Next Mission

355 7 0
                                    

Waktu istirahat makan siang tiba. Terlihat para siswa berbondong-bondong menuju ke kantin. Beberapa ada yang tetap di kelas mengobrol atau melakukan hal lainnya. Salah satunya adalah Arion.

Arion terlihat sedang sibuk mengutak-atik laptop miliknya. Selain pekerjaannya sebagai mata-mata dan pembunuh, ia juga berprofesi sebagai programmer. Jadi bagi orang awam, saat Arion membuka laptopnya, mereka menganggap kalau ia sedang membuat sebuah program demi pekerjaannya.

Walau kenyataannya tidak juga.

"'Seorang pria ditemukan tewas tertembak di sebuah gang kecil. Polisi memulai penyelidikan'" guman Arion sambil membaca highlight berita yang ia baca di laptopnya.

"He~ mereka cepat juga. Yah, asal ga ketauan sih bukan masalahku" ucap Arion sambil meregangkan tangannya.

"Kak Arion!"

Sebuah suara muncul dari arah pintu kelas. Arion tau siapa pemilik suara ini. Siapa lagi kalau bukan Noah? Anak laki-laki bersurai emas dengan bando dan jepit rambut itu muncul dan langsung menuju bangku milik Arion.

"Oh, Noah. Ada apa?" tanya Arion dengan nada dingin khasnya.

"Kak Vincent minta bawain tugas OSIS nya. Kakak bawa kan?" jawab Noah. Bukannya memberi apa yang diminta, Arion justru menatap adiknya itu heran

"Kamu mau aja disuruh-suruh Kak Vincent. Sekali-sekali nolak juga gak apa-apa. Lagian, kamu kan masih SMP" ucap Arion.

"Yah, mau gimana pun juga, Kak Vincent itu juga kakakku. Dia juga gak mau ngambil sendiri, sih..."

Arion menghela napas pasrah mendengar jawaban Noah. "Dasar gengsi". Tanpa pikir panjang, Arion langsung mengambil tumpukan kertas yang ada di lacinya, dan menaruhnya di atas meja. "Nih"

"Makasih, kak!" kata Noah dengan nada ceria khasnya. "Oh ya, hampir lupa"

"...?"

"Tadi aku ketemu Kak Klein, katanya ada yang mau dibicarain sama kakak"

"Kak Klein...?" Arion menghentikan ucapannya sebentar. "Oh, mungkin hasil dari chip kemarin..."

"Makasih udah kasih tau, Noah"

"Sama-sama. Kalau gitu, aku anterin ini ke Kak Vincent dulu, ya. Dah!" Dan dengan itu, Noah berlalu sambil melambaikan tangannya.

Arion membalas lambaian tangan Noah dengan senyum tipis tersungging di bibirnya. Setelah sosok Noah menghilang dari pandangannya, ia langsung berdiri dari bangkunya.

"Baiklah... sekarang temui Kak Klein..." Setelah mengatakan hal itu, Arion langsung berjalan keluar kelasnya.

Dari kelasnya, Arion berjalan menuju taman belakang sekolah. Tempat itu memang dikenal sepi dan tidak banyak orang yang mampir ke sana. Jadi tidak heran kalau tempat itu merupakan tempat yang sangat cocok untuk pertemuan rahasia.

Ya, pertemuan rahasia. Setidaknya untuk anggota mafia Lancelot. Tidak banyak yang tahu kalau Reign Academy merupakan salah satu markas rahasia bagi para anggota Lancelot. Baik itu guru, staff, bahkan murid sekalipun. Hal ini memang dipengaruhi hal yang lebih besar di mana tak ada orang lain pun yang tahu.

Tanpa butuh banyak waktu, Arion sudah sampai di taman belakang. Namun saat ia melewati sebuah celah, ada sebuah tangan yang menariknya. Saat tersadar, ia sudah bersandar di tembok dengan seorang lelaki berambut pirang di depannya.

"Hey~ aku sudah menunggumu, nona~" sapa lelaki itu dengan nada menggodanya.

Arion tidak bergeming untuk beberapa detik. Kemudian ia menghela napas panjang dan menatap laki-laki di depannya dengan tatapan bosan. "Jangan bercanda, Kak Klein..."

MAFIATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang