Who Are You?

11.3K 1.1K 160
                                    



Butuh waktu hingga satu bulan sampai aku bisa keluar dari rumah sakit dan melewati berbagai pengecekan dan juga terapi sebelum pulang.

Aku harus ikut terapi berjalan dan juga menggerakan tubuhku. Rasanya begitu kaku. Seperti tidak digerakan selama bertahun-tahun. Tapi memang kenyataannya begitu. Lima tahun bukan waktu yang sebentar.


Eomma bilang aku mengalami kecelakaan hebat lima tahun lalu. Ia tidak menjelaskan secara detail kejadian itu karena takut aku akan mengingatnya dan mengalami trauma. Tapi jujur saja, aku juga tidak ingin ingat. Kecelakaan yang membuatku koma hingga lima tahun..., tentu saja sebuah kecelakaan hebat. Dan pasti mengerikan.

Dokter bilang aku terkena cidera yang begitu parah di bagian kepala. Kemungkinan terparah adalah aku terkena geger otak. Tapi nyatanya aku mengalami amnesia. Dan amnesia yang ku alami tidak bisa dikatakan sepele. Ingat? Aku bahkan tak mengingat diriku sendiri.


Satu fakta yang kuketahui selama berada di rumah sakit. Appaku meninggal pada tahun ketiga aku koma. Ia begitu mengalami masa sulit. Mulai dari aku yang jatuh sakit dan tak kunjung sadar, sampai perusahaannya yang hampir bangkrut. Tapi... yang paling membuatnya terluka adalah aku.

Eomma bilang ia tak pernah bisa tidur. Ia terus memikirkanku setiap saat dan butuh obat-obatan untuk tidur. Dan itulah alasannya pergi dari dunia ini. Ketergantungan pada obat tidur dan stress. Semuanya karena aku. Dan aku tahu appa begitu menyayangiku.


Miris...



Sakit...


Meskipun aku tidak mampu mengingatnya, tetapi cerita eomma mampu membuat hatiku tersayat. Luka pertama yang kudapatkan begitu aku tersadar dari koma. Kuharap aku akan lekas mengingat sosok appa yang terdengar begitu menyayangiku.



Soal sosok pria berambut oranye itu...


Aku tidak pernah merasa kesepian ketika berada di rumah sakit. Meskipun eomma tidak datang karena suatu urusan yang tak bisa ditinggalkan, pria itu selalu berada di ruanganku.

Dia sering memandangiku dengan tatapan yang sulit diartikan. Terkadang dia duduk di sisi ranjang. Terkadang juga berdiri menghadap ke jendela yang terbuka dengan mata tertutup. Seolah terlihat begitu menikmati hembusan angin yang sejuk dan terasa damai.

Dan dia tampan. Di lihat dari sisi mana pun dia tetap tampan. Sayang sekali dia harus mati di usia muda. Mungkin itu alasan dia masih berada di sini. Mungkin ada yang dia sesali atau belum sempat ia lakukan. Dan ruangan itu... mungkin punya arti khusus baginya.


Aku akhirnya dapat memijakkan kaki pada sebuah rumah yang luas dengan nuansa putih pada bagian luar dan warna-warni di bagian dalam. Eomma bilang aku yang mendesainnya.

Rumah ini punya pekarangan yang begitu luas di bagian depan dengan air mancur dan juga taman bunga yang cantik. Di bagian belakang terdapat kolam renang dengan tulisan namaku di dasar kolam renang. Itu akan nampak jelas jika dilihat dari kamarku di lantai dua.


Eomma bilang aku seorang designer interior. Tetapi aku punya banyak hobby dan salah satunya renang. Aku bahkan pernah mendapat piala dalam kompetisi renang ketika di sekolah menengah.



Ahh... kuharap aku tidak lupa caranya berenang.


Kamarku berukuran cukup luas. Dindingnya bercat putih dengan lukisan bunga sakura di sisi-sisinya. Di dalamnya terdapat sebuah ranjang putih berukuran king size dengan sarung berwarna soft pink. Di sisi kanan tegak lurus dengan jendela besar, terdapat sebuah lemari besar berwarna putih dengan sebuah cermin pada pintunya. Kamar yang indah.

Ghost of My Heart [Seventeen Imagine Series]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang