(10) Testing

1.3K 104 0
                                    

POV: Serena(80%) & Leoni(20%)

Namaku Serena Volker, 25 tahun, putri sulung Raja Ludovic Volker. Statusku? Yah, sementara aku masih tetap sendiri. Err... Ini agak memalukan.

Hidup dikelilingi dua adik laki-laki yang bodoh memang agak merepotkan. Tapi kadang menyenangkan juga. Bisa menjahili mereka berdua. Leoni Volker, adik pertamaku. Dia agak aneh dan menyebalkan, tapi sangat penurut. Walau kadang-kadang ia memang cukup dingin, sih. Adikku yang kedua adalah Clovius Volker. Aku akui saja, dia adalah adik yang paling menyebalkan bagiku. Berbeda dengan Leo yang penurut Clovius sangat pembantah. Dibandingkan disebut pendiam, ia lebih cocok disebut irit bicara. Yah memang tak ada bedanya tapi irit bicara itu agak lebih dingin. Seperti itulah menurutku. Tapi persamaan mereka adalah, keduanya sama-sama memiliki sisi dingin yang bahkan terkadang, aku sebagai seorang kakak takut juga pada mereka.

Oke, cukup.
Jujur saja, ada hal aneh yang menggangguku. Apa itu?
Hm. Adikku yang kedua, Clovius Volker, menunjukkan tanda-tanda pubertasnya. Eh, bukankah ia sudah 20 tahun?
Ah, lupakan saja. Intinya ada yang aneh pada dirinya. Adik bodoh itu hidup selama 20 tahun tanpa pernah mencintai atau menyukai siapa pun. Yah sebenarnya ini normal, mengingat yang ada di pikirannya sedari kecil hanyalah tentang kerajaan ini.
Tapi, seorang gadis berhasil menaklukkan hati adik es itu. Siapakah dia? Kalian penasaran?

Hei Serena, tidak usah banyak drama.

Ya, ya baiklah Leo yang bodoh.
Gadis itu adalah Lorraine Jeaster, pelayan pribadinya. Jujur saja aku sedikit heran. Ah, ternyata tidak sedikit, tapi BENAR-BENAR HERAN! Hhh... Apa yang terjadi selama 4 tahun aku meninggalkan istana?!

Sudah kubilang, langsung ke intinya saja.

Hhh, Leo, kau dan Clovius tak ada bedanya.
Baiklah. Langsung saja.
Aku dan Leo sebenarnya agak risih dengan hubungan mereka itu. Yah sebenarnya sih kami tidak peduli tapi, bagaimana mungkin manusia tanpa Cinta itu bisa langsung jatuh hati pada gadis yang baru dikenalnya? Aku kasihan padanya, juga pada gadis itu. Yang ku takutkan adalah, Clovius tak serius dan hanya menyakiti hati wanita saja. Maka dari itu, aku dan Leo—

Ini bukan ideku, tapi idemu.

Ck, diamlah bodoh.
Aku dan Leo berniat untuk menguji hubungan mereka berdua. Kalau memang tidak serius? Untuk apa dibiarkan bertahan kan? Daripada saling menyakiti, lebih baik hubungan mereka diakhiri. Tapi, ini baru perencanaan. Kami akan mengujinya terlebih dahulu. Kalau memang langsung goyah karea gangguan kami, maka hubungan mereka tak pantas untuk dilanjutkan. Tapi, kalau tetap bertahan sampai akhir—ah, sepertinya mustahil. Benar-benar sebuah keajaiban jika memang Clovius benar-benar serius.

Oke, kurasa seperti itulah ideku. Leo, apa ada masukan?

Tidak.

Ya ya baiklah. Kau memang seperti itu.

.
.
.

Adeline's POV

Grrhh... Dimana pangeran bodoh itu?
Padahal sudah dari pagi aku mencarinya tapi tidak ketemu juga. Ia tidak ada di ruangannya dan juga di kamarnya. Kemana kau dasar pangeran bodohhhhh??!!

Huft... Menyebalkan. Dari kejauhan, aku bisa melihat tuan Aldaric yang sedang menaiki tangga. Wah, pas sekali!

"T-tuan!"

Aku pun mempercepat langkahku tatkala tuan Aldaric menoleh dan menatapku heran.

"Nona Lorraine? Ada apa? "

"P-pangeran... Dimana pangeran? " Tanyaku dengan terbata-bata.

"Ah, pangeran Clovius sedang berkunjung ke kota Dextania bersama putri Serena. "

Loving for 4oo YearsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang