2. Salah (?)

64 31 55
                                    

Happy reading (!)
Tinggalkan commentnya ya guys

Bunyi deringan alarm menghampiri telinga Tissya, bunyi alarm itu telah berkali-kali memanggilnya dengan nada suara yang sangat kasar sehingga Tissya sering melempar alarm nya jauh-jauh dikarenakan suara kebisingan benda mati itu

Akan tetapi tidak untuk hari ini, Tissya membuka mata dan melihat jarum jam telah menunjukkan jam 6 pagi. Ia mendengus kesal, ia terlambat untuk sholat shubuh dengan segera Tissya bangkit dari kasur empuknya untuk menuju kamar mandi, Tissya mengambil wudu' dan segera melaksanakan sholat shubuh

Setelah selesai melaksanakan kewajiban ia bergegas membasuh muka dan mendapati matanya di cermin sembab. Mungkin dikarenakan ia terlalu banyak bersedih pada tadi malam, tapi itu tidak akan membuat Tissya untuk bermalasan berangkat ke sekolah

Ini hal biasa yang sering terjadi padanya, tinggal wajahnya di taburkan bedak dan bekas tangisannya itu akan memudar. Jam sudah menunjukkan pukul 6.30, bergegaslah ia untuk mandi

Selepas mandi Tissya memasang sepatu dan bersiap turun ke lantai bawah untuk sarapan. Di ruang makan telah menunggu lelaki yang memakai seragam sekolahan tetapi berbeda warna dengan punya Tissya

Lelaki itu menyambut Tissya dengan lambaian tangan dan tak lupa senyumannya, "Pagi bang" ucap Tissya dengan penuh keberanian, lalu ia duduk disebelah nya dan lelaki itu juga membalas sapaan adiknya yang sedang bersemangat hari ini "Morning too" mereka lalu memulai sarapan pagi dengan keheningan

"Bang" ucap Tissya selepas mereka telah selesai sarapan

"Hm" Jufindo menoleh dengan satu suapan lagi untuk menyelesaikan sarapannya

"Maaf selama ini Tissya terlalu kekanak-kanakan bang, Tissya tau abang sayang sama Tissya. Dan Tissya tau abang melakukan semua ini untuk Tissya, mulai dari sekarang Tissya akan belajar menjadi lebih dewasa bang" ujar Tissya

Jufindo terkekeh pelan, "Sejak kapan kamu mendapat hidayah ngomong kayak gitu? Dek, dengerin abang sifat kamu mau kekanak-kanakan atau tidak abang tetap sayang kamu dan dewasa atau tidaknya kamu abang akan selalu memperhatikan kamu. Abang yang seharusnya meminta maaf karena selama ini kamu tidak mendapatkan kasih sayang"

Sebenarnya air mata Tissya ingin mengalir lagi tapi ia tidak ingin lagi menjadi anak yang cengeng,
Tissya tersenyum simpul, "Makasih, Tissya sayang banget sama Bang Findo"

Jufindo mengangguk dan diiringi sebuah senyuman kemudian diikuti gelak ketawa mereka berdua

°°°

Kenangan dan masa lalu merupakan hal yang sama bagi Tissya, yaitu sama-sama berharga bagi kehidupannya. Tidak mungkin Tissya akan melupakan Jufindo  begitu saja walau hanya Jufindo pindah sekolah

"Ayo berangkat," ucap Jufindo

"Baiklah"

Diperjalanan tak ada satupun kata-kata yang keluar diantara mereka, lagu yang ada di radio pun menjadi pengisi suara di dalam mobil

"Sya," panggil Jufindo

Tissya menoleh pada Jufindo yang lagi fokus menyetir, "Ada apa bang?"

"Jika kamu ada masalah di sekolah telfon abang ya"

"Kalau itu pasti dong bang"

"Mungkin abang pulang ke rumah sekali seminggu jadi kalau mau makan minta buatin pada bibi atau kamu masak sendiri. Jangan membeli makanan sembarangan!?" Ucap Jufindo

Ha(t)sTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang