PART 8

5.5K 450 13
                                    

Maaf ya baru update😁, ini sih curhatan author sebenernya aku udh gk ngefeel sama salah satu castnya dan membuat ff ini jadi gantung😥, maaf bgt ya




























Ada yang lebih kufikirkan
Ya~ siapa lagi kalau bukan Bambam kurasa dirinyalah yang paling terpukul jika mengetahui berita ini

Entah darimana Jennie bisa mengatakan hal benar seperti itu "jangan sering - sering melamun memikirkan pangeran berkudamu itu, karena itu tak akan merubah apapun" namun aku bersyukur karna berkatnya lah aku rasa harus merubah sikapku, pada Bambam agar ia dapat melihat kearahku dan membuka hatinya untukku

~ LISA POV ~

Hari ini aku pergi bersama dengannya, tak ada yang spesial dari penampilanku

Kulangkahkan kaki ku menuruni tangga, dan bisa kulihat ia sedang menyeruput air sirup yang dihidangkan eomma, kufikir penampilannya juga sama denganku sangat sederhana

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kulangkahkan kaki ku menuruni tangga, dan bisa kulihat ia sedang menyeruput air sirup yang dihidangkan eomma, kufikir penampilannya juga sama denganku sangat sederhana

Kududukkan tubuhku disampinya, tak ku sangka ekspresinya sedikit lucu saat terlihat kaget tadi, ya~ ku akui baru kali ini dirku duduk berdekatan dengan namja tapi hanya dengannyalah diriku merasa nyaman

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kududukkan tubuhku disampinya, tak ku sangka ekspresinya sedikit lucu saat terlihat kaget tadi, ya~ ku akui baru kali ini dirku duduk berdekatan dengan namja tapi hanya dengannyalah diriku merasa nyaman

"Apa masih lama? Jika belum selesai akanku tunggu di teras" tanpa menunggu jawaban darinya diriku bergegas jalan menuju teras

Baru saja diriku duduk dan mendadak ada suara yang mengagetkanku
"Ayo!~ kau tidak akan membuat pertemuan hari ini menjadi lama dan lebih buruk lagikan" katanya dingin

"Ck!~ kau tak sadar Tn Jeon justru dirimulah yang membuat pertemuan kemarin menjadi berantakan" elakku tak kalah dingin, ya karena aku tak mau kalah debat dengannya

"Cih!~ sudahlah, cepat masuk ke mobilku" entah itu jawaban seperti apa tak ada niatnya membalas kata ku tadi

"Iya~ Tn Jeon yang BAWEL!~😛"

Selama ia melajukan mobilnya tak ada yang memulai percakapan, seperti biasa keheningan selalu menghiasi pertemuan kami, entah karena sifat kami berdua yang cuek dan tidak mau tau urusan masing - masing. Akh~ masa bodo jika harus aku duluan yang memulai pembicaraannya akan ku lakukan sekarang

"Jungkook" panggilku pelan

"Ne" jawabnya datar

"Kau tau kan alasan mengapa kita berada disini sekarang?" tanya ku

"Ne~ aku tau, wae?"

"Sebelum kita menikah dan tinggal satu rumah ada yang harus kubicarakan padamu" kataku dengan nada yang halus

"Ne!~ bicara saja, jangan berbelit - belit pabbo" jawabnya dengan nada dingin

"YAK!~ apa kau bilang?! Aish~ jinjja😒, sudahlah aku to the point saja, jika kita sudah menikah aku tidak mau sekamar denganmu apapun alasannya"

"Heol~ percaya diri sekali noona, kau fikir aku juga mau sekamar denganmu lebih baik aku tidur di sofa ruang tamu"

"Cih~ dasar, jadi bagaimana~!?"

"Kalau hanya itu yang ingin kau bicarakan, kau tidak perlu khawatir karena diapartemen ku ada 3 kamar dengan 3 kamar mandi yang tersedia di masing - masing kamar, jadi tak ada yang perlu kau pusingkan" jelasnya

Tak kusangka ia sudah mempersiapkan semuanya jadi diriku sudah bisa bernafas lega

"Oke~ baguslah" jawabku singkat

Setelah lima menit terjadinya percakapan tersebut, ku merasakan mobil jungkook berhenti di pinggir jalan, entah apa yang ia fikirkan

"Hey kenapa berheti~, kau lupa tujuan awal kita?" Tanyaku bingung

"Terus~ kau berfikir aku akan mengajakmu ke caffe? Itu tidak akan pernah terjadi, karena menurutku pembicaraan tadi itu sudah cukup" jawabnya dingin

"Cih~ terserah kau saja, dan asal kau tau aku sangat membenci suasana caffe dan ditambah lagi harus datang bersamamu!" balasku tak kalah dingin

"Terserah😒"

"Aish!~ Apa tak ada laranganmu untukku?" Tanyaku

"Tak terlalu banyak, hanya jangan menyentuh seluruh barang pribadiku, tidak diperbolehkan masuk kekamarku, tak perlu memasak untukku, dan dilarang mengambil makanan juga minumanku di dalam kulkas" jawabnya tanpa mengalihkan pandangannya ke jalan

"Cih~ itu yang kau bilang sedikit, tapi terserahlah aku tidak berniat untuk melanggar semua laranganmu, jadi kuperjelas mulai saat menikah kita hanya ada di satu ikatan dan tak akan pernah mencampuri urusan masing - masing" tanyaku sarkastik

"Tak perlu kau perjelas aku sudah mengetahuinya"

"Ya ya ya, teserah kau saja DINGIN!" Kataku sambil menaikkan nada bicaraku

Cih~ lihat saja dia, sikap dinginnya melebihiku, jujur~ aku sangat suka ketika ia melawanku dengan semua kata tajam dari mulutnya ketimbang ia harus mendiamiku seperti ini

~ JUNGKOOK POV ~

Ya~ memang hari ini aku bersikap keterlaluan itu karena aku tak mau ia menyukaiku dan diriku membuat kesalahan yang sama

"Menurutmu apa arti dari pernikahan ini?" Aih~ kata dari mana itu, mengapa lancang sekali keluar dari mulutku

"Tak ada artinya, bagiku ikatan itu hanya sebuah formalitas semata tanpa melibatkan perasaan apapun" jawabnya mantap "lalu kalau menurutmu?" tambahnya

"Ya~ aku juga sependapat denganmu, lalu jika kita menikah bagaimana dengan namja chingumu? Apa ia sudah kau beri tau?" Tanyaku penuh selidik

"Hahahaha😂" mengapa ia tertawa, apa disini aku sedang melawak

"Ada yang lucu😕?"

"Tidak~ tidak, aku hanya merasa sedikit terhibur dengan kata - kata mu meremehkanku tadi, aku memang tidak punya namja chingu tapi setidaknya aku tak pernah menyakiti perasaan mereka"

"Cih~ sok bijak, lalu bagaimana devinisi cinta menurutmu?"

"Hm~...menurutku cinta bukanlah sandiwara yang dibuat-buat melainkan kenyataan yang dapat terjadi kapan saja, dan aku belum menemukannya" jawabnya yakin

"Cih~ devinisi macam apa itu" balasku dingin

"Terserah!~ yang penting aku tak pernah memainkan perasaan seseorang yang menyayangiku, karena kalau itu terjadi diriku tidak ada bedanya dengan pecundang besar"

DEG~
DEG~
Perkataannya berhasil menohokku, apakah diriku serendah itu sekarang
"Bagaimana jika kau mencintai si pencundang tersebut?" Tanyaku

"Karena menurutku Seseorang tak harus sempurna dimataku untuk menjadi apa yang ku inginkan karena cinta dan ketulusannya lah yang mampu melengkapi dirinya" sungguh aku tak pernah terfikirkan ia akan jadi sebijak dan sehangat ini jika menyangkut masalah hati

"Jika pertanyaanmu sudah selesai, cepat jalankan mobil mu aku ingin pulang" katanya dingin, cih~ nada bicaranya balik lagi

Diperjalanan mengantar ia pulang tak ada niatanku untuk membuka suara, pasalnya berkat perkataannya tadi membuat diriku mulai sadar bahwa semua perkataanku pada tzuyu salah, dimana yeoja itu sekarang aku..
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
ANNYEONG UPDATE LAGI 😉😁👋
HAPPY READING😉😉😉😉
DAN AUTHOR MINTA TOLONG BGT JANGAN JADI PEMBACA GOIB 😥 TINGGALKAN JEJAK😉
LIKE KALIAN PENYEMANGAT AUTHOR BUAT NGELANJUTIN FF INI😉😉😉😉
DIMOHON KERJA SAMANYA😥😥

FLAT LOVE? [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang