5

62.4K 1.2K 206
                                    

Kim Hyunra’s POV


Aku, Hyunhae dan Ji Ae terbengong-bengong mendengarkan penjelasan terperinci dan panjang lebar Yojin.

“Jadi…belum?” tanya Ji Ae tergagap.

“Yah, kemarin belum! Tapi aku akan melakukannya nanti. Harus!” tekad Yojin sambil tersenyum-senyum.

“Jadi apa yang kau lakukan tadi yang menyebabkan kau terlambat, Hyunra ssi?” tanya Yojin ingin tahu.

“Ehm…bangun kesiangan. Mimpi buruk.” Aku menggaruk-garuk kepalaku yang tidak gatal karna salah tingkah. Hyunhae tertawa ngakak mendengar alasanku.

“Bagaimana bisa, Hyunra~ya? Kau seharusnya senang mendapatkan Guardian Jeon…Jijae!” Ji Ae cepat-cepat membetulkan kata-katanya saat mendapat pelototan dariku.

“Jijae? Nama yang menggelikan! Bagaimana rupa namja itu?” tanya Yojin dengan geli.

“Yah, biasa saja. Tidak buruk. Tapi kelakuannya itu menyebalkan! Tidak ada ramah-ramahnya sama sekali, kau tahu!” aku pun jadi mengingat saat dia memanggilku babo tadi.

“Tidak akur, ya? Biasanya pasangan yang tidak akur dan gengsinya tinggi, akan mendapatkan kepuasan masing-masing saat berhubungan sex. Dan biasanya namja seperti itu jago memuaskan pasangannya, lho!” Yojin menggodaku dan ia pun segera beranjak dari bangkunya tadi.

“Oke! Aku akan kembali ke kamar! Salam untuk Guardian kalian semua, ya? Annyeong!” Yojin berjalan keluar kelas dan meninggalkan kami bertiga di sini.

“Benar-benar tidak akur?” tanya Hyunhae ingin tahu.

Aku mengangguk pasrah. “Yah, bagaimana mungkin aku bisa akur dengan namja menyebalkan seperti itu!!” aku menggerutu kesal membayangkan namja sialan itu.

“Tapi dia tampan, kan? Akui sajalaah!” Ji Ae menggodaku.

“Tampan tidak mencerminkan kepribadian.” Aku menjawab dengan dingin.

“Kyaaaa, kau menganggapnya tampan!!” Ji Ae puas telah menggodaku. Aku pun mengumpat jengkel.

“Tenang, dia tidak semenyebalkan seperti bayanganmu, Hyunra~ya! Jeon Jungkook adalah pria baik-baik yang lahir di keluarga baik-baik!” jelas Hyunhae mencoba meyakinkan.

“Kalau dia pria baik kenapa menjadi Guardian?” aku mendengus kesal.

“Menjadi Guardian itu sebenarnya cukup berat. Ia dipaksa dengan perjanjian kontrak. Dan ada saja yang membuat mereka terlilit perjanjian kontrak tersebut, sadar maupun tidak. Jadi bukan kemauan Kyuhyun jika ia menjadi Guardian. Juga bukan salah keluarganya telah membesarkan calon Guardian.” Jelas Hyunhae.

Yah, Hyunhae memang benar. Jungkook agak menyedihkan, kurasa. Dia sepertinya pintar dan sayang kalau ia harus menjadi Guardian. Aku mengangkat bahu. Tapi…siapa yang tahu?

-oo-

“Kenapa kau bersikap kasar sekali denganku?” tanya Jungkook bersungut-sungut. Memang saat pulang sekolah diberikan waktu bebas. Seperti pulang sekolah biasa. Biasanya akan berkumpul saat jam makan siang dan lain sebagainya. Aku tidak peduli juga. Begitu menemukan kamarku, aku langsung masuk dan tidak mengucapkan sepatah kata pun pada namja di depanku. Aku memikirkan cara untuk mandi tanpa diganggu olehnya dan sekarang aku sedang berpura-pura mengobrak-abrik tas bawaanku mencari sesuatu, padahal sebenarnya aku benar-benar gugup.

“Kasar bagaimana?” aku menjawab sekenanya.

“Nah! Kau berbicara dengan ketus seperti itu! Harusnya kau bersyukur mendapatkan Guardian tampan seperti diriku!” ia mengatakan dengan gayanya yang sok sekali. Aku meringis ngilu mendengar ucapannya, bagaikan mendengar kapur berderit di papan tulis.

“Hah. Bermimpi saja kau.” Aku bergumam pelan. Tidak bermaksud untuk menjawab pertanyaannya.

“Kau sedang mencari apa?” tanya Jungkook yang tiba-tiba sudah berada di sampingku. Aku tersentak kaget lalu memandangnya sengit.

“Berhentilah memperhatikanku! Aku benci padamu! Pada sekolah ini! dan pada orang yang telah memasukkanku ke dalam sekolah ini!” aku membentaknya dengan tegas dan langsung menyesalinya setelah kata-kata itu meluncur dengan lancar. Aku menyesal karna tidak bisa menjaga emosi dan kenapa juga harus mencurahkan isi hatiku pada pria tolol di sampingku ini?

“Kau tidak suka berada di sini.” Itu adalah sebuah pernyataan yang menohok hatiku. Memang itu benar. Tetapi aku diam saja. Tidak mengiyakan maupun membantahnya. Aku tidak ingin dia mengorek lebih jauh.

“Aku ingin mandi dan jangan menggangguku lagi.” aku bergegas ke arah kamar mandi dan tidak mau menengok Jungkook lagi. Sepertinya Jungkook bukan jenis pria yadong seperti si Jo Guardian Yojin itu.

Begitu aku keluar selesai mandi, aku menemukan Jungkook sedang membaca sebuah kertas yang terlihat berkelas.

“Ada apa?” mau tak mau aku menanyakan pada Jungkook. Aku penasaran dengan isi kertas tersebut. Jungkook menyerahkan kertas itu supaya aku bisa membacanya sendiri. Aku bergidik ngeri membacanya. Kurang lebih isinya:aku harus sudah tidak virgin lagi dan waktunya hanya 3 hari ini.

“Apa pendapatmu?” tanya Jungkook dengan hati-hati. Sepertinya ia memahamiku. Baguslah kalau begitu.

“Memangnya akan dites apakah aku virgin atau tidak?” aku balik bertanya pada Jungkook dengan ekspresi datar. Jungkook menatapku dengan pandangan heran.

“Sepertinya tidak. Tapi siapa tahu ajaran baru akan membuat peraturan baru.” Jungkook mengangkat bahu. Ya, dia benar. Tapi bagaimana bisa aku melakukan hubungan sex dengan perencanaan? Dimana sisi keromantisannya? Aku bahkan tidak ada perasaan apapun pada Jungkook.

“Bagaimana menurutmu?” tanyaku sambil berjalan ke arah kasur dan kemudian mengambil sebuah novel.

“Setahuku Geisha tidak dituntut kalau kau virgin atau tidak. Karna saat pembelajaran tentang pemain video, kau baru diajarkan sex. Yah, sebenarnya akan sangat susah jika kau masih virgin. Karna setahuku ujian praktek Geisha adalah benar-benar menjadi Geisha dan melayani seseorang tak dikenal. Sekolah ini menginginkan murid menyukai Guardian nya, jadi mereka tidak ingin keperawanan diambil oleh orang yang tidak kalian kenal bahkan sukai. Yah, kurang lebih begitu.” Jelas Jungkook.

“Aish. Teori lagi.” aku membalikkan halaman di novel itu dan menekuri isi buku walaupun pikiranku melayang kemana-mana.

“Kau mau bagaimana? Langsung praktek? Kalau kau mau kita bisa melakukannya sekarang!” goda Jungkook. Ia mendekatiku dengan sikap misterius dan pandangan yadong ampun-ampunan. Aku pun menampar wajahnya dengan cukup keras.

“Aku tidak akan mau menyerahkan keperawananku untukmu!” aku pun berjalan keluar kamar karna aku sudah melihat jam menunjukkan waktu makan siang.

Ternyata ideku untuk kabur dari Jungkook tidaklah terlalu berhasil. Ternyata semua murid di SHS menggandeng tangan Guardian mereka masing-masing dan akulah satu-satunya murid yang tidak membawa Guardian ku.

Dengan cuek aku langsung berjalan menyusuri kerumunan orang dan menuju ke tempat diberikan makan siang. Aku mengambil piring dan pelayan-pelayan memberikan makanan dengan lengkap tanpa berbicara. Makanannya tidak terlalu buruk. Bahkan terkesan mewah. Aku berjalan mencari meja yang kosong dan duduk seorang diri di meja itu.
Aku geli mendengar omongan-omongan murid dan Guardian mereka. Mereka membahas soal surat dari SHS ini dan berencana untuk melakukannya nanti malam. Bahkan aku mendengar meja sebelahku sedang membahas pose apa saja yang aka mereka gunakan lalu ditulis di blocknote! Aku tidak percaya.

Hari ini berjalan dengan sangat lamban. Akupun mencoba tidur saat jam menunjukkan pukul 9 PM. Jungkook ku perbolehkan tidur di sampingku dengan pembatas sebuah guling. Dan aku akan menghajarnya kalau dia berani menyerangku.






Komentarnya kurang rame:(

Sex Society-Jeon Jungkook[NC +21]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang