4

5.7K 362 12
                                    

Aku berputar melihat sekeliling tempat yang tak ku kenal. Pepohonan meranggas, tak satu pun daun-daun yang menempel. Langit sangat gelap kelabu.

Senada dengan rasa dingin yang menusuk kulit. Aku bergidik menatap para makhluk berjubah hitam beterbangan. Menapak tanah lalu berjalan mendekat pada arah aku berada.

Mereka sangat banyak, mungkin berjumlah lima belas. Dadaku menyesak takut seraya berjalan mundur. Masih menatap mereka. Satu persatu di antara mereka menghilangkan diri seperti kepulan asap hitam pekat yang tertiup angin.

Kemudian membuat jantungku terkejut saat muncul mendekat di hadapanku. Sebagian bermunculan di belakang-ku. Aku terkepung di keliling vampir-vampir incubus yang haus darah.

Mata mereka berkilat merah pekat. Bibir-bibir mereka tertarik kebelakang, menampakan gigi runcing basah yang siap menusuk mudah setiap kulit manusia.

Kaki-ku melemas pasrah hingga terduduk di tengah himpitan mereka. Mereka mendesis mencium bau darah yang mengalir cepat di setiap urat nadi-ku.

Tak ada celah untuk berlari. Satu di antara mereka menancapkan taringnya di kulit lengan-ku, di susul dengan taring-taring tajam yang lainnya hingga jeritan-ku membahana berkali-kali.

Aku terlonjak hingga terduduk setelah mata-ku mendadak terbuka sempurna dari mimpi burukku. Nafasku tersengal dengan setiap bulir keringat yang memenuhi dahiku.

Detak jantungku begitu membentur dada. Pandanganku mengedar sekeliling kamar yang luas yang sunyi. Makhluk itu tak ada disini. Mungkin sedang menghisap darah para korban sebagai asupan makanan-nya.

Aku mendapati diriku bertelanjang sempurna. Ku tarik selimut sutra yang untuk menutupi buah dadaku yang terbuka. Mencari bajuku. Ku lihat tergeletak di lantai dalam keadaan tak layak pakai karena sudah tersobek-sobek.

Aku ingat bahwa diriku tak lagi membutuhkan helaian baju. Karena hampir setiap malam makhluk itu selalu mencumbuku tanpa henti, bahkan ketika aku tak sadarkan diri pun ia tetap menanam benih dalam tubuh-ku. Nafsu-nya sangat besar.

Sudah berbelas hari aku tak pernah melihat keadaan alam luar. Terkurung menjadi budak hasrat makhluk tersebut.

Aku melirik bulan purnama bersinar indah terbingkai jendela besar istana ini.

Aku bergerak memijakan kakiku pada lantai.

"Aaargggh~" Erangku merasakan tubuhku yang terasa remuk. Kulit-ku terdapat memar banyak karena kuatnya makhluk itu. Teramat sakit dapat kurasa pada daerah selangkanganku. Aku berdiri seraya menarik selimut sutra sebagai penutup lalu melilitkannya pada tubuhku.

Lorong panjang dengan setiap obor yang menempel pada dinding dapat ku lihat begitu keluar pintu kamar. Berjalan menyusuri lorong muram ini.

Istana ini begitu hening seperti pemakaman. Kakiku memijak perlahan pada anak tangga yang menurun karena penerangan yang seadanya.

Senyap. Ruangan ini begitu menakutkan. Sepertinya ruangan bawah tanah.

Aku merayap berjalan pelan memegang dinding. Samar-samar aku mendengar erangan serta rintihan dari arah sebuah pintu kayu tebal berjeruji besi kecil pada bagian atas pintu.

Penasaran. Aku mengendap-endap ingin mengintip, takut jika ada prajurit vampir incubus yang berjaga.

Tarikan nafasku menyesak begitu melihat seorang wanita memegangi perutnya yang buncit besar tergeletak lemah di atas hamparan jerami. Ia kesakitan akan melahirkan.

Hanya ada wanita itu, tak ada yang membantunya. Aku beringsut mendorong pintu sekuat tenaga yang ku punya karena ingin menolongnya. Tetapi tak ada hasil. Pintu ini tak bergeser sedikit pun.

INCUBUS [Complete√]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang