Andai Adam memiliki kemampuan itu, dia pasti sudah melakukannya. Kemampuan mempercepat waktu. Tidak banyak-banyak, cukup 30 menit saja agar dia bisa segera mendengar dering bel tanda usainya waktu sekolah. Tapi, sayang dia tidak memilikinya. Pelajaran Matematika di jam terakhir semakin melengkapi penderitaannya. Ya, Adam menyebutnya penderitaan. Bagaimana tidak, seharian ini mood sekolahnya sedang pergi entah ke mana. Seharian ini rasanya tidak ada satu pun mata pelajaran yang menyangkut di otaknya. Satu-satunya yang menyangkut di otaknya seharian ini hanya satu nama, Irmayanti. Sudah sekitar tiga mingguan ini nama itu tidak pernah jauh dari pikirannya sejak pertama kali melihatnya dalam peristiwa kecelakaan yang diliputnya. Sebenarnya tidak ada yang istimewa dari liputan kecelakaan, dia sudah pernah melakukannya beberapa kali. Namun, untuk kali ini ada sesuatu yang membuatnya penasaran.
Selama tiga minggu Adam terpaksa harus memendam rasa penasarannya karena Yanti―begitu yang dia tahu teman-temannya memanggilnya, saat itu masih dalam keadaan koma. Hampir setiap hari dia datang ke rumah sakit hanya untuk melihat keadaannya secara diam-diam. Sebenarnya juga tidak bisa dibilang diam-diam, karena beberapa perawat di sana sampai hafal dengannya karena seringnya dia datang.
Yanti tidak pernah sendirian, selalu ada orang yang menemaninya. Wanita setengah baya yang diyakini Adam sebagai ibunya tidak pernah jauh darinya, begitu setia menemaninya. Juga beberapa teman-temannya. Namun, dia tidak pernah melihat pria dewasa di sana. Rasa ingin tahunya membuatnya memberanikan diri bertanya pada teman-teman Yanti yang ditemuinya di rumah sakit. Ayahnya sudah meninggal dua tahun yang lalu, begitu mereka memberi tahunya.
Rasa penasaran yang tadinya menjadi alasan utamanya perlahan tanpa disadarinya berubah menjadi rasa simpati. Saat akhirnya dia tahu Yanti sudah tersadar dari komanya, dia juga ikut bahagia. Bukan karena itu berarti rasa penasarannya akan segera berakhir, tapi dia hanya benar-benar ikut senang. Membayangkan bagaimana reaksi ibunya yang selama ini setia menemaninya akhirnya melihat putri satu-satunya terbangun dari tidur panjangnya. Membayangkan teman-temannya bersorak girang bersama lelehan air mata kebahagiaan mereka. Hanya dengan membayangkannya saja Adam sudah sangat bahagia.
Ketika kebahagiaan itu begitu nikmat dia rasakan, rasanya wajar saja jika dia memiliki keinginan melihat Yanti dalam pose lain. Bukan dalam pose berbaring diam di atas tempat tidur seperti yang selama ini dilihatnya. Namun, untuk melakukan itu bukanlah perkara mudah baginya, dia harus terlebih dahulu mempersiapkan diri, menguatkan dirinya sendiri untuk menghadapi penyakitnya. Ya, begitulah Adam menyebutnya. Penyakit yang sering kambuh ketika dia berhadapan dengan gadis yang baru dikenalnya. Tapi, itu bukan berarti Adam anak kuper. Di sekolahnya dia bahkan termasuk murid populer. Hampir semua penghuni sekolahnya mengenal dan dikenalnya, baik lelaki maupun perempuan. Dan, dia tidak pernah punya masalah dengan mereka dalam pergaulan. Mengobrol atau bahkan bercanda dengan mereka adalah hal biasa. Hanya saja untuk kali ini dia yakin penyakitnya bakalan kambuh. Bagaimana tidak, baru membayangkan akan berhadapan langsung dengannya saja sudah membuat jantungnya berdebar kencang. Untungnya, keinginannya untuk mengenal Yanti masih lebih kuat dari penyakitnya hingga akhirnya dia melakukannya juga.
Di hari kedua setelah Yanti keluar dari rumah sakit, Adam mengunjungi sekolahnya. Tidak ada yang dilakukannya di sana, dia hanya duduk di atas sepeda motor sport kesayangannya di seberang jalan tepat di depan gerbang sekolah. Tapi, hari itu dia mendapatkan informasi kalau Yanti belum masuk sekolah. Tidak seperti orang yang seharusnya kecewa karena maksudnya tidak terpenuhi, Adam justru merasa senang. Jangan tanya kenapa, dia sendiri tidak tahu kenapa. Esok harinya dia kembali lagi, informasi yang dia dapatkan masih sama, Yanti masih belum masuk sekolah.
Namun kemarin ceritanya lain, hari itu dia akhirnya dapat juga melihat Yanti dalam pose lain, Yanti sedang duduk di atas sepeda motornya. Wajahnya nampak jauh lebih segar yang membuatnya terlihat jauh lebih cantik.
KAMU SEDANG MEMBACA
AFTER KOMA
Misteri / ThrillerUsai kecelakaan itu, ada sesosok perempuan yang selalu membayanginya. Antara takut dan penasaran, dia berusaha mencari tahu siapa sosok perempuan itu. Tapi, amnesia yang dialaminya usai kecelakaan membuat usahanya semakin sulit. Rincian awal hingga...