- Menjauhlah, aku ikhlas -
“ KARIIN!!!”, teriak seorang gadis berparas cantik, bermata bulat, berkulit putih, dan berhidung mancung itu. Ya siapa lagi kalau bukan Sheilla, Sheilla Amalia ia adalah sahabat dari gadis yang dipangilnya tadi yaitu Karina Gabriella Darmawan yang biasa dipanggil Karin. Gadis dengan paras cantik, bermata hazel, berkulit kuning langsat, berhidung mancung, dan bertubuh mungil yang membuat ia semakin imut itu memutar bola matanya dengan malas.
“Biasa aja kali manggilnya, lo kira gue tuli !? satu sekolahan ini bisa denger teriakan lo yang kayak nenek lampir itu tau !” Jawab Karin.
“ Yeee… biasa aja kali, lagian suara gue yang cetar membahana badai gini disama-samain kayak nenek lampir !?” celetuk Sheilla.
“ Lo udah ngerjain pr fisika belum dari Pak Sastro?” tanya Sheilla.
“ Udah dong… gue kan anak rajin.”Jawab Karin.“ Gue nyontek yaaa bolehkan rin? Lo kan baik rin.” Ceplos Sheilla.
“ Giliran ada maunya aja lo baik sama gue !? yaudah nanti gue pinjemin.”Jawab Karin.
“ Nah...gitu dong sesama teman itu harus saling berbagi.” Kata Sheilla dengan cengiran khasnya. Dan hanya Karin jawab dengan gumaman.
***
Sesampainya mereka di kelas yang bertuliskan X IPA 2, banyak teman-teman sekelas mereka yang sibuk sendiri dengan pr fisikanya. Apalagi Dimas, Dimas Prayogi dia adalah salah satu anak yang jailnya minta ampun di kelas X IPA 2. Ia langsung meminjam buku pr fisika kepada Karin.
“ Kariiin…lo pagi ini cantik banget deh, gue boleh nyontek pr fisika gaak?”Sambar Dimas dengan mata puppy eyes nya.
“ Eh, enak aja lo gue udah booking duluan daripada lo ya jadi gue duluan yang pinjam lah!? Iya gak rin?” Omel Sheilla.
“ Terserah kalian lah… gue mau duduk, awas!?” jawab Karin dengan datar. Lalu ia duduk di bangkunya dan terbawa dalam lamunan.
***
Gadis berparas cantik itu duduk di kursi sebuah Taman sambil mendengarkan sebuah lagu dengan iPodnya. Ia selalu mengingat-ingat kejadian dimasa lalunya bersama orang yang ia sayangi.
Flashback on
“Karin, aku boleh ngomong sesuatu gak ke kamu?”Tanya seorang lelaki yang sangat tampan, tinggi, cool, dan sangat pintar.“Iya, boleh aja emang mau ngomong apa sih kak?”Jawab Karin yang sedang duduk terpaku dengan novel yang berjudul ‘The Feelings’ itu. Jadi sebenernya gini aku…aku suka sama kamu. Kamu mau gak jadi pacar aku?” tanya seorang lelaki tampan tersebut.
“ Emm…Iya deh kak aku mau…”
“Serius?? Kamu mau jadi pacar aku??”
“Iya kak…serius??”
“Makasih ya rin…”
“Iya sama-sama kak”Ya, lelaki itu adalah Vigel, Vigel Brawijaya Antariksa. Dia telah menjalin hubungan dengan Karin selama 1 tahun. Yaitu dari Karin kelas 9 SMP dan Vigel kelas 10 SMA. Mereka berbeda sekolah tetapi, mereka sudah kenal sejak karin kelas 8 SMP dan Vigel kelas 9 SMP. Tetapi tak lama dari itu Vigel meninggalkannya sendiri tanpa alasan. Saat itu Vigel tidak bisa dihubungi. Akhirnya Karin memutuskan untuk pergi ke Rumah Vigel. Tetapi nihil Vigel tidak ada di rumah dan kata tetangganya ia dan keluarganya sudah pindah sejak 1 jam yang lalu entah pindah kemana…
Flashback offKarin masih sangat ingat dengan kejadian itu. Wajahnya, bicaranya, perkataannya, masih sangat jelas terngiang di otak Karin. Mengapa Vigel meninggalkannya sendiri?
***
KAMU SEDANG MEMBACA
The Past
Teen Fiction"Kenapa lo pergi tiba-tiba dan tanpa alasan dan kenapa lo datang tiba-tiba saat gue udah mulai lupain lo." -Karina Gabriella Darmawan "I leave her with pain and hatered and i'm regret it." -Vigel Brawijaya Antariksa