum dan berlari kecil untuk belok menuju kelasnya yang berada di bangunan C. Cecil hanya menatap laki-laki itu dengan tatapan bingung. Dan kembali melangkah seperti biasanya dan membalas senyuman para siswa lain yang memberikan dia senyuman.

--

Sahabat Cecil menggoyang-goyangkan badan Cecil untuk mendesaknya agar mentraktir makan.

"Nanti besok aja ya Has,"tolak Cecil tersenyum.
"Enggak, pokoknya sekarang. Ayolah Cecil,"paksa sahabatnya.
"Iya deh iya!"

Sahabatnya lalu bersorak kegirangan mendengar permintaanya di iyakan.

Hasley Bellenia Clifford, sahabat Cecil sejak kelas sembilan SMP. Teman yang mengetahui jatuh bangun sahabatnya Cecilia Kindy. Namun,ia tak mengetahui selama ini sahabatnya hidup dengan uang haram. Ia hanya tahu bahwa Verel sang mantan kakak kelas yang membiayainya karena Cecil bekerja di rumah Verel sebagai asisten rumah tangga. Tak banyak yang tahu soal itu, karena Cecil adalah orang peramah sehingga tak sedikit orang yang senang kepadanya sehingga tak perduli dia bekerja sebagai apa.

"Lo tau nggak? Si Julio anak basket itu! Duh gue suka banget sama dia,"curhat Hasley sambil menopang dagunya yang mengarah ke Cecil yang sibuk berchat ria dengan jaringannya.

"Gimana ya cara dapetinnya?"ucap Hasley sambil menatap langit-langit kelas.
"Ya lo jadi cheersleader aja, kayak di ftv gitu,"tutur Cecil sambil tersenyum dan menaikan alisnya.

"Hih! Mana bisa! Gue 'kan anak balet,lemah lembut, mana bisa lincah trus energik kek anak-anak cheersleader,"gerutu Hasley akan ide sahabatnya yang terdengar tak mungkin itu.

---

Cecil hanya menatap kosong saat makanan itu telah di hidangkan di depannya. Ia tak bergeming meski aroma makanan itu membuat sahabatnya segera berdoa dan menyantapnya.

"Cil? Lo kenapa? Kok nggak di makan?"tanya Hasley menyenggol lengan Cecil. Cecil pun lalu terkejut dan tersenyum kepada sahabatnya.

"Hehe,enggak kok,gue cuma kecapaian aja,"bohong Cecil membuat sahabatnya tak khawatir.

Di pikiran Cecil, telah berputar-putar pilihan apakah ia akan menerima tawaran pak ketua BNN, dan juga tentang cowok remaja yang menghampirinya tadi pagi. Cecil lalu menggeleng menganggap kalau cowok tadi pagi itu adalah fansnya.

Baru saja Cecil menelan makanannya, ia harus terganggu karena suara gebrakan dari belakang meja tempat dia makan. Cecil dan Hasley pun memutar badan dan melihat siapa yang membuat keributan itu.

"Hari ini! Gue batalin buat berantem dengan lo! Besok aja!"bentak seorang lelaki yang membuat Cecil tercengang.

Bukan tentang gertakan lelaki itu,bukan pula karena ketampanan yang di milikinya. Melainkan lelaki itu adalah lelaki yang menghampirinya tadi pagi.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 01, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

ChimeraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang