Rintihan Wanita Bali di Ujung Tangga

165 9 3
                                    

Semua berawal dari sekolahku yang mengadakan wisata ke Bali untuk kelas sembilan SMP setelah disibukkan dengan ujian nasional. Aku berharap semua akan baik-baik saja di sana.

Rombongan kami menginap di sebuah hotel di Lebak Bene, Bali. Hotelnya tidak memiliki akses yang cukup karena untuk sampai di sana, harus melewati jalan-jalan kecil yang mengerikan.

Kami sampai di sana sekitar pukul dua belas malam. Aku, bersama kelima temanku menginap di lantai 5, kamar nomor 557. Ketika sudah sampai, aku mendadak merasakan sesuatu yang tidak biasa di lorong kamarku ini, saat semua temanku sudah memasuki kamar. Aku melihat sekelebat bayangan yang berhasil membuatku merinding. Tetapi aku tidak mengindahkannya karena susah terlalu lelah dan butuh istirahat.

Malam kedua aku menginap di hotel itu, sesuatu yang aneh mulai terjadi. Tepat pukul satu dini hari, ketika semua temanku sudah tertidur pulas di kasur. Aku yang hingga detik itu masih terjaga, mendengar suara rintihan seorang wanita. Rintihan itu terdengar begitu menyedihkan, semua bulu kudukku berdiri seketika.

Aku sangat takut, padahal seharusnya untuk anak sepertiku, ini bukanlah yang pertama kali. Saking penasarannya, aku memberanikan diri melihat apa yang terjadi di luar kamarku.

Awalnya aku hanya mengintip lewat kaca intip di pintu, karena aku tidak seberani itu untuk bertemu dengan'nya'. Setelah mengumpulkan segenap keberanianku, akhirnya aku membuka pintu dan keluar dari kamar.

Dan benar saja, seorang wanita berbusana serba putih, yang terduduk diam di ujung tangga, seolah menanti seseorang di sana. Aku mencoba menanyakan apa yang terjadi dengannya.

Namanya Gianti, wanita Bali berumur tiga puluh-an. Wajahnya pucat pasi. Pandangan matanya kosong, senyumnya menyedihkan, suara yang terdengar miris membuatku merinding. Tetapi rasa penasaran ini mengalahkan rasa takut dalam diriku.

Dia bercerita bahwa dia sedang menanti kekasihnya. Pria Jawa yang bekerja di Bali. Gianti melihat bahwa pria itu seorang pekerja keras dan dengan mudahnya memikat hati. Setelah sekian lama saling mengenal, mereka akhirnya menjalin hubungan. Namun, sang pria sudah mengatakan kepada Gianti bahwa dirinya telah memiliki tunangan di Jawa.

Hingga akhirnya pada suatu hari, sang pria harus pulang ke Jawa untuk mengabarkan tentang pembatalan pertunangannya. Dan pria itu bilang :

"Tunggu aku. Aku pasti akan kembali. Paling lama satu minggu. "

Gianti tentu sedih, sang kekasih meninggalkannya. Meskipun ini juga untuk keberlangsungan hubungan mereka.

Satu bulan telah berlalu, pria Jawa yang dicintai oleh Gianti tak kunjung kembali. Membuat Gianti putus asa dan mencoba mengakhiri hidupnya. Itu adalah keputusan yang dia sesali karena ternyata pria yang dia cintai meninggal saat perjalanan menuju ke Jawa.

Maka dari itu, setiap ada rombongan dari Jawa yang menginap di hotel tersebut, mengingatkannya pada sosok pria Jawa yang masih ia tunggu hingga detik ini.

Tetapi, Gianti juga sering mengganggu para tamu hotel, terutama pria Jawa.

Jadi, bagi teman-temanku, khususnya laki-laki, hal-hal janggal yang terjadi di hotel ketika kita di Bali, kemungkinan besar adalah ulahnya.

----

Recomended song for this story

I'll be right here waiting for you - Richard Max

Horror True StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang