Bagian Empat

137 10 0
                                    

Setel lagunya ya biar tambah baper hahaha









4. Bintang yang tak kunjung ada


Ketika membuka mata, Ivan langsung melihat kalender digital yang ada di atas nakas. Deru napasnya seakan berpacu, baru saja ia terbangun, ia sudah mengeluarkan rasa kekhawatiran nya. Belum juga bersiap diri serta mandi, dia langsung membuka jendela kamarnya dan melompati pagar seperti kebiasannya. Tujuannya hanya satu, dia ingin memastikan kalau kekasihnya itu baik-baik saja.

Satu pijakan berhasil ia lakukan, jendela kamar disana sudah terbuka, terlihat seorang wanita tengah terduduk di meja belajarnya seakan mengerjakan sesuatu.

"Oh, Ivan kamu mau bicara sama aku?"tanya gadis itu ketika menyadari kehadirannya.

"Sedang apa?"

"Melanjutkan tugas yang belum selesai, kenapa?"

Ivan mengulum bibirnya. Dia bingung harus mengatakannya. "Kau kuliah siang?"

"Iya,"

"Oh,"jawab Ivan singkat.

Cresina terkekeh pelan. Dia mengerutkan keningnya, tak biasanya lelaki itu menghampiri nya seperti ini. Apalagi raut wajah kekasihnya terkesan ada kekhawatiran.

"Bukankah kau ada kuliah pagi? Kau belum bersiap?"tanya balik Cresina.

"Gue mager ke kampus,"

"Kenapa?"

"Gue mau nemenin lo aja, kapapun, dimanapun, dan apapun itu."

Cresina tak mengerti. "Kau ini sedang sakit?"

Ivan langsung menggeleng pelan. "Nggak,"

"Ada yang aneh. Kosakata kamu, cara perhatian kamu, serta sikap kamu terasa berbeda. Tidak biasanya kamu bersikap manis kan?"

"Gue laper, bikinin gue makanan."

"Kamu selalu menolak kalau aku memasak makanan sehat, kamu bahkan membuangnya di depanku,"

Ivan melirik ke arah pintu depan rumah. "Ada Kak Sofa di dalem?"

"Dia udah jalan dari tadi,"

"Kalo gitu gue bakalan makan di rumah lo. Gue mandi dulu,"

Cresina lagi-lagi terkejut. Lihatlah, lelaki itu bahkan bersikap sangat berbeda dibandingkan sebelumnya. "Ivan-----"

"Lo masak dan gue mandi dulu, tunggu,"

***

"Enak, benar-benar enak,"

Ucap Ivan ketika usai mencicipi masakan sehat yang biasa ia buang. Untuk kali ini saja lelaki itu rela melakukan apapun agar dia tak kehilangan gadis ini. Sungguh, begitu menyakitkan jika gadis ini hilang dari hidupnya.

"Padahal aku memasak dengan cara yang sama, tapi baru sekarang kau mengakuinya,"

"Maaf, lo tau sendiri kan gue nggak suka sama sayur,"

Cresina mendekap kedua milik nya dengan tangannya. "Tapi, bukannya kau harus ke kampus?"

"Oh, soal itu,.. Aku sedang tak enak badan,"dusta Ivan dengan sengaja.

Cresina langsung membulatkan matanya ketika pacarnya mengatakan itu. Dia memegang dahi lelaki itu untuk memeriksa. "Tak panas,"

I Couldn't Cry Because I'm A Man [ 4/4 selesai ] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang