Part 7

581 134 49
                                    

Julian menyadari saat ada seseorang yang duduk di sebelahnya. Bahkan dia tau siapa orang itu, tapi dia tak ada niat untuk menolehkan wajahnya. Cukup lama keduanya hanya diam hingga akhirnya Julian menurunkan wajahnya dan menatap kedepan.

"Loe tau... pertama kali gue lihat loe sangat rapuh adalah saat loe nangis di sini. Entah kenapa gue ngerasa saat itu loe nangis bukan karna loe jatuh" Julian menghentikan ucapannya " Mungkin karna saat itu kita masih kecil, gue gak tau apa yang loe rasain. Tapi yang jelas saat itu gue pengen banget nolong loe" kembali Julian menghentikan ucapannya "Yang gue katain kemarin semua adalah bohong, nyatanya gue emang beneran tulus sahabatan sama loe". Al mengangguk kecil walau Julian masih tak melihatnya.

"Loe bilang kalo akhir-akhir ini gue aneh. Iya, sebenernya apa yang loe bilang itu bener. Karna gue sendiri bingung, gue mulai gak bisa ngendaliin perasaan diri gue sendiri" kali ini Julian menatap Al yang sedari tadi telah menatapnya.

"Loe pernah bilang kalo loe bisa nerima apapun keadaan gue kan, kalo gue mau cerita masalah gue ke loe?" Al kembali mengangguk kecil.

" Loe bener kalo gue memang pengecut, karna gue bahkan gak bisa ngungkapin rahasia gue ke loe"

"Kita sahabat kan?" sahut Al. Julian menghela nafas untuk menguatkan hatinya.

"Sebenernya selama ini gue suka sama loe" Al melebarkan matanya terkejut. " Selama ini gue gak bisa nerima Yuki ataupun gadis lain karna gue cuman cinta sama loe. Gue gak bisa lihat orang lain selain loe" lanjut Julian. Al masih terdiam dengan keterkejutannya. Julian berdiri dari duduknya. "Itu rahasia gue" ucapnya sambil melangkah pergi.

"JULIAANN..." seru Al membuat Julian menghentikan langkahnya.

"Gue gak tau seberapa besar rasa cinta loe sama gue. Tapi asal loe tau, rasa sayang gue ke loe itu lebih besar dari rasa cinta loe itu. Gue beneran sayang sama loe Julian. Gue gak mau kehilangan loe!" seru Al.

Julian berbalik menatap Al.

"Julian... loe itu satu-satunya yang gue punya di dunia ini. Loe itu adalah dunia buat gue. Tapi... rasa yang gue punya bukan seperti yang loe rasain"

Julian tersenyum mendengar Al mengatakan itu. "Bukannya sekarang dunia loe itu Yuki?"

"Apa loe masih marah gara-gara itu? Oke gue bener-bener minta maaf untuk itu. Tapi Julian... Jangan buat gue harus memilih diantara kalian berdua. Karna itu gak mungkin bisa" Al kembali menghentikan kata-katanya.

"Loe itu seperti dunia tempat gue tinggal. Dan Yuki adalah udaranya. Gue tau gue egois, tapi bukankah kita gak bisa hidup jika gak ada dunia untuk kita tinggal dan udara untuk kita hirup?"

Julian menghampiri Al dan menyentuh pundaknya. "Gue gak pernah ngasih pilihan buat loe harus milih. Karna gue bukan satu dari pilihan itu"

"Lalu kenapa loe mau pergi?? Julian... gue mohon kita mulai semuanya lagi dari awal. Kita tetap saling memiliki dan menjadi sahabat baik"

Julian tersenyum kecil. "Makasih karna telah menjadikanku sebagai duniamu. Makasih karna menganggapku sebagai sahabatmu. Dan makasih selama ini telah menjagaku. Gue pergi bukan karna loe kok... gue pergi karna keinginan gue sendiri... Gue juga berharap kita tetep jadi sahabat baik sampai kapanpun walau kita berjauhan" ucap Julian sembari memeluk Al dengan erat.




"kak Al yakin gak mau nganter kak Julian ke bandara?" tanya Yuki. Al masih menelungkupkan wajahnya di meja perpustakan."Ini terakhir kak Al bakal ketemu kak Julian kan? Kita juga gak tau kapan kak Julian bakal balik ke Indonesia" lanjut Yuki, Al masih diam.

Yuki menghela nafas. "Yaudah deh kalo gitu aku pergi sendiri aja... kebetulan tadi aku bawa mobil dan aku parkir di luar, jadi bisa bolos dengan mudah...." Ucap Yuki sembari berdiri dari tempatnya dan melangkah pergi. Saat di depan pintu Yuki kembali membalikan badannya dan melihat Al masih di posisi semula. Yuki pun kembali berbalik sembari menghela nafas dan melangkah ke luar. Tapi baru beberapa langkah tiba-tiba seseorang telah menarik tanganya. Yuki tersenyum lebar sembari mengikuti Al berlari keluar gerbang sekolah.

Julian kembali menatap jam di tangannya. 10 menit lagi dia harus naik ke atas pesawat. Entah untuk keberapa kali dia memalingkan wajahnya ke belakang. Tapi kali ini dia langsung menyunggingkan senyumnya dan berdiri dari tempat duduknya. Di lihatnya Al yang sedang kebingungan mencari dirinya. Julian kembali tersenyum sebelum berteriak memanggil nama Al. Al yang merasa namanya di pangil langsung menoleh dan mendapali Julian melambaikan tangan ke arahnya.

"Julian..." ucap Al ngos ngosan.

"Kak Julian.." sapa Yuki yang berlari di belakang Al tadi. Julian tersenyum dan mengusap rambut Yuki.

"Jagain Al buat gue ya..." ucapnya pada Yuki yang di balas anggukan.

Julian dan Al saling bertatap untuk beberapa waktu.

"Jaga diri loe baik-baik" ucap Julian.

"Bukannya itu yang harusnya gue bilang ke loe. Di sana gak ada orang yang bakal ngelindungin loe" balas Al.

"Iya loe bener... setelah ini gue akan lebih giat belajar bela diri" Al yang mendengar itu langsung mengacak rambut Julian.

"Apaan sih loe" tepis Julian.

Al langsung memeluk Julian erat. " Gue bener-bener gak bisa tanpa loe?"

"Loe pasti bisa... sekarang udah ada Yuki kan...? Jaga dia baik-baik" ucap Julian. Al masih memeluk tubuh Julian erat.

"Gue harus pergi sekarang" Julian melepaskan pelukan Al padanya.

"selamat tinggal" ucap Julian. Belum sempat berbalik Al kembali mendekatkan wajahnya pada Julian dan mencium kening Julian. Membuat Julian membelalakan matanya terkejut

"Jaga diri loe Baik-baik" bisik Al lirih.

Julian mengerjapkan matanya beberapa kali sebelum akhirnya tersenyum lebar lalu mengangguk dan berbalik pergi.

Setelah Julian benar-benar tak tampak. Al merasa tangannya di genggam erat. Al menoleh dan mendapati Yuki tersenyum lebar ke arahnya. Al membalas senyum itu sembari mengacak poni Yuki.

"Ih... kak Alll..." kesal Yuki sembari menepis tangan Al dari kepalanya.

Al tersenyum dan malah menarik hidung mancung Yuki yang tambah membuat gadis itu bertampang kesal. Al tau sekarang dunianya dan udaranya adalag Yuki dan dia harus menjaga itu untuk tetap di sampingnya selamanya.




TAMAT

Hahhh... akhirnya selesai juga...

Walau cerita ini mungkin di luar ekspetasi kalian tapi makasih buat vote dan komennya sampai detik ini...

Juga makasih buat yang gak ngejad Dara karna cerita ini.

Jangan lupa baca cerita Dara yang lainnya ya...

Selalu Dara sampein. Salam sayang Dara buat kalian ^v^

NIGHTFALLTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang