Off masih membawa Gun bridal style menuju mobilnya. Biar saja yang lain melihat toh mereka adalah sepasang kekasih. Tidak ada kata gengsi lagi dalam kamus bahasa Off setelah kejadian tadi.
Dengan kesulitan Off membuka pintu belakang mobilnya lalu menidurkan Gun di jok mobil. Posisi Off berada diatas Gun dengan kedua tangan yang menjadi tumpuan agar tubuhnya tak menimpa si manis.
"Maksudmu apa? Ingin membuat aku cemburu?" Off mengangkat alisnya.
"Aku hanya membalas perbuatan P', kalau begitu kan adil."
"Jadi kau akan selalu membalas perbuatanku? Begitu?." Tantang Off.
Gun menganggukan kepalanya tanpa ragu bahkan sekarang ia tengah menjulurkan lidahnya berniat mengejek yang lebih tua. Tidak sadarkah Gun perilakunya itu malah membuat perhatian Off tertuju pada bibir merahnya. Bagaimana Off bisa menahan diri? Apalagi posisi wajah mereka yang tidak lebih dari satu jengkal.
Dalam hitungan detik bibir mereka sudah menyatu. Berkali - kali Off menghisap bibir bawah Gun. Dan perlu diketahui ini adalah ciuman pertama mereka diluar skenario. Off melepaskan tautan bibir mereka hanya untuk melihat bagaimana perubahan warna di pipi Gun.
"Ingin membalasnya?." Tawar Off memberikan senyum terbaiknya.
Gun menggigit bibirnya sendiri. Apa tadi itu sebuah ajakan? Perlahan tangan Gun melingkar di leher sang kekasih. Ia mengangkat kepalanya untuk mencapai wajah Off. Lalu bibir mereka kembali menempel. Gun tidak tahu apa yang harus ia lakukan. Ia tidak tahu caranya berciuman selain menempelkan bibir.
Merasa tidak ada tindakan dari Gun, Off pun mengambil kesempatan untuk mengeksplorasi seluruh bagian bibir dan mulut Gun dengan lidahnya. Ia terbuai merasakan bagaimana manisnya cherry milik pria dibawahnya. Sampai..
"Aw." Off merasakan tarikan pada rambutnya. Bukan tangan Gun, karena ia yakin Gun hanya memiliki dua tangan yang seingatnya masih menempel di lehernya. Dan mereka di kejutkan dengan sesosok makhluk berkulit putih dari bagian belakang mobil.
"P'Off apa yang kau lakukan pada anakku." Teriak Krist.
Sungguh Off bingung dari mana asalnya si cabi yang menjalin hubungan tanpa status dengan Singto ini. Lalu ia melihat Krist keluar dari bagasi dan memanggil mereka. Krist memeluk kasihan Gun layaknya seorang ibu yang anaknya baru saja menjadi korban pria hidung belang.
"Bagaimana kau bisa jadi Ibunya? Umurmu bahkan lebih muda dari Gun,, Krist." Protes Off.
"Biar saja. Kau tidak akan tahu bagaimana naluri seorang uke. Lalu apa tadi? Kau ingin macam macam pada Gun? Aku tidak akan mengizinkan sebelum kalian menikah? Kau baru saja mencemari otak polos anakku. Dasar tidak berperike-uke-an!!." Krist meluapkan amarahnya. Gun membalas pelukan Krist dan memasang wajah terdzalimi. Drama Queen. Persis adegan drama sore hari.
****
"Gun, kau pernah bilang ingin memanggilku Papi kan?." Tanya Off.
"Emm iyah, tapi waktu itu P'Off menolak. P' bilang tidak mau disangka orangtua ku. Lalu kenapa sekarang bertanya?."
"Kau boleh memanggilku Papi. Aku akan mewujudkan keinginanmu." Off tersenyum.
"Jadi aku boleh memanggil Papi?." Tanya Gun. Off mengangguk mantap.
"Jadi benar yah P'Off mau mengangkatku sebagai anak."lanjut Gun hampir menangis.
"Sebagai anak?" Off menghela nafas. Memang benar yah berbicara dengan orang sepolos Gun butuh extra kesabaran dan hati yang tabah.
"Bukan Gun, maksudku kau dan aku akan menikah." lanjutnya.
"Sungguh? P'Off memang yang terbaik." Gun memeluk Off senang.
****
Apa ini pendek lagi??
Maafkan soalnya aku terlanjur ngebayangin kehidupan mereka abis nikah hehe.. Tapi Bukan Mpreg. Aku susah bayanginnya.
Kalau pada Vote Komen Kayanya besok dilanjut. Soalnya udah jadi tinggal Publish..
Makasih yang kemarin udah Vote Komen. Jangan bosen yah..
KAMU SEDANG MEMBACA
Off With Gun
FanfictionKehidupan Off Jumpol Setelah Bertemu Gun Atthaphan yang polos dan menggemaskan. OffGun PRIVATE