PART 3

47 5 26
                                    

di mulmed visualnya Aldan.

---

Kadang cinta memang datang tiba-tiba.
Tanpa permisi.
Tanpa aba-aba.
Begitu ku kehilangannya, aku baru sadar betapa besarnya arti dirimu dihidupku❤

---

Langkah kaki Zefa menapaki koridor kelas XII untuk sampai ke kelasnya. Hal itu karena letak UKS yang satu gedung dengan kelas XII MIA. Pelajaran telah dimulai sejak 10 menit yang lalu. Koridorpun tampak sepi dan hanya satu dua guru yang berlalu-lalang. Ia berjalan sambil menyenandungkan lagu apa saja yang terlintas dikepalanya. Sesekali kepalanya diangguk-anggukkan tanda ia menikmati lagunya. Baru dua kali beremu Ari pagi ini saja sudah membuat moodnya menjadi senang bukan kepalang. Apalagi kalu setiap hari seperti ini? Ari sepertinya memang sudah menjadi moodbooster Zefa sejak tadi pagi. Memorinya memutar kembali kejadian tadi pagi saat bertabrakan dengan Ari dan membayangkan kejadian itu terulang lagi sekarang. Atau ia berpura-pura jatuh saja saat berpapasan dengannya lagi? Mungkin menyapanya duluan bukanlah ide yang buruk? Apa mungkin ini takdir Tuhan? Imajinasi liarnya itu terhenti saat langkahnya sampai di depan pintu kelasnya.

Rupanya pelajaran matematika sudah dimulai oleh Bu Ersa. Sedikit penjelasan, Bu Erna ini sifatnya sangat cuek kepada murid. Prinsipnya kalau beliau sudah menerangkan maka semua murid dianggap sudah mengerti. Jadi murid dikelas bebas untuk ngapain aja asal kelas tetap tenang dan nilai ulangan memuaskan beliau.

'Tok tok' zefa mengetuk pintu.

"Silahkan masuk" seru Bu Ersa.

"Maaf bu saya dari UKS, tadi pingsan saat upacara" izin Zefa.

"yasudah duduk di tempatmu" selesai bicara dengan Zefa, Bu Ersa melanjutkan materi yang sempat tertunda.

Zefa duduk disamping teman sebangkunya setahun kedepan yakni Salsa.

"kalo gue jadi elo, gue gak bakal masuk kelas. Mending bolos ke kantin daripada dengerin omongannya bu Ersa. Masih pagi aja gue udah ngantuk." Kata Salsa sambil coret-coret buku di depannya.

"pagi ini mood gue lagi bagus. Jadi, gue mau nyatet materi matematika hari ini. Elo yang semangat dong kaya gue!!" seru Zefa sambil menyiapkan buku di atas meja.

"terserah elo deh. Hari ini kayanya lagi seneng banget"

"iya dong. Entar pas istirahat gue ceritain deh"

Salsa lalu tenggelam dalam imajinasinya yang dituangkan ke bukunya. Ia memang pandai menggambar walau guratan pensilnya masih kasar. Sedangkan Zefa sudah sibuk menyalin materi di papan tulis.

---

Setelah bel istirahat berbunyi, Zefa dan ketiga sahabatnya langsung melesat ke kantin sekolah. Mereka memesan makanan mereka masing-masing lalu berkumpul dalam satu meja.

"zef, tadi katanya ada yang mau lo ceritain ke kita-kita?" tanya Salsa.

"iya, apaan zef? Kalau gue tebak dari sikap lo tadi pagi sih lo pasti lagi suka sama cowok. Iya kan?" tebak Justin tepat sasaran.

"benar banget lo tin, pinter banget lo kalau masalah giniian." Jawab zefa sambil memutar bola matanya jengah

"gue mah berpengalaman banget kalau masalah cinta. Secara mantan gue kan paling banyak diantara kalian" ucap Justin menyombongkan dirinya.

"lo suka sama siapa, zef?" tanya Aldan penasaran.

"weiss, tumben banget mister cool kita kepo ama masalah kayak gini. Biasanya Cuma diem aja kalo kita bahas cinta-cintaan." Sahut Salsa.

" yaa kan kita sahabatan. Masa gak boleh gue nanya gitu? Emang aneh ya?" elak Aldan sambil menggaruk kepalanya yang mendadak gatal.

"lagian yang aneh itu elo, sal. Sahabat sendiri nanya kok malah di tumbenin. Oh iya! Gue mau cerita nih. Tadi pagi pas gue lewat koridor gue sempet tabrakan sama kak Ari anak XII IPS itu lho yang ganteng. Ternyata kalau dari dekat mukanya omaygad ganteng banget, udah gitu senyumnya manis lagi. Terus yaa pas gue pingsan entah takdir atau kebetulan, gue ketemu lagi di UKS. Dia baik banget mau pindah dari kasur UKS demi gue, dan baiknya lagi dia beliin gue sarapan. Kurang sweet apa lagi coba?" jelas Zefa menggebu-gebu.

"ciee yang lagi kasmaran sama kak Ari. Udah pepetin aja terus. Entar lama-lama juga bakal jadian." Sahut Salsa.

"iya tuh, bener banget. Kak Ari kayaknya lagi jomblo kok. Mantannya terakhir sih kak Jessika anak cheers. Sekarang kayaknya si kak Jessika sama anak SMA Kusuma deh." Jelas Justin yang selalu up to date masalah begituan.

"kalau gitu, nanti sepulang sekolah elo samperin aja, sambil kode-kode." Saran salsa.

"masa iya cewek yang nyamperin duluan? Enggak ah. Gengsi" jawab Zefa.

"udah 2017 masih mikirin gengsi? Makan tuh gengsi" sahut salsa geregetan.

"terus gue harus gimana dong? Pusing nih." Tanya Zefa frustasi.

"kalo nggak mau nyamperin ya tinggal nunggu disamperin lah. Trus kalau udah ketemu orangnya tinggal minta kontaknya. Id line kek, pin bb kek, nomer hape kek, serah lo." Jawab Justin.

"gitu yaa? Yaudah deh gue bakal ikutin saran lo. Daripada pusing mau kek gimana." Putus Zefa.

"gue ke toilet dulu ya. Kalian langsung balik kelas aja." Pamit Aldan. Tanpa menunggu jawaban ia langsung bertolak dari kantin ke rooftop sekolah, bukan ke toilet seperti yang ia katakan.

"iyu anak kenapa dahh? Tadi mendadak kepo ama curhatnnya Zefa, setelah di ceritain malah kabur gak jelas." Kata Salsa.

"udah biarin aja." Jawab Justin sambil menghabiskan es teh manis nya.

---

Sesampainya di rooftop sekolah, Aldan duduk di tepi bangunan sambil menyandarkan punggungnya kesalah satu pilar yang masih setengah jadi. Ia memang sering kesini kalau lagi ingin menyendiri. Selain karena sepi dan jarang ada orang yang mengetahui rooftop ini, disini suasananya juga nyaman. Semilir angin yang membuainya begitu menghanyutkan sampai tak sadar ia terlelap begitu saja. Ia memang sering kesini saat ia butuh ketenangan atau sekedar untuk menghabiskan jam istirahatnya. Untuk saat ini sepertinya ia juga diliputi keresahan yang melanda hatinya. Entah kenapa, tiba-tiba ia ingin menyendiri. Bahkan dari sahabatnya.

Setelah beberapa menit tertidur ditemani kicauan burung gereja yang hinggap di dahan pohon, bel masuk pun berbunyi. Ia pun bergegas kembali ke kelasnya untuk mengikuti pelajaran sejarah yang membosankan. Sebenarnya ia tak suka pelajaran sejarah, namun demi nilainya agar tak bermasalah kelak, ia relakan saja dua jam berlalu dengan kebosanan.

Tanpa Aldan sadari, ada seorang gadis yang memperhatikan gerak-geriknya mulai dari tidur di rooftop sampai ia berjalan keluar. Entah apa yang ada dipikiran gadis itu.

---

read, vote, and coment please :)

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 23, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Sakitnya Rasa IniTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang