EPOCH

2.3K 361 20
                                    

[Happy Birthday to our precious Park Jimin!]

.

.

Jimin tak pernah suka hari ulang tahunnya.

Tapi semenjak sosok pucat itu muncul di kehidupannya, segalanya berubah. Ternyata ia hanya butuh pengertian.

.

.

A MinYoon fanfiction

Segala karakter dalam cerita bukan milik gue, tapi plot adalah murni milik gueㅡdaddynya Yoongi/g

Enjoy!

.

.

.

.

Dia Park Jimin, sosok tampan yang selalu menempati posisi pertama di kampusnya dalam segi prestasi. Tak ada yang tak mengenalnya, seisi kampus membicarakannya. Dia terlalu sempurna.

Namun sedikitㅡnyaris tak adaㅡyang tahu, Park Jimin memendam begitu banyak luka. Tertutup topeng dingin sekaligus ramah di saat yang bersamaan, bukankah manusia memang tak ada yang sempurna?

Tigabelas Oktober. Hari ulang tahunnya, hari yang sangat dibenci Jimin.

Kehilangan ibumu saat melahirkanmu, membuat seluruh keluarga besar menatapmu aneh ketika kau merayakan hari jadimu. Hari yang seharusnya menjadi hari bahagiamu, Jimin merasakannya.

Ia hidup tanpa kasih sayang seorang ibu sejak lahir. Sang ibu harus merelakan nyawanya diambil ketika berjuang melahirkan seorang Park Jimin ke dunia.

Setiap kali ia merayakan hari ulangtahunnya, atmosfir terasa berbeda. Kebahagiaan itu mengambang, meragu harus dikeluarkan atau tidak. Hingga seluruh keluarga besarnya bingung harus berbuat apa, berujung menatap Jimin aneh. Tidakkah ia bersedih ibunya meninggal ketika melahirkannya? Haruskah perayaan ini ada?

Di usia keduabelas Jimin mengerti. Sejak saat itu Jimin tak pernah mau merayakan hari jadinya, walaupun sudah menjadi tradisi bagi keluarga besarnya untuk saling merayakan ulang tahun satu sama lain. Jimin tak peduli. Ia akan pergi sejauh mungkin dari rumah, atau bahkan diam mengurung diri di kamarnya ketika hari itu datang.

Jimin tak memilih untuk dilahirkan, lebih baik ia tak usah lahir jika keberadaannya harus mengorbankan satu nyawa lainnya. Nyawa ibunya.

Jika saja Jimin boleh memilih.

ㅡㅡㅡ

"Min Yoongi!"

Sesosok pemuda berkulit pucat menoleh. Menyipitkan matanya, berusaha menangkap bayangan manusia yang tengah berjalan ke arahnya.

"Kacamatamu tertinggal di meja."

Pemuda yang dipanggil Min Yoongi itu, menjentikkan jarinya pelan. Pantas saja ia tak dapat melihat dengan baik.

"Ah, terimakasih," ucapnya lalu memasang kacamata berframe hitam itu di netranya.

"Sesungguhnya kau terlihat lebih manis tanpa kacamata."

"Apa?"

"Tidak, lupakan saja."

Yoongi mendongak setelah membenarkan letak kacamatanya, mendapati pemuda bersurai pirang tengah menatapnya intens.

Sugar Rush; Oneshots [MinYoon]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang