Prolog

323 33 47
                                    

Sebelum memulainya, apakah kalian tahu tentang sihir?

Sihir masih terbilang tabu dan hanya dapat ditemukan pada film bahkan novel fantasi. Sihir ini dapat diartikan sebagai kemampuan untuk mengendalikan alam melalui beberapa cara yang tak dapat dijelaskan lewat akal sehat. Dalam banyak kebudayaan, sihir berada di bawah tekanan dari dalam kompetisi dengan ilmu pengetahuan dan agama.

Orang yang menjadi pelaku "sihir" dapat disebut sebagai penyihir. Dahulu melalui kabar burung, satu-satunya cara penyihir mendapatkan ilmu sihir mereka adalah dengan bersekutu dengan iblis. Hanya itu. Sebagian lapisan masyarakat memang terbagi atas dua kubu: percaya dan tidak. Dan yang jenis pertama adalah mereka yang berperan sebagai filsafat agama.

Awalnya, manusia dan penyihir dapat diandalkan untuk saling bahu membahu. Janggal rasanya melihat mereka seperti itu. Namun kenyataannya, semuanya tampak berjalan baik dan itu fakta sesungguhnya.

Namun, seiring berjalannya waktu, pola pikir masyarakat mulai menjelma menjadi hitam legam. Filsafat agama yang memiliki rasa 'anti' terhadap penyihir mengadu-dombakan beberapa penyihir tanpa penjabaran fakta yang jelas.  Mereka menganggap bahwa keberadaan penyihir ialah suatu hal penting yang harus dimusnahkan. Masyarakat tidak pernah sadar bahwa berkali-kali mereka tertampar gelombang kesadaran. Filsafat itu semakin merajalela; ada yang mengatakan bahwa anak kandungnya terbunuh oleh penyihir, wabah penyakit pada ternak, kutukan aneh, dan lain sebagainya. Mereka tetap saja melakukan hal yang sama tanpa peduli risikonya. Hingga puncaknya, tercipta sebuah komunitas khusus untuk membasmi para penyihir. Mereka menamainya "Aliansi Pemburu Penyihir".

Penggal ... gantung ... bakar ... ditenggelamkan.

Akhirnya penyihir telah benar-benar musnah dari peradaban. Termasuk salah satu golongan Penyihir Mimpi yang disebut-sebut sebagai "Pejalan Mimpi".

Para Pejalan Mimpi pernah berjanji, jika mereka mati kelak, mereka akan menjelma menjadi iblis-iblis perusak mimpi yang siap hadir ke mimpi siapa pun. Itu adalah kitukan mereka. Namun uniknya, mereka mengecualikan anak berumur di bawah lima belas tahun. Entah apa penyebabnya para penyihir tersebut tidak mengincar para anak yang belum menginjak usia remaja tersebut. Yang pasti, masyarakat dapat menyimpulkan bahwa mereka ingin membalaskan dendam mereka kepada para masyarakat dewasa yang telah memusnahkan kehidupan mereka, bukan anak-anak atau remaja.

Mereka juga mempunyai cara unik untuk membalaskan dendam. Mereka membalaskannya dengan menyisipkan suatu kutukan aneh sebelum akhirnya para manusia membasmi mereka untuk selama-lamanya. Hal ini merujuk pada Pejalan Mimpi.

Kutukannya ialah, jika dua orang atau lebih berada di dalam dunia mimpi, maka seseorang yang berhasil hidup akan menjadi Pejalan Mimpi. Pertarungan tersebut mereka namakan dengan sebutan, "Pertempuran Hati".

Tidak pernah ada seorangpun yang menganggap bahwa kutukan tersebut berniat baik, memberikan cuma-cuma kekuatan fantastis kepada makhluk yang telah merampas kehidupan mereka.

Faktanya, mereka yang mendapatkannya, akan dihantui pemikiran aneh yang berlangsung sampai mereka mati. Setelah mati, mereka akan menjadi iblis-iblis bagi orang-orang yang telah terlelap dan hanyut dalam tidurnya.

Menyeramkan, bukan?

Maka dari itu, manusia menganggap bahwa para penyihir terutama pejalan Mimpi mempunyai niat buruk untuk meneror para manusia hingga selama-lamanya.

Di samping semua sejarah yang terlampau buruk itu, hiduplah seorang gadis belia berumur enam belas tahun, Kathline Geraldine. Ini kisah petualangan fantastisnya,  setelah mendapatkan pesan misterius dari dalam dunia mimpi. Berniat menghiraukannya, gadis remaja tersebut malah terjebak dalam sebuah permasalahan rumit yang secara tidak langsung telah mengundang nyawanya ke dalam ambang kematian. Kini, mimpinya sendiri cepat atau lambat akan menjadi rasa takut terbesarnya.[]

***

Dream Walker: The Battle of HeartsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang