Part 1

174K 3.5K 189
                                    

"Cewek Nangis itu bukan berarti dia lemah. Tapi terkadang, cewek Nangis itu karena dia udah nggak tahu lagi harus berbuat apa, saat melawanpun percuma"

~Sunarti~

______________________________________________________________________________

***

Pagi ini hujan turun mengguyur ibu kota. Terlihat sebuah taksi berhenti di sisi jalan. Entah apa yang dilakukan pemilik Taksi itu, ditengah derasnya hujan seperti ini.

Barra menghentikan laju motornya mencari tempat berteduh agar seragam sekolah yang dipakainya tidak terlalu basah ketika tiba disekolah nanti meskipun ia sendiri sudah memakai jaket.

Entah apa yang terjadi pada Barra. Tapi Lagi, Taksi itu menarik perhatiannya, usahanya sejak tadi untuk mengabaikan keberadaan Taksi disisi jalan itu tidak berhasil. Dengan rasa sedikit penasaran Barra mulai mengamati Taksi itu. Pandangan matanya samar menangkap gerakan kecil dari mobil yang bergoyang. Ia juga mendengar samar teriakan dari dalam taksi.

Barra mulai tidak nyaman, dengan menggunakan jaket yang dipakainya, ia menutupi kepalanya setelah tadi melepas jaket itu dari tubuhnya. Sedikit berlari Barra menghampiri Taksi itu dan semakin lama Suara teriakan yang didengarnya tadi semakin jelas.

Dengan kasar Barra menggedor pintu kaca Taksi.

"Buka" Teriak Barra tapi tak dihiraukan oleh seseorang yang berada didalam sana.

"Toloooongg" Teriakan dari dalam Taksi semakin membuat Barra Geram. Ia melirik kesekitarnya, mencari apapun yang bisa ia gunakan untuk membuka pintu Taksi.

Barra berlari kesisi jalan yang lain, mengambil sebuah batu yang cukup besar di genggaman tangannya dan dengan menggunakan Batu itu Barra lalu memukul pintu kaca dengan keras.

BRAAAKKKK...

Kaca mobil itu pecah, dengan cepat Barra membuka pintu Taksi itu. Ia lalu menarik sopir taksi itu keluar.

BUG.. BUG.. BUG..

Pukulan demi pukulan dilayangkan Barra pada sang sopir. Ia sudah tidak perduli lagi dengan seragamnya yang basah.

"Dasar Brengsek" Teriak Barra.

"Orang kayak Lo tuh nggak pantas buat hidup, Lo lebih hina dari binatang tau nggak" Lagi, Barra berteriak marah sedangkan sopir taksi itu sudah tersungkur di aspal dengan luka lebam diwajahnya.

Dari dulu Barra paling tidak suka dengan laki-laki yang melecehkan wanita, Baginya laki-laki yang berani melecehkan wanita sama saja dengan binatang.

Barra memang nakal. Tapi Senakal-nakalnya Barra, ia tidak akan pernah nakal pada wanita, dan itulah Prinsipnya.

Barra melirik gadis yang berada didalam Taksi. Penampilan gadis itu cukup berantakan. Seragam sekolah yang dikenakannya juga sedikit robek di bagian lengan. Entah apa yang dilakukan sopir Taksi itu pada Gadis yang berada didalam Taksi, tapi Barra berharap Gadis itu baik-baik saja dan sopir Taksi itu belum melakukan apapun padanya.

"Rumah Lo dimana?" Tanya Barra. Ia berjalan mendekat tapi gadis itu justru bergeser kebelakang. Barra sadar, Gadis itu pasti masih trauma dengan apa yang baru saja dialaminya.

"Biar Gue anter Lo pulang" kata Barra lagi. Tapi Gadis yang ada didalam Taksi hanya menunduk dan terus saja menangis.

"Kalau Lo nggak mau dianter sama Gue, ya udah nggak apa-apa. Tapi Lo bisakan ngasih Gue nomor telfon keluarga Lo, biar Gue bisa ngasih tahu mereka tentang keadaan Lo"

"Jangan" Tolak gadis itu cepat. Ia menggeleng kuat.

Barra menaikkan sebelah alisnya.

"kenapa? Mereka perlu tahu"

Stay with MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang