duka

352 24 0
                                    

Rio berjalan keluar rumah sakit untuk segera pulang menemui papanya yang katanya masih berada di perusahaanya, yang katanya sangat sayang kepada dirinya tapi nyatanya saat ia sakitpun papanya tidak ada niat untuk menjenguknya, papanya lebih mementingkan pekerjaanya daripada anaknya sendiri.
Tapi saat akan keluar Rio melihat seorang gadis yang sedang menangis histeris didepan jenazah seorang yang tak ia kenal. Samar- samar ia mendengar suara gadis itu.

"nenek, Ify sama siapa kalo nenek pergi"tangis Ify yang tadi sudah reda kini kembali menangis.

"bangun nek"ucap Ify sambil mengguncangkan tubuh neneknya.

"mbak, neneknya saya pindahkan ke ruang jenasah dulu ya"ucap salah seorang suster.

"iya suster"ucapnya lirih.

"hikss,, hikss, Ify sayang sama nenek, kenapa nenek pergii"lirihnya.

"orang mati itu takdir, jadi loe harus ikhlas"ucap Rio tiba-tiba.

Ify yang merasa ada yang berbicara sesera membalikan tubuhnya, dan betapa kagetnya Ify setelah melihat siapa orang tsb. Seakan mengingat perlakuan pemuda itu tadi kepadanya amarah Ify muncul tiba-tiba, entah akibat masih kesal dengan Rio- pemuda tsb ataulah karena efek kehilangan sang nenek.

"tau apa loe tentang ikhlas hah"ucap ify dengan marah.

"Ya harusnya loe ikhlas sama kepergian nenek loe, jangan nyalahin takdir dengan terus-terusan nangis"ucap Rio.

"gue nyalahin takdir kenapa harus ketemu dan nyelametin eloo"marah Ify.

"harusnya gue biarin aja loe tenggelam dan gak selamat sekalian"lanjutnya.

"Kok loe jadi nyalahin gue sih"jawab Rio dengan nada kesal.

"Karena loe penyebab gue telat nemuin nenek gue"

"karena loe gue harus nunda buat nemuin nenek gue yang ada dirumah"

"harusnya gue langsung nemuin nenek gue dan gak usah nyelametin eloo"

"kalo gue tau nenek gue akan  meninggal, lebih baik gue gak mau nolongin elo"

"loe hanya anak orang kaya yang sombong, angkuh dan tak tau terima kasih"lanjutnya lagi.

"loe itu gak pantes diselametin, karena elo nenek gue jadi meninggal hiks,hikss"lirihnya.

Setelah memarahi dan mengeluarkan unek-uneknya kepada Rio, Ify langsung meninggalkan Rio yang diam mematung mencerna setiap perkataan Ify. Hati Rio sedikit iba melihat gadis itu terpuruk akibat meninggalnya sang nenek, ia ingin minta maaf tapi niatnya diurungkan karena percuma saja meminta maaf untuk sekarang, pasti gadis itu masih susah untuk diajak ngomong baik-baik dan akhirnya Rio hanya mengikuti setiap langkah Ify,mengikutinya dari belakang untuk memastikan kalau gadis itu tidak melakukan hal-hal yang tidak diinginkan.

*****

Rio baru saja kembali dari rumah sakit, ia langsung menemui papanya  langsung ke perusahaan papanya berada. Setelah berada didepan pintu ruangan papanya, Rio langsung masuk tanpa mengetuk pintu terlebih dahulu.

"kamu apa-apaan Rio main langsung masuk saja"Ucap papanya.

"gak tau sopan santun"lanjutnya.

"Pa, kenapa papa gak nengokin Rio dirumah sakit pas kecelakaan"ucap Rio tanpa menghiraukan ucapan papanya.

"papa sibuk Yo, meeting baru aja selesai"jawab papanya santai.

"lagian kamu gak apa-apa begini"lanjutnya.

"papa lebih mentingin kerjaan papa dibanding Rio anak papa sendiri"ucap Rio dengan kesal.

"papa juga kerja buat kamu, jangan kaya anak kecil kamu"ucap papanya.

"aku gak butuh uang papa, yang aku butuhin itu waktu papa buat aku pah"lirihnya.

"papa bener-bener keterlaluan"ucapnya lagi dan langsung meninggalkan ruangan  papanya.

******

Nenek Ify baru saja dikuburkan, orang-orang yang melayat juga sudah membubarkan diri kecuali Ify,Ibunya dan satu lagi seorang cowok berpawakan tinggi mempunyai kulit putih dan bermata sipit itu menghampiri Ify yang masih berada dipemakaman.

"Fy, udah loe yang ikhlas ya, biar nenek loe tenang disana"ujar pemuda tsb

"Tapi Vin aku gak bisa kalo tanpa nenek,hiks"tangis Ify pilu.Pemuda yang dipanggil Vin itu adalah Alvin lengkapnya Ralvin Putra sahabat Ify sejak mereka masih kecil, mereka berdua sama sama tau sifat dan sikap dari masing-masing, dua sahabat yang saling mensupport ketika salah satu sahabatnya sedang mengalami keterpurukan ataupun sebaliknya, seperti sekarang ini Alvin tengah menghibur Ify yang sedari kemarin terus menangis tanpa henti.

"loe gak sendiri Fy, loe masih punya ibu yang sayang sama loe dan gue yang selalu ada buat loe, jadi pliss jangan sedih lagi"mohon Alvin.

"ibuk gak sayang sama gue Vin,dia cuma sayang sama dirinya sendiri"ucap Ify.

"Fy,loe gak boleh ngomong kaya gitu, setiap ibu pasti sayang sama anaknya"

"loe masih beruntung bisa liat ibu loe disini, sedangkan gue..

"orang tua gue sendiripin bahkan gak tau"ucapnya lirih.

Ify yang mendengar ucapan Alvinpun terdiam, Ify sangat paham maksud ucapan sahabatnya itu, Ify jadi merasa bersalah karena mengingatkan Alvin dengan kedua orang tuanya yang entah siapa.
Baginya Alvin adalah sahabat terbaiknya, ia sudah menganggap Alvin sebagai saudaranya.


Ketika Hati MemilihTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang