Stay

4.6K 591 22
                                    

[A short fic, inspired from Zedd ㅡ Stay, terlepas dari arti lagunya yang rada2 angst/? disini full of fluff, semi-implicit scene]


Play the multimedia

Enjoy!

.

.

.

.

Dia menunggu.

Berkali-kali mengecek jam tangan yang melingkar di pergelangan kirinya.

Dia tertawa, kecut. Sudah hampir satu jam ia menunggu. Haruskah dia menunggu lebih lama lagi?

“Hyung!”

Dia menoleh, menemukan keberadaan seseorang tengah berlari menyongsongnya. Tanpa sadar sebuah senyuman terbentuk, “Jimin.”

“Maaf aku lama.”

Dia menggeleng, “Tak apa, yang penting kau sudah disini sekarang.”

Ya. Asalkan Jimin berada tetap disampingnya, semuanya akan baik-baik saja.


--


Kali ini berbeda.

Dia yang ditunggu.

Kaki-kaki kecilnya melangkah tergesa, membuka pintu besar itu dengan susah payah. Pintu yang besar dan berat sekali, hingga seseorang membantunya dari dalam.

“Yoongi hyung.”

“Hai, Jimin. Maaf aku terlambat,” ucap Yoongi dengan nafas sedikit terengah.

Jimin tersenyum, meraih jemari pucat itu dalam genggamannya, “Tak apa, hyung. Yang penting kau sudah disini sekarang.”

Semuanya akan baik-baik saja, tentu.


--

All you have to do is stay, a minute. Just take your time.

--

“Aku lelah sekali, Jim.”

Lengan pucat itu mengeratkan rengkuhannya di pinggang kekasihnya, menyamankan posisi kepalanya yang bersandar di dada pemuda Busan.

Jimin terkekeh, “Sangat lelah?”

“Eum,” Yoongi mengangguk, sekali lagi menyamankan posisinya. Berada dalam pelukan Jimin setelah sebuah hari yang panjang adalah surga, bagaimana lengan milik kekasihnya itu melingkari bahunya seperti sekarang. Hangat, dan Yoongi sangat menyukainya.

“Tidurlah, kau sudah bekerja keras hari ini.”

Sebuah kecupan Yoongi rasakan menyapu puncak kepalanya, disusul usapan lembut yang membuainya untuk segera pergi ke alam mimpi.

“Aku mencintaimu, Jimin,” gumam Yoongi, berada di ambang kesadarannya.

Senyum kecil terbentuk di bibir Jimin, hyungnya yang satu ini sungguh menggemaskan. Diluar sikap galak yang selalu ditunjukkannya, bagi Jimin, Yoongi hanyalah sosok anak kecil yang suka merajuk ketika mainannya direbut. Manja dan lucu.

“Aku juga mencintaimu, hyung.”


--


Jimin memerhatikan bagaimana jemari Yoongi bergerak lihai, menekan tombol-tombol yang tidak terlalu ia mengerti. Sebuah headset besar terpasang di telinganya, membuat kepala mungil itu nyaris tenggelam di dalamnya. Diam-diam Jimin terkekeh geli, mengeluarkan iPhone 7 miliknya dan membuka aplikasi kamera.

Sugar Rush; Oneshots [MinYoon]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang