5. You are my Best

7K 541 308
                                    


Lupa entah kapan tepatnya itu terjadi, Airin pernah menolak ajakan Sean bercinta ketika hubungan mereka masih dalam tahap berkencan.

"Kenapa? Ini bukan pertama kali kita melakukannya, kan?"

"Aku lelah, Sean..," Airin berpura-pura menunjukkan wajahnya yang tidak bersemangat.

"Hanya sebentar..."

"Kubilang aku lelah!"

Airin tidak tahu jika arti kata penolakannya sama dengan menjatuhkan harga diri seorang lelaki. Setidaknya kalimat itulah yang terlontar dari mulut Sean dengan nada kesal.

"Katakan saja dengan jujur jika kau sudah mulai bosan denganku!" Sean segera meraih jaket kulitnya lalu melangkah keluar dari kamar.

"Bukan begitu, dengarkan dulu penjelasanku," Airin berusaha mengejar dengan menarik satu lengan Sean dan memutar tubuh itu untuk menghadapnya. "Mencintai tidak harus dilakukan dengan cara seperti itu. Aku ini belum sepenuhnya menjadi milikmu, jadi kupikir aku memang berhak untuk menolaknya kan?"

Sean menatap wajah Airin dalam-dalam dan dia tetap tidak mau mengatakan satu kata pun untuk membela diri.

"Aku mengatakan ini karena aku ingin hubungan kita tetap bertahan seperti biasa. Lagipula sesuatu yang dimulai terlalu jauh justru terkadang akan menjatuhkan, menyakiti."

Airin sudah menyiapkan banyak kata-kata pembelaan seandainya Sean berani memprotes. Beruntung lelaki itu hanya menghela nafas kasar sebelum akhirnya dia memutuskan untuk pergi mengakhiri perdebatan mereka tanpa adanya penyelesaian.

Hampir seminggu lebih keduanya tidak saling komunikasi. Airin disibukkan dengan segala aktifitas keartisannya, sementara Sean memilih menghilang entah kemana. Hingga mendekati minggu ketiga, Airin terpaksa mendatangi rumah besar milik keluaga Oh tepat setelah dirinya selesai menjalani sebuah syuting drama. Kai yang kebetulan membukakan pintu tampak terkejut melihat gadis itu berdiri dengan memasang wajah penuh emosi.

"Hai, tumben kau datang kemari?"

"Apa adikmu itu sudah benar-benar gila?" Airin tidak punya waktu untuk berbasa-basi. Kai juga sepertinya tahu alasan apa yang membuat kekasih adiknya itu muncul secara tiba-tiba. "Ini sudah lebih dari 14 hari tapi dia tidak pernah ada kabarnya, ponselnya juga tidak aktif."

"Ah, soal itu...," Kai tidak tahu harus menjawab apa karena dia memang tidak pernah mau ikut campur mengenai urusan orang lain termasuk adiknya sendiri. "Biar kutelpon dia sebentar."

"Kan sudah kubilang tadi kalau ponselnya tidak aktif."

"Dia memang sudah dua hari ini tidak pulang ke rumah, tapi sepertinya aku tahu kemana dia pergi."

Begitulah pada akhirnya Airin dan Kai mengendarai mobil menuju sebuah bar. Orang yang mereka cari memang ada disana bersama Byun dan tengah menikmati minuman beralkohol dengan dikelilingi beberapa wanita cantik yang berpakaian seksi. Sean bahkan tidak bereaksi apa-apa ketika Airin mendekat dan langsung menampar wajahnya di depan banyak orang.

"Kumohon jangan bertengkar di tempat umum," Kai menarik lengan adiknya dan membawa Airin keluar dari bar setelah beberapa menit mereka hanya saling menatap tajam.

Sean yang tidak terima diperlakukan dengan kasar, memprotes keras sekaligus menyuruh kakaknya itu untuk tidak mencampuri apapun urusan antara dirinya dengan Airin.

"Aku hanya bermaksud mengantar gadis itu padamu. Tapi ingat, setelah urusan kalian selesai, kau harus segera kembali ke rumah."

Kepergian Kai membuat Sean tidak dapat bereaksi apa-apa selain melirik Airin lalu menariknya masuk ke dalam mobil. Sean juga membantu gadis itu memasang sabuk pengaman tanpa mengatakan sepatah katapun.

Ranjang Bergoyang (proses edit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang