Update yuhu~
Happy reading!^^
~°~°~
"(Y/n)! Ada Jihoon di bawah!"
"Ne Eomma!"
(Y/n) yang tengah menyisir rambut di depan cermin itu tersenyum lebar. Ia segera mengikat rambutnya menjadi satu lalu mengambil bungkusan di atas meja riasnya dan turun ke bawah untuk menjumpai Woozi.
Woozi yang tengah duduk di ruang tamu itu berdiri ketika melihatnya turun. Senyuman tipis tergurat di wajahnya.
"Sudah siap?"
"Hmm.." Gadis itu mengangguk. "Mau pergi sekarang?"
"Boleh juga."
"Eomma! Aku pergi dengan Jihoon ya?!"
"Iya! Hati-hati! Langsung pergi saja Eomma sedang mencuci!"
"Kajja!" Gadis itu tersenyum lebar dan segera melangkah keluar rumahnya. Woozi tersenyum tipis lalu mengikuti langkah gadis itu dalam diam menuju halte bus yang letaknya tidak jauh dari rumah.
"Ohh! Aku lupa sesuatu!" Gadis itu tiba-tiba saja berhenti. Membuat Woozi yang berjalan di sampingnya ikut berhenti.
"Mau kembali ke rumah?" tanya Woozi.
"Tidak..." Gadis itu tersenyum lebar dan menggeleng. "Aku hanya perlu memberikan ini padamu."
Gadis itu menyodorkan jinjingan yang ia bawa pada Woozi. Woozi yang melihat itu langsung mengambil jinjingannya dan melihat isinya.
"Apa ini?"
"Oleh-oleh yang kubawa dari China untukmu."
Woozi yang mendengar itu tertawa pelan, "Kau masih ingat padaku meskipun sedang liburan dengan Jun ya?"
"Liburan apa?" tanyanya lalu kembali berjalan. "Jun hanya membawaku berkeliling seharian penuh. Setelah itu dia hanya mengajakku main game dan beristirahat di rumahnya. Sebelum pulang dia sempat mengajakku berkeliling di Beijing sih. Ohh ya! Ada cerita menarik. Mau dengar tidak?"
"Ada apa memangnya?"
"Saat kami sedang jalan-jalan di Beijing, ada seorang gadis yang mungkin satu atau dua tahun lebih muda menghampiri dan memanggil Jun. Dia dan Jun bicara panjang lebar. Aku tidak mengerti jadi aku diam saja. Tapi...," ujarnya menggantung.
"Tapi?"
"Coba tebak!" seru (y/n) dengan senyuman lebar.
Melihat itu, Woozi justru tertawa. "Kau terlihat berbeda hari ini. Sadar tidak?"
"Ya, aku memang amat sangat bersemangat hari ini. Tapi jangan alihkan pembicaraan. Ayo tebak!"
"Kau kabur?"
"Untuk apa?"
"Siapa tahu saja kau tidak mengerti pembicaraan mereka dan memutuskan pergi."
KAMU SEDANG MEMBACA
Ghost of My Heart [Seventeen Imagine Series]
Historia CortaHighest rank - #33 on Short Story 180530 Dia... Hal pertama yang kulihat ketika aku membuka mata. Dia menangisiku. Seolah aku adalah hal paling berharga di matanya. Tangisannya begitu perih. Seolah takut dunia akan terbalik dan memporak-porandakan s...