DUA

867 68 5
                                    

"Duh,, gawat telat..," ucap Arin seraya berlari menuju pintu gerbang sekolahnya.

Diliriknya jam Baby-G di tangannya.

"Udah jam 07.00 moga aja belum di tutup pagernya," katanya sambil mempercepat langkah.

Langkahnya makin berat mana kala tugas makalah Biology yang kini di bawanya. Mrs.winda memang orang yang kreatif, memberikan tugas special untuk Arin sebagai salam perkenalan. Hm, memang sedikit kesal tapi mau bagai mana lagi. alhasil Arin jadi bangun kesiangan. Langkah kakinya tiba-tiba terhenti ketika melihat pagar sekolah telah tertutup dan gembok sebesar kepalan tangan mengunci pagar sekolah.

"Bukain donk.....aduh, gue telat nih," teriak Arin berkali-kali. Berharap agar seseorang mau membukaan pintu pagar. Namun usahanya sia-sia dan pada akhirnya dia hanya mengeluh pasrah.

Kemudian seorang cowok mendekat di mana Arin berdiri. Seorang cowok yang sepertinya juga merupakan siswa sekolah ini. Ia berdiri di depan pagar, terdiam sejenak kemudian pergi menuju belakang sekolah. Arin keheranan meliat tingkah cowok itu.

"Hey! where you going?" Tanya Arin. Tentu saja dalam bahasa ingris, mengingat cowok itu punya wajah khas jepang seperti mei dan kenyatannya bahasa jepang arin sangat terbatas.

"Jangan buang waktumu, security tak kan dengan senang hati membukakan gerbang."jawab cowok itu.

"Lho terus kamu mau ke mana?"

"Kelas"katanya enteng sambil mempercepat langkah.

"Kelas?" sontak Arin mengikutinya dengan ragu

"Lewat mana?" kemudian arin mengikuti cowok itu yang ternnyata membawanya ke sebuah pintu gerbang kecil yang sepertinya sudah di tutup sejak lama.

Detik selanjutnya cowok itu memanjat pagar tersebut.

"Lho, kalo kamu manjat pagar terus aku gimana?"

"Coba saja panjat,,,," Sebuah jawaban yang ngak pernah di duga Arin

"Gue kan ngak bisa manjat" Arin mulai kebingungan.

"Terus, kamu mau apa? Mau gue gendong?!"

Damn! Seenaknya aja bilang kayak gitu. Arin hanya bisa ngedumel kesal. Sementara cowok itu udah ada di balik pintu gerbang sekolah.

©©©

"Loe kenapa ngak masuk arin.. Mrs Winda cari kamu terus" tukas Mei di telfon saat jam istirahat.

"Mei,,gue kesiangan,,gue udah lari secepat apapunlah tapi pintu gerbangnya udah di kunci dan gue ngak tau harus gimana" kata Arin layu sambil mengaduk-ngaduk colanya.

"Terus sekarang di mana loe?"

"Gue lagi di kafe, ngak berani pulang"

Pulang ke rumah gara-gara telat emang bukan ide yang bagus. Mamanya pasti dengan senang hati menceramahinya. Siswi baru masuk kok sudah bikin pelanggaran.

"Ok, nanti pulang sekolah gue ke sana"

©©©

Arin mengambil nafas dalam-dalam.

"Loe percaya ngak kalo tadi pagi gue barusan hampir manjat gerbang belakang sekolah?!"

"What?! Aduh, arin kok bisa sih,,?! Siapa yang ngajarin loe?! Nekat banget sih"

Arin pun menceritakan kejadian tadi pagi. Tentang cowok yang ia temui dan tentusaja cara nya melompati pagar seperti seorang professional saja.

Tapi sayangnya mei tidak mengenal cowok dengan ciri-ciri yang di sebutkan arin. Kemudian pandangan Arin teralih ke arah meja yang agak jauh. Terlihat segerombolan cewek sedang mengobrol. Mereka siswi dari SMA lain. Sesekali tertawa malu meliat foto cowok di salah satu hp temannya yang sepertinya merupakan pacar salah satu gadis itu.

"ok arin... apa ada cowok yang membuat loe tertarik di sekolah?"
Pertanyaan itu memecah lamunan Arin.

"Hah maksudnya?"

"Ada cowok yang kamu taksir ngak?"ucap Mei dengan senyumnya dan kemudian tertawa.

"Mei plesase" ucap Arin dengan kening bekerut tak mengarti.

FEELSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang