4

67.3K 1K 58
                                    


WARNING!!

NO CHILDREN AREA!!

Semakin banyak komentar semakin cepat saya apdet^^




Flashback

Shin Yojin’s POV

11.38 PM – Yojin’s Room


Malam ini begitu dingin. Biasanya rumahku, yang berbahan kayu, tidak mungkin sedingin ini. Bahkan terbilang panas, sampai telanjang pun tidak akan menghilangkan panas itu. Aku tidak terbiasa dengan hawa dingin.

“Jo, apa kau kedinginan?” tanyaku pada Jo yang sibuk dengan iPad nya. Ia menatapku lalu menggeleng pelan.

“Kau kedinginan?” tanya Jo.

“Ne. Lebih baik aku akan membuat teh panas.” Aku segera beranjak dan meletakkan buku yang sedari tadi kubaca. Aku menuju ke dapur dan menarik laci-laci. Dimana teh nya, ya?

Aku mendengar suara langkah kaki yang pelan dan hati-hati. Saat aku aku ingin berbalik, sebuah tubuh kekar menahanku untuk berbalik. Tangannya yang besar menyentuh lengan atasku. Aku bergidik kaget.

“Kau kedinginan, Jin? Mau ku hangatkan?” aku tidak mengerti kenapa jantungku berdebar dengan kencang. Suara Jo terdengar seperti menawarkan sebuah ‘permainan’ dan aku suka segala jenis permainan ‘apapun’. Aku berbalik dengan lincah dan menatap wajahnya yang menggoda.

“Hangatkan aku. Sebisa yang kau lakukan.”

Jo langsung menciumku dengan lembut. Seperti menilik reaksiku. Dan aku suka pria sopan. Setelah tidak mendapatkan penolakan dari sikapku, dia pun memberanikan diri menciumku lebih agresif dan aku pun membalas ciumannya dengan tak kalah liar.

Tiba-tiba aku merasa tidak menapak kaki lagi. Aku telah dibopong oleh Jo dan aku dibawa ke kamar, tanpa melepas ciuman kami. Setelah ia meletakkanku di atas kasur, ia pun menindihku dan menciumku lebih ganas lagi. Aku tidak tahan dan segera membalas ciumannya lalu menjambak rambut Jo puas. Jo menekan kepalaku, memperdalam ciuman kami. Dan lidahnya yang nakal mulai bergerak-gerak liar di sela-sela bibirku, meminta jalan masuk. Aku pun membiarkan lidahnya masuk dan kamipun bertukar saliva. Lidah kami saling bermain-main di sela-sela ciuman kami.

Aku tidak tahan lagi. Aku pun melepaskan ciuman kami agar bisa menghirup oksigen. Tidak percaya, aku sampai terengah-engah karna ciuman barusan! Jo, yang sepertinya tidak berniat untuk menghentikan permainannya sampai di situ, menciumi leherku dan meninggalkan kissmark. Lalu bibirnya mulai lebih ke bawah dan ia menciumi belahan dadaku.

Lidahnya bergerak liar berusaha mendapatkan puting tanpa harus membuka bra ku. Dengan terpaksa, ia pun harus melepaskan bajuku dengan perlahan ia menanggalkan bajuku dan melemparnya entah kemana. Aku juga tidak memikirkannya. Aku lebih ingin merasakan sensasi menggelinjang yang sangat menyenangkan.

Jo menciumi payudaraku dan terkekeh puas melihat ukuran payudaraku yang tidak bisa dibilang biasa. Ia pun menciumi puting payudaraku dan menjilatinya dengan manja. Ia pun tiba-tiba melepaskan tubuhku dan ia pun memandangi pemandangan indah di depannya.

“Bagaimana bisa kau memiliki payudara sebesar ini, Jin~a?” Jo tersenyum bangga.

“Mereka juga boleh menjadi milikmu kalau kau mau!” aku tersenyum menggodanya dan ia pun terlihat seperti terlena lalu melepaskan seluruh pakaiannya, kecuali celana dalamnya. Dan aku melihat ‘sesuatu’ yang menonjol. Ia mengikuti arah pandangku dan tersenyum geli.

“Ini untuk makan malammu!” ia menjelaskan dengan sopan. Aku merasakan pipiku panas dan merasa sangat bahagia. Ia pun langsung melepaskan celana pendek yang kukenakan dan melihat celana dalam yang sangat sexy yang sedang kukenakan. Ia tersenyum jahil.

“Dan ini makan malamku!” ia pun kembali menindihku dan sibuk bermain dengan payudaraku. Ia meremasnya perlahan dan lama kelamaan menjadi ganas karna ia suka mendengarku mendesah dengan sensual.

Ia manawarkanku untuk melepaskan celana dalamnya. Aku pun menerima tawaran itu dengan senang hati. Aku melepaskan celananya perlahan dan melihat sosok di baliknya tadi. Aku tidak percaya. Belum pernah aku melihat penis besar, panjang dan sangat menantang ini.

Aku sudah sering melihat video porno, tetapi rata-rata penis mereka standard. Tapi tidak dengan apa yang ku lihat di hadapanku ini. Bombastis.

Aku pun mencicipi makan malamku dengan lidah. Rasanya tidak terlalu buruk. Entah karna memang tidak ada rasanya atau sudah dipenuhi nafsu birahi. Aku pun mengulum penis itu dan memaju-mundurkan kepalaku. Aku juga menggosok-gosok penis itu. Dan ternyata kalau penis sedang ereksi, bisa membesar dan aku pun hanya bisa menjilatinya karna menganga lebar-lebar membuat otot-otot mulutku kaku.

Jo pun memasukkan penisnya di antara payudaraku dan aku pun menekan payudaraku agar mengampit sang junior yang ingin beraksi. Ia bergerak maju mundur dan tiba-tiba mengeluarkan sperma. Rasanya lengket tapi menyenangkan. Kalau bercinta tidak menelan sperma memang belum afdol.

“Jangan nikmati sendiri. Bagilah denganku!” Jo pun kembali menciumku dan ciuman kami 10x lebih ganas dari yang sebelumnya. Jo mengacak-acak rambutku dan juga bergerak sengaja agar menyentuh payudaraku dan tentu saja penisnya yang sedang tegang mengganggu proses berciuman kami karna ia selalu menyundul Miss V. Mengajaknya bermain.

“Ju..nior!” aku mendesah sambil memanggil penis Jo. Aku masih malu mengatakan penis di depan Jo. Lagipula aku mengucapkan Junior dengan JOnior, maksudnya untuk memanggil Jo ‘kecil’ yang sebenarnya tidaklah kecil.

“Aaaah! Kau menemukan Miss V, ya? Ingin masuk?” tanya Jo pada penisnya. Jo pun menatapku dan meminta izin. “Boleh tidak?”

“Tentu saja!” aku membiarkan Jo melepas celana dalam ku. Penisnya langsung menegang dengan hebat. Benar-benar lurus 180o! Kalau ini tidak dalam proses bercinta, aku pasti akan mengambil busur dan mengukurnya!

“Ready…Set…” Aku dan Jo pun berhitung mundur perlahan.

KRIIIIINGGG!!!!!! Aku sadar! Itu wekerku! Ternyata sudah pukul 6.15 AM dan aku belum bersiap-siap untuk sekolah!

“Tinggal satu hitungan lagi…” Jo manyun dan bersikap manja.

“Jangan manja, Jo!” aku terkikik dan menciumnya pelan. Ternyata Jo menginginkan lebih lalu menciumku dengan liar, bergerak ke segala arah. Mencari celah di bibirku.

“Aish! Aku harus sekolah, Jo! Aku mau mandi!” aku mangambil seragam dan berjalan menuju kamar mandi.

“Mandi bersama?” tawar Jo.

“Jangan coba-coba membuatku telat di hari pertama sekolah, Jo!” aku pun menutup pintu kamar mandi dan menguncinya dari dalam.

Flashback end

Sex Society-Jeon Jungkook[NC +21]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang