2 [Revisi]

1.1K 56 0
                                    

Setelah melewatkan satu jam pelajaran Candylla pun kembali kekelas. Sedangkan Dyan dan Tya tadi ia suruh untuk tak melewatkan jam pelajaran.

"beneran udah baikan?" tanya Tya memastikan, takutnya nanti tiba-tiba saja kan, gadis itu ambruk.

"iya Tya, males ah kalo kalian gini" sebal Dylla karena Dyan dan Tya dari tadi menanyakan hal yang sama, kan malesin.

"eh by the way tadi yang bawa lo ke UKS si Andino loh" Dyan terkekeh pelan melihat Dylla melotot tak percaya.

Dylla menatap Tya seakan meminta kebenaran dan gadis itu menangguk. Dylla pun menghela nafas pasrah, mau diapakan juga kan? Tak lama guru yang mengajar masuk dan mereka pun mendengarkan apa yang dijelaskan oleh guru.

***

"Kak Candylla dipanggil Bu Nyimas" ucap seorang adik kelas cowok yang menyongakkan kepalanya kedalam kelas, guru sudah tidak ada karena bel istirahat sudah berbunyi.

"kenapa?" tanya Dylla pada adik kelas itu. Namun cowok itu hanya menggedikkan bahunya tak tau.

"yaudah sana gih lo" usir Dyan pada adik kelas itu, bukannya marah cowok itu malah tersenyum senang.

"gila" sinis Tya pelan, namun masih dapat didengar Dylla dan Dyan. Mereka pun tertawa mendengar penuturan Tya.

Ketiganya pun keluar, ya sebenarnya Cuma Dylla yang dipanggil Bu Nyimas, tapi sebagai sahabat yang baik, keduanya menemani Dylla. Baru beberapa langkah keluar dari kelas, ketiganya ah lebih tepatnya Dylla dihadang oleh Andino.

"udah gak papa? Udah gak sakit? Mau kemana?" tanya cowok itu bertubi-tubi. Dylla sih bingung mau jawab apa.

"kalo nanya mah atu-atu kali om" kekeh Dyan, sedangkan Andino mendengus kesal.

"sejak kapan gue jadi om lo" cowok itu menoyor sadis Dyan.

"jadi?" Andino menatap Dylla serius.

"katanya gak papa, udah enakan dan mau ketemu Bu Nyimas" kali ini Tya yang menjawab dengan nada datar.

Andino yang mendengarnya lagi-lagi mendengus, dengan tidak sabarnya, cowok itu menarik tangan Dylla menjauhi kedua temannya.

"woy woy, mau dibawa kemana tuh temen gue woyyy" pekik Dyan tapi Andino tak peduli, ia terus saja menarik tangan Dylla.

***

Tya ingin pergi ke perpustakaan untuk membaca dengan tenang dan ia malah ketemu Anggi dengan senyum bodoh yang dipasang pria itu.

"mau kemana Neng? Mau Abang temani gak?" tanpa menjawab pertanyaan gak penting Anggi, Tya berjalan agak cepat, tapi ia bisa apa, ia hanyalah gadis kecil yang langkahnya kalah jauh dari Anggi.

"sombong banget sih Neng" Anggi masih setia berjalan disamping Tya, padahal gadis itu menanggapnya pun tidak.

Tya duduk dibangku tengah perpus, gadis itu mengeluarkan earphone nya dan menyolokkannya di ponsel, dan dengan tak tau malunya, Anggi duduk disampingnya dan mengambil sebelah earphone Tya untuk ia gunakan disebelah telinganya.

Tya memandang sinis Anggi, tapi cowok itu cuek bebek aja seakan gak terjadi apapun. Tya menghela nafasnya. "mau lo apa sih?" kesal Tya namun gadis itu memelankan suaranya.

"lo jadi pacar gue. Mau?" Anggi tersenyum bodoh yang terlihat sangat memuakkan bagi Tya. Gadis itu berdiri namun tangannya ditahan oleh Anggi.

"gue temani lo belajar, gue gak akan ganggu lo. Janji" Anggi mengulurkan jari kelingkingnya pada Tya, gadis itu tak memperdulikannya, ia sudah larut dalam dunia membacanya.

***

Dyan baru saja keluar dari kantor guru karena ia lagi-lagi mendapatkan penghargaan atas prestasi yang udah ia raih. Gadis itu melangkah riang, ia bahkan lupa kalau dua sahabatnya entah kemana.

Dyan memutuskan untuk membeli beberapa camilan dikantin. Cokelat, ah rasanya ia sudah lama tak memakan itu.

Dyan duduk disalah satu bangku kantin dan mulai memakan cokelatnya, rasanya begitu nikmat, jangan pikirkan diet dulu.

Dyan tak sadar bahwa ia duduk dengan Aldo yang sedang menikmati makanannya, cowok itu melihat Dyan aneh, cara makan gadis itu sangat amat tak anggun.

"rakus" desis cowok itu dan dapat didengar dengan jelas oleh Dyan. Gadis itu melotot kearah Aldo karena ia baru sadar bahwa sedari tadi ia duduk dihadapan Aldo. Aish, salahkanlah cokelat ini yang begitu nikmat sehingga Dyan tak sadar akan keadaan.

"suka-suka gue dong, mau rakus kek, enggak kek, emang masalah?!" kesal Dyan, gadis itu mengelap bibirnya dan menatap Aldo kesal.

"lagian kenapa lo peduli amat dengan cara makan gue. Lo mau juga? Ini makan" Dyan menyodorkan cokelatnya pada Aldo.

Aldo hanya menatap Dyan dengan pandangan datar.

"Ya Allah, pusing gue liat lo. Udah ah, bye" Dyan berdiri dari duduknya dan berlalu begitu saja dari hadapan Aldo. Tanpa Dyan sadari, Aldo tersenyum tipis melihat kelakuan gadis itu.

***

"ah iya Bu makasih" Dylla keluar dari ruangan Bu Nyimas. Dia gak sendiri, Andino sedari tadi nungguin dia didepan ruangan itu, entah kenapa.

"udah kan?" tanya cowok itu dan Dylla Cuma ngangguk saja. Dan lagi, Andino narik tangan Dylla tanpa ada yang nyuruh, emang dasar cowok aneh.

Dylla menatap Andino bingung. Pasalnya cowok itu menyediakan semua makanan yang ada dikantin dihadapan Dylla. Iya sih Dylla doyan makan walau badannya kurus, tapi gak mungkin juga kan cewek itu makan sebanyak ini.

"dimakan Candy, jangan diliatin aja" nah Andino kalo manggil Dylla tuh lain. Dia sukanya manggil Dylla dengan sebutan Candy, karena katanya Candy tuh manis kayak permen.

"lo gila? Mana sanggup gue makan segini banyak" gadis itu menatap kesal Andino, kesannya kayak Dylla tuh rakus aja.

"aduh..duhh. Ucul banget sih kamu" Andino mencubit pipi Dylla gemas, sedangkan gadis itu malah natap Andino garang.

"gila ya lo, awas deh gue mau ke kelas aja" Dylla beranjak namun Andino memegang bahunya dan mendudukkannya kembali.

"makan dong sayang, nanti kamu sakit lagi"

Dylla menggeleng, cowok ini beneran gila "lo yang sakit kayaknya"

"iyalah, aku mah sakit hati karena kamu tolak mulu" Andino memegang dadanya seolah sakit.

"gila" desis Dylla.

"eh An, nanti ngumpul di markas ya" Anzha yang baru saja datang duduk disebelah Andino dan berbicara pada cowok itu.

"udah ngomong ke Anggi?" Anzha mengangguk dan beralih menatap Dylla yang sibuk dengan ponselnya.

"eh Dyll, lo jangan lapor ke guru ye" peringat Anzha.

"gak penting bukan urusan gue juga" sinis Dylla. Gadis itu kali ini benar-benar meninggalkan Andino dan beruntungnya pria itu tak menahan.

***

Tya melihat kearah jam tangannya dan tepat bel masuk berbunyi, Tya melirik sekilas kearah Anggi yang beberapa menit lalu terbangun dari tidurnya. Yap, pria itu tertidur karena menemani Tya belajar.

"mau kekelas kan? Yuk gue anter"

"gak perlu" Tya berjalan lebih dulu dan mempercepat langkahnya, ia malas berurusan dengan pria aneh seperti Anggi itu.

***

Annoying Boys in Love [✔️]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang