Adam belum berhenti berusaha menggerakan kedua kakinya. Usaha yang hanya disambut ekspresi bosan Miss Voura. Selama beberapa lama dia hanya membiarkannya.
"Pikiran kamu dan Dion pasti sama. Kalian berpikir Miss Voura si selebriti terkenal ini tidak lebih dari sekedar cenayang karbitan yang sebenarnya tidak bisa apa-apa. Itu sungguh anggapan yang sangat melecehkan. Seharusnya saya marah. Sudah sewajarnya kalau saya marah."
"Apa yang terjadi?" Adam tidak mampu menahan kebingungannya lagi.
"Menurut kamu apa?"
"Ini sama sekali tidak lucu, Miss."
"Siapa yang sedang melucu?"
Adam tiba-tiba jatuh berlutut. Entah dari mana datangnya beban itu, sesuatu yang sangat berat terasa menekan pundaknya. Sekuat tenaga dia berusaha menahannya, setidaknya membuat dirinya tidak sampai jatuh tertindih ke lantai.
"Hey, kalau mau minta maaf, tinggal bilang. Tidak perlu sampai berlutut begitu." Ekspresi bosan sekali lagi menghiasi wajahnya.
Sama seperti sebelumnya, Miss Voura membiarkan saja Adam yang sedang berusaha mengerahkan seluruh tenaganya untuk menahan tekanan di pundaknya. Itu jelas bukan pekerjaan ringan. Perlahan peluh mulai bercucuran dari kening Adam, napasnya juga mulai tersengal-sengal.
Helaan napas kesal Miss Voura memulai sebelum dia berjalan mendekati Adam yang masih berlutut di atas lantai. Selangkah di depannya dia berhenti.
"Apa sekarang saya sudah mendapat perhatian kamu?"
Hanya ada dirinya dan Miss Voura di ruangan ini. Jika bukan dirinya, pastilah selebritis menyebalkan ini yang melakukannya. "Maaf, Miss. Maafkan saya," ucapnya.
"Ehm, itu baru namanya anak baik."
Miss Voura bergerak memosisikan dirinya seperti orang yang hendak duduk. Dalam pikiran Adam, apa yang akan terjadi selanjutnya adalah terjengkangnya Miss Voura karena kursinya ada dua langkah di belakangnya. Tapi, tidak seperti itu yang terjadi. Kursi itu tiba-tiba bergerak sendiri, memosisikan dirinya dengan cepat dan tepat di bawah bokong Miss Voura. Adam terbelalak. Selebriti yang sudah dicapnya menyebalkan ini duduk dengan nyaman di hadapannya.
Peristiwa yang sama terjadi sesaat kemudian. Kursi yang berada tidak jauh dari Adam bergerak sendiri, memosisikan dirinya tepat di belakang Adam.
"Bangun! Duduk!" Miss Voura berkata.
Adam ingin sekali melakukannya, namun tekanan di pundaknya masih terlalu berat untuk dia bisa bangkit dari posisi berlututnya.
"Kamu pasti jarang olahraga. Masa cuma segitu saja sudah kewalahan." Miss Voura mencibir.
Adam menjawab dengan suara geramannya. Selebriti di depannya ini makin menyebalkan setelah showoff-nya. Olahraga adalah salah satu hobynya, namun beban seberat ini memang tidak pernah masuk dalam menu angkat berat yang dia lakukan setiap harinya.
"Iya, iya. Sudah."
Kata sudah yang diucapkan Miss Voura seperti mantra ajaib yang mengangkat beban di pundak Adam seketika itu juga. Namun bukannya bangkit, Adam lebih memilih menjatuhkan tubuhnya ke lantai. Napasnya tersengal-sengal, mulutnya menganga lebar menarik udara sebanyak-banyaknya dalam satu tarikan napasnya.
"Mau sampai kapan rencananya kamu tiduran di situ?" Setelah beberapa saat mendiamkan, Miss Voura kembali berkata.
Adam meraih kursi di belakangnya, menjadikannya pegangan untuk membantunya bangkit. Dia lalu duduk di sana.
"Sudah baikan?" Miss Voura memasang wajah bosan menatapnya.
Adam mendengus.
"Apa pendapat kamu tentang Dion?"
KAMU SEDANG MEMBACA
AFTER KOMA
Mystery / ThrillerUsai kecelakaan itu, ada sesosok perempuan yang selalu membayanginya. Antara takut dan penasaran, dia berusaha mencari tahu siapa sosok perempuan itu. Tapi, amnesia yang dialaminya usai kecelakaan membuat usahanya semakin sulit. Rincian awal hingga...