Ini Fanfic titipan lagi sayang, masih punya yg kmren (saya gak bisa tag wankawan gatau kenapa T_T) Btw, dia ada bikin ff JooKyun oneshoot Rate M juga :" tar aku post besok insyaallah, sebelum puasa ya xD
Abaikan typo karena Baby males nyunting :")
~ Skyishaneul present ~
HAPPY READING^^
.
Sesak...
Terbakar...
Didasar...
Kabur...
Matthew Lee baru saja kehilangan teman sepermainannya. Dikabarkan meninggal karena sudah 1 bulan tidak ditemukan keberadaannya, mengapa pihak berwajib berani menyimpulkan hal tersebut? Karena jika anak ini diculik, penculik pasti meminta tebusan dan tak ada kemungkinan anak ini dibunuh karena dari seluruh pelosok kota kecil itu tak ditemukannya anak laki-laki kecil yang periang itu.
"Pergilah dengan tenang." ujar Matthew yang seumur dengan anak laki-laki tersebut di danau dekat tempat bermainnya sembari menghanyutkan buket bunga mawar.
"Matthew~" panggil ibunya, Matthew menoleh dari merenungnya.
"Ya, bu?" Sahutnya, ibunya mendekatinya dan memeluknya.
"Ibu tahu bagaimana rasanya kehilangan orang yang kau sayang." ucap ibunya dengan nada yang menenangkan anak semata wayangnya.
"Aku sudah merelakannya bu, Daniel akan baik-baik saja. Aku percaya itu" jawab Matthew dengan senyumnya yang memucat.
***
Ibu Matthew sangat khawatir akan kesehatan Matthew yang kian menurun semenjak dikabarkan teman sepermainannya meninggal dunia. Matthew yang awalnya selalu riang sekarang menjadi perenung yang sangat diam.
"Tapi kau membuat ibu khawatir, kau selalu merenung." ucap ibunya lembut dengan merapikan surai Matthew yang berwarna pirang tersebut.
"Aku bingung dengan tiap mimpiku." jawab Matthew, ibunya tersenyum lega.
"Putraku, mimpi hanyalah bunga tidur. Kau tidak perlu khawatir." tenangkan ibunya, Matthew tersenyum.
"Ah ibu benar juga." jawabnya dengan senyum yang sudah lama tak ditampakkannya.
"Kalau ibu boleh tahu apa yang kau mimpikan?" Tanya ibunya, Matthew berusaha mengingat dengan keras.
"Aku tidak mengingat keseluruhannya tapi 4 hari ini, saat mimpi itu datang, apa yang terjadi disana aku merasakannya sampai sadar." jelasnya, ibunya memeluknya.
"Itulah yang dinamakan mimpi buruk nak." jawab ibunya yang kemudian beranjak dari sampingnya, ekor mata Matthew mengikuti kemana ibunya beranjak.
"Ini." ucap ibunya dengan memberikan paket yang belum dibuka.
"Dari siapa, bu?" Tanya Matthew, ibunya tersenyum dengan mengendikkan bahu.
"Tidak ada nama pengirim, katanya ini untukmu nak." jawab ibunya, Matthew mengangguk mantap.
"Aku ingin ke atas dulu"
***
Dikamar, Matthew membuka bungkus paket tersebut searah bagaimana orang yang membungkusnya itu. Cara membungkusnya sangat familiar. Saat dibuka isinya adalah buku diary kecil dan liontin berbentuk kunci dengan note
'Bukalah saat menemukan pasangannya'
"Dari siapa ya? Misterius ya hehe." ujarnya sendirian dengan membalikkan halaman diary itu dari halaman per halaman.
'Beraninya ia mengatakannya...
Bahkan..
Aku tidak pernah berani mengatakannya..
Oh... Hatiku perih'"Oh? Kasihan sekali gadis ini...." Ucapnya simpati sesaat membaca diary tersebut.
'Kenapa ia pergi?
Apakah ia melihatku?
Ia jadi menolak gadis itu?
Atau... Mereka pergi ketempat lain karena aku?
Tuhan, apa guna mataku untuk melihat orang yang kucintai...
Hatiku sesak'"Gadis ini sungguh patah hati." komentar Matthew selanjutnya.
'Hari ini hujan,
Hutan tidak terlalu basah karena daunnya menahan air yang jatuh...
Aku menangis...
Tapi tidak seperti hutan yang dapat menahan air yang jatuh, karena tak ada yang menahannya.
Tak ada...
Dan tak akan pernah tahu'"Hatiku sesak membacanya hmm?" Herannya dengan membuka halaman baru.
'Inilah akhirnya.
Ia tersenyum, karena apa?
Aku tidak tahu, tapi kuharap itu karena aku.
Ia menatapku lama.
Apa ada yang salah diwajahku?'"Jika ia menatapmu lama tandanya ia suka padamu, apalagi sampai tersenyum. Aku jadi ingat Daniel...."
Komentarnya dengan senyum sembari menggerakkan jari guna membuka lembaran baru, seketika matanya terbalak.
'Hatiku terasa sesak.
Nafasku ikut sesak.
Paru-paruku terbakar.
Aku pergi kedasar hitam.
Pandanganku kabur.
Aku mencintaimu.
Matthew'"NAMAKU?" Kagetnya.
Matthew membuka halaman awal hanya ada gambaran manis buatan tangan sang pemilik, ia buka lembaran tiap lembaran dengan cepat dan mata yang cermat mencari nama sang pemilik buku diary tersebut.
Halaman terakhir ia baca seperti terkena air, air mata pikirnya, tapi hampir di semua permukaan kertas itu setengah basah. Dengan takut ia membuka halaman terakhirnya.
Daniel Im
Matthew tak pernah menyangka bahwa sahabat kecilnya tersebut begitu mencintainya, memang benar jika Daniel anak yang periang tapi ia bukanlah tipe anak yang dengan mudah mengatakan kegundahan hatinya pada orang lain walaupun Matthew sendiri adalah sahabat yang ia cintai.
Matthew berlari menerobos salju pertama turun dengan pakaian tipis disuhu yang sudah dibawah minus seperti sekarang, ia berlari dengan menghiraukan panggilan khawatir ibunya. Ia berlari tanpa henti dengan liontin yang dikalungkannya, berlari dengan arah yang selalu ia lalui bersama Daniel dengan air mata yang terurai.
"Aku akan menemukanmu." ucapnya dengan terengah.
Sesampai ditempat bermainnya, disana sudah sangat kotor.
Rumah pohon yang berlumut tanpa kehadiran Daniel membuat hatinya sakit, ia mencarinya ke pondok sekitar sana dimana Daniel bersembunyi, matanya terarah pada danau dan teringat dengan kalimat terakhir pada diary Daniel.
"Aku juga mencintaimu Daniel, aku menemukanmu." ujar Matthew dengan menenggelamkan dirinya ke dasar danau hijau nan tenang.
Pandangan matanya kabur seiring semakin tenggelam tubuhnya, sinar terang masih terlihat sampai dasar danau dan sesaat kemudian ia melihat tubuh pucat pasi dan rambut hitam legam seorang laki-laki kecil, seorang yang ia cintai.
Paru-parunya terasa terbakar, ia membutuhkan oksigen tapi oksigen tidak menarik baginya, liontin berbentuk hati yang mengambang dileher Daniel lebih menariknya dibandingkan oksigen, disisi belakang liontin tersebut ditemukan ukiran persis liontin miliknya. Lalu ia tempelkan liontinnya dan liontin Daniel dengan perlahan, terbukalah liontin itu. Terdapat foto kebersamaan mereka berdua.
Dirinya sudah benar-benar jauh dari daratan...
Ia tenggelam bersama tubuh tak bernyawa Daniel....
Semakin dalam..... semakin gelap.....
Pandangannya kabur.
FIN
Yang mau protes atau melancarkan santet no jutsu(?) bisa langsung hubungi kontak yg ada di bagian Te Amo :") Maaf Baby lagi gabisa up, baru aja selesai masalah rl heuheuheue~
Jumat [19:35]
Kalsel, 19 Mei 2017
Love,
B A B Y W O N
KAMU SEDANG MEMBACA
KUMPULAN FF JOOKYUN ONESHOOT
FanfictionHanya berisi kumpulan FF Oneshoot JooKyun dari berbagai macam genre dan rating. Rata-rata sih T kan JooKyun unyu-unyu gitu, tapi jangan kaget kalo dapet rate M juga. Wkwkw.. Mari lestarikan dunia JooKyun. WARNING: BoyXBoy! YAOI! NC! OOC! TYPO! FUJOD...