Keeping Promise

597 54 20
                                    

Hingga beberapa menit sebelumnya, Adam memang belum melihat adanya hubungan antara Odelia, Sophia dan Yanti. Namun jika harus dengan penjelasan seperti ini yang akhirnya memberinya petunjuk hubungan antara mereka, andai bisa Adam lebih memilih tidak tahu saja.

Ini jauh lebih membingungkan jika tidak ingin disebut mengerikan. Yanti langsung berhubungan dengan dua orang misterius sekaligus. Semakin nyata mengerikan karena Miss Voura menatap Yanti sudah seperti orang yang melihat setan di siang bolong.

"Kamu pasti bohong."

Tidak ada jawaban dari Yanti, tatapannya tidak lepas menatap Miss Voura. Cerita yang baru dia tahu ini juga sangat mengejutkannya. Benarkah ini?

"Kalau benar, kamu tidak mungkin baik-baik saja. Mimpi itu terlalu mengerikan."

"Saya memang sempat ketakutan," sahut Yanti.

"Sempat?"

"Mimpi itu hanya sebentar, tidak lama."

"Sebentar? Hahaha..." tiba-tiba Miss Voura tertawa. Anak zaman sekarang memang pintar bohong."

"Saya tidak bohong."

"Kamu bohong! Mimpi itu tidak pernah sebentar!"

"Setiap saya mimpi, Mama selalu membangunkan saya."

"Tidak mungkin! Ketika kamu sedang bermimpi, tidak ada yang bisa membangunkan kamu sampai mimpi itu selesai. Dan itu terus berulang setiap malam hingga orang tua kamu akan mengira kamu sudah gila, lalu mengirim kamu ke rumah sakit jiwa."

"Miss pernah masuk rumah sakit jiwa?"

Nada bicara Adam sebenarnya terdengar biasa saja, tapi ternyata itu bisa langsung membuat Miss Voura terdiam. Nyata sekali tadi dia tidak sadar saat mengatakannya. Sesaat Miss Voura tampak salah tingkah, sesaat kemudian,

"Kalau sampai cerita ini tersebar, saya akan tuntut kamu habis-habisan." Miss Voura mengancam Adam.

Adam menjawab dengan helaan napas kerasnya.

"Saya percaya sama teman saya. Kalau dia bilang sebentar, maka itu memang sebentar. Dan saya tambah lagi, teman saya ini cuma dua kali bermimpi, tidak setiap malam seperti yang Miss bilang tadi. Mimpinya memang mengerikan, saya tahu karena teman saya ini juga ketakutan waktu menceritakannya. Sesuatu yang mengerikan yang terjadi setiap malam, siapa pun akan memaklumi kalau orang itu sampai gila."

Tanggapan dari Miss Voura selanjutnya jelas di luar bayangan liar Yanti. Miss Voura berdiri dari duduknya, tangannya bergerak cepat mencengkeram kerah pakaian Adam, lalu menariknya.

"Kamu mengejek saya?!" raung Miss Voura.

"Saya hanya berusaha menjelaskan kemakluman saya," ucap Adam santai saja. Tangannya melepaskan cengkeraman tangan Miss Voura dari kerah bajunya."Miss tidak usah khawatir, saya bukan tipe orang yang suka mengumbar aib orang lain."

Bersama dengusan jengkelnya, Miss Voura kembali duduk di tempatnya semula.

"Kenapa?" tanya Adam ketika menyadari Yanti tidak lepas menatapnya.

"Nggak apa-apa," sahut Yanti.

Bukan tanpa alasan Yanti melakukannya. Pemuda yang belum lama dikenalnya ini hari ini sudah mengejutkannya beberapa kali. Bayangan bahwa pemuda yang duduk di samping ini adalah pemuda yang mudah nervous yang biasanya akan selalu diikuti dengan anggapan sebagai anak kuper hilang begitu saja. Adam jauh dari penilaian semacam itu.

Ya, tentu saja. Mana ada kapten basket yang kuper. Dan apa yang dilakukannya selama mereka bicara dengan Miss Voura semakin menjauhkannya dari anggapan sebagai anak kuper. Ketenangan justru terlihat dari Adam seakan rencana matang dan detail sudah disusunnya. Seperti apa pun reaksi yang ditunjukkan Miss Voura, itu tidak memengaruhi ketenangannya. Semua itu membuat Yanti tanpa sadar ikut merasa tenang, ketenangan yang seharusnya tidak dimilikinya setelah mendengar cerita Miss Voura yang seharusnya membuatnya ketakutan.

AFTER  KOMATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang