Sebuah Perjuangan

1K 24 0
                                    

Akhirnya, setelah lumayan lama mengayuh sepeda, aku sampai di rumah Niana.

Tetapi, ada sesuatu yang berbeda, rumah Niana terlihat sangat sepi. Aku mencari orang yang ada di sekitar rumah Niana. Tidak lama, aku bertemu dengan tetangga Niana.

" assalamu'alaikum bu, permisi. Saya mau tanya, Niana dan keluarganya lagi tidak di rumah ya Bu ?" Tanya ku

.
"waalaikumsalam nak, Niana sudah lama di rawat di Rumah sakit nak, kira-kira sekitar 2 mingguan ini." Ujar tetangga Niana.

" astaghfirullah, Niana di rawat di Rumah sakit bu ? Niana sakit apa bu ?" saut ku.

" kalau sakitnya, ibu kurang tau nak, soalnya tidak ada kabar apa-apa tentang Niana dan keluarganya."

" lalu sekarang Niana di rawat di Rumah sakit mana bu ?" tanya ku.

" kalau tidak salah di Rumah sakit CITRA MEDIKA." jawab ibu itu.

"Baiklah bu, terima kasih atas informasinya ya bu, saya pamit pulang dulu. Assalamualaikum bu."

"waalaikumsalam nak." Jawab ibu itu.

Aku bergegas pulang dan mengayuh sepeda sangat kencang, air mataku tidak dapat terbendung lagi. Sesampai di rumah, aku langsung bersiap-siap untuk bergegas ke Rumah sakit CITRA MEDIKA.


*****

Sesampai di Rumah sakit, aku berlari dan bertanya dimana ruangan Niana di rawat.

"Permisi pak, disini ada pasien atas nama Niana Bumbungan ?" tanya ku.

" Sebentar, saya cek dulu ya dek, hmm.. Niana Bumbungan, oh iya dek, ada." jawab petugas itu.

" di ruangan mana ya pak ?" tanya ku.

" di ruangan flamboyan, nomor 156." Jawab petugas itu.

"Terima kasih ya pak." Seru ku.

Aku langsung mencari ruangan dimana Niana di rawat. Aku melihat ibu Niana sedang makan siang di depan Ruang rawat. Yang ternyata itu adalah ruangan Niana di rawat.

"assalamu'alaikum bu." Ujarku sambil mencium tangan ibu Niana.

"waalaikumsalam nak Leta." Jawab ibu Niana.

" ibu, Niana sakit apa ? bagaimana keadannya?" tanyaku dengan penuh ke khawatiran.

" keadaan Niana saat ini parah nak, Niana mengidap penyakit Leukimia ." Jawab ibu Niana sambil meneteskan air mata.

Aku tidak bisa berkata apapun, hanya air mata yang tak henti-hentinya bercucuran membasahi pipiku.

Aku tidak menyangka, sahabat yang selama ini selalu ceria, selalu bahagia, selalu memberiku senyuman manis.

Kini terbaring lemah tak berdaya. Hanya do'a yang dapat ku berikan pada Niana sahabatku.

SAHABAT DI UJUNG SENJATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang