Enam

22.9K 2K 631
                                    

Hari Sabtu pagi.

Taeyong berjalan di samping Jaehyun yang mendorong troli. Mereka sedang ada di supermarket sekarang. Jaehyun mengagetkannya tiba-tiba pagi ini dengan datang ke kamarnya, berkata dia akan mengadakan sebuah pesta di rumah dan mengundang teman-temannya karena sedang bosan. Kemudian meminta Taeyong menyiapkan beberapa makanan dan minuman untuk pesta itu.

Dasar anak orang kaya sialan. Kenapa dia mudah sekali membuang-buang uang untuk hal tidak penting? Tidak tahu apa banyak orang di luaran sana yang bahkan tidak bisa makan dan harus kelaparan berhari-hari karena tidak punya uang?

Tapi siapa Taeyong? Dia benar-benar tidak punya pilihan. Dia hanya babysitter dan harus mau menurutinya mau atau tidak.

Selama Jaehyun tidak membuat masalah, tidak apa-apa. Selama Jaehyun yang membiayai semuanya dengan kartu hitam ajaib itu, tidak apa-apa.

Dia bisa sekalian menikmati pesta itu, kan? Hari-hari sebelumnya di rumah terkesan monoton dan menimbulkan ke-stress-an yang parah untuknya. Jaehyun memang sudah jarang berulah, tapi kejahilannya tetap saja muncul kadang-kadang dan membuatnya sakit kepala.

Taeyong baru menyadari ini tapi Jaehyun benar-benar manja!

Badannya saja yang besar, tapi dia masih meminta Taeyong menyuapinya saat makan sementara tuan muda Jung itu main game, menemaninya mengerjakan tugas―memijat tangan-tangannya saat dia mulai mengeluh pegal karena terlalu banyak menulis, bahkan meminta Taeyong mengelus kepalanya saat dia tidur.

Taeyong merasa benar-benar jadi babysitter dengan semua permintaannya.

Untung saja Jaehyun tidak meminta untuk dimandikan juga!

"Yohoooo!"

Taeyong diam saja saat melihat Jaehyun berlarian dengan mendorong troli. Seperti anak kecil yang terjebak di tubuh remaja laki-laki. Dia hanya bisa menggelengkan kepalanya.

Dia berusaha terlihat tenang. Ini di luar. Dia harus menjaga imej.

Tapi kemudian matanya melotot saat dia melihat apa yang Jaehyun masukkan dalam troli mereka lalu berteriak dari kejauhan sambil berlari. Persetan dengan imej! “Jaehyun! Untuk apa permen karet sebanyak itu?!”

Bukan hanya satu atau dua buah, Jaehyun memasukkan semua permen karet yang ada di rak ke troli mereka.

“Hehehehe.”

Terkutuklah senyum innocent itu. Jaehyun pasti punya rencana jahat dengan benda itu dan Taeyong, berkewajiban untuk mencegah itu terjadi.

“Kenapa dikembalikan, hyu―”

“Tidak boleh membeli barang yang tidak diperlukan. Aku tidak mau repot saat kau mengeluh sakit gigi nanti.”

“Tapi, hyung―”

Taeyong menggeleng tegas, tetap mengembalikan benda itu ke rak.

“Hyungie~ ayolah~”

Suaranya yang penuh aegyo awalnya terdengar menjijikkan di telinga Taeyong, tapi kini dia sudah biasa. Taeyong benar-benar merasa seperti mengurus bayi besar. Keponakannya, Renjun, bahkan tak lebih manja dari Jaehyun.

Taeyong mendesah. “Oke,” katanya, menyisakan dua buah permen karet di troli. Tapi itu masih membuat Jaehyun cemberut.

Sekali lagi anak asuhnya itu menggumamkan hyung tidak asik!  Lalu berjalan lebih dulu membawa troli. Kali ini ke arah rak makanan ringan dan memasukkan asal apa yang bisa dia ambil. Taeyong membiarkannya kali ini. Tidak masalah, pikirnya. Jaehyun yang akan membayar tagihan belanjaan mereka dengan black cardnya. Dan memang hal aneh apa yang bisa Jaehyun lakukan dengan berbungkus-bungkus keripik kentang di pesta itu?

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 30, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

BabysitterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang