4

10.5K 1.2K 122
                                    

Menikmati sore hari di salah satu kota paling romantis di dunia bersama orang asing adalah satu hal yang tidak pernah diinginkan Stephanie. Mimpinya adalah menikmati sore di Oxford bersama Reynald. Selalu hanya Reynald.
Akan tetapi kenyataannya adalah dia sudah satu minggu mendiamkan kekasihnya itu dan kini dia berjalan di Stanley Road bersama pria asing bermata biru yang, walaupun luar biasa tampan, namun adalah tetap orang asing.

Si tampan ini bernama Jared. Berawal dari zucchini, pria ini memperkenalkan diri dan 'mengekorinya' sepanjang dia berbelanja. Daaaan, karena rumah mereka yang ternyata sama-sama di Stanley Road, Jared menawarinya untuk pulang bersama.

Oh, Reynald! I need you here by my side!

Stephanie meraih ponsel dari saku mantelnya dan menghela napas pelan saat tidak ada satupun pesan dari Reynald. Jared terus mengoceh tentang apapun itu dan Stephanie hanya ber-oh atau ehm. Tidak berminat untuk menanggapi lebih jauh. Hal terakhir yang dia butuhkan adalah pria yang banyak omong.

"Stephanie!"

Stephanie berbalik mendengar suara itu dan tersenyum lebar menatap Om Ted yang berdiri menggendong putrinya di depan sebuah restoran. Dia berlari menghampiri Om Ted dan berharap Jared tidak mengikutinya. Namun sayang seribu sayang, pria itu berlari kecil tepat di belakangnya.

"Hai, Om! Sama siapa?" Sengaja dia berbahasa Indonesia agar Jared tidak mengerti.

"Biasa selalu berdua." Om Ted memandang Harper yang ada di gendongannya dan tersenyum. "Pulang belanja?"

Stephanie mengangguk. "Masih beres-beres, Om."

"Dia__"

"Saya, Jared."

Jared mengulurkan tangan pada Om Ted dan berbicara bahasa Indonesia. Bahasa Indonesia!

"Teddy," balas Om Ted singkat kemudian menoleh lagi pada Stephanie. "Well, Steph, Om rasa Om harus pergi. Harper sepertinya mengantuk."

Stephanie memandang Harper yang hampir tertidur di gendongan Ted. Gadis kecil yang sangat cantik. Stephanie mengangguk dan melambai saat Om Ted pergi, lalu dia berbalik dan berkacak pinggang.

"Kau bisa berbahasa Indonesia?"

Jared mengangguk.

"Sejak kapan?"

"Sejak lama."

"Katakan padaku tepatnya di mana kau tinggal?"

Jared tersenyum lalu kemudian terbahak. "Kau adik Julian kan?"

Stephanie memutar bola matanya dan berbalik. Pria ini pastilah saudara angkat Julian. Anak pemilik rumah tempatnya tinggal sekarang.

"Julian bilang kalian sekeluarga pindah ke Birmingham."

Rumah yang Stephanie tempati bukanlah rumah induk. Ada dua bangunan di halaman keluarga Keating dan rumah yang lebih kecil itulah yang kini ditempatinya.

"Aku mendapat tawaran mengajar di kampusku."

"Jadi kau tinggal di rumah besar sekarang?"

Jared tertawa dan mengangguk. "Aku dan beberapa temanku mengadakan pesta malam ini."

"Karena itukah kau membeli zucchini?"

"Yeah, tantangan dari temanku yang seorang koki. Katanya aku tidak akan bisa membedakan timun dan zucchini."

"Pasti taruhan."

Jared kembali tertawa. "Enam botol Perrier Jouet. Hei, kau boleh ikut. Kau berjasa besar padaku."

Stephanie menggeleng. "Aku tidak minum." Dan aku tidak butuh lebih banyak lagi orang asing.

Chasing After You (Tersedia CETAK dan EBOOK)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang