t u j u h

1K 69 3
                                    

"Pagi, Ma, Pa," sapa Syifa kepada kedua orang tuanya yang tengah sarapan di meja. "Gue gak disapa?" Tanya Arnold.

"Males." Arnold mendengus. "Huh, mentang-mentang udah punya pacar, Kakak-nya dilupain."

"Udah, Syifa, cepat makan lalu berangkat. Ingat, makan tidak boleh bicara."

Syifa mengangguk sopan. Ya, tata krama dalam keluarga Syifa memaksanya harus sopan dan selalu terlihat baik kepada semua orang. Ya, semua orang, kecuali teman-tenannya di sekolah yang menurut Syifa tidak pantas diberi perilaku sopan.

Seperti, Angga dan kawan-kawannya.

"Nyonya, tuan, ada tamu," ucap seorang wanita paruh baya dengan pakaian maid.

Fera beranjak dari duduknya. Kemudian ia berjalan menuju pintu utama. Ia tersenyum ketika melihat Angga-- pacar anak gadisnya--tengah tersenyum sopan padanya.

"Pagi, tante."

***

"Angga, kok lo bisa ada di rumah gue sepagi ini?" Tanya Syifa setelah motor Angga berhenti karena trafic light yang berubah warna menjadi merah.

"Iya gak pa-pa. Lagian gue jemput lo supaya drama kita itu lebih berasa. Supaya kesan kalau kita pacaran itu bener-bener ada," ujar Angga.

Syifa mengangguk. "Pinter juga lo. Gak salah gue milih lo jadi pacar pura-pura. Ya walaupun cuma pura-pura sih."

Angga membelokkan sepeda motornya ke parkiran sekolah. Setelah mesin motor Angga mati, Syifa segera turun dari motor.

"Eh, mau kemana?" Tanya Angga kepada Syifa yang barusaja akan pergi. "Mau ke kelas, lah."

"Eh, supaya akting kita ini lebih ngena, kita harus ke kelas bareng. Oke?"

"Ish, apa-apaan? Kelas lo sama kelas gue 'kan beda. Lagian, disini itu udah ga ada orang tua gue lagi," protes Syifa.

"Gak ada orang tua lo, tapi ada temen-temen gue. Lagian, kemarin 'kan gue udah tolongin elo, kenapa sekarang lo gak mau nolongin gue?"

Angga menggandeng tangan Syifa berjalan menjauh membuat cewek itu mau tak mau harus menurut. Lagipula, ini semua ia lakukan untuk membalas budi cowok ini.

Syifa dapat melihat reaksi para gadis yang mungkin adalah fans berat Angga di koridor yang ia lalui. Ada yang berbisik-bisik, ada yang menatap remeh Syifa, ada yang menatap sinis. Yang jelas, Syifa tak memperdulikan semuanya. Ini juga cuma hubungan pura-pura, toh.

"Eh, bro!"

Syifa yang sedari tadi menatap taman depan sekolah beralih menatap dua orang cowok di hadapan Angga. Uh, itu Bastian dan Iqbaal.

"Udah dapet?" Tanya Iqbaal sambil menunjuk Syifa dengan dagunya.

Angga mengangguk. "Iya. Udah, ya, gue mau anterin pacar gue ke kelas dulu."

"Eh, buru-buru amat sih, pak. Kita kenalan dulu dong sama pacar baru elo." Bastian menahan Angga.

Ck, gue 'kan mau ke kelas. Kenapa jadi ketemu sama mereka sih? Batin Syifa.

Angga menatap Syifa yang juga menatapnya. "Sori, gue pikir pacar gue risih ketemu kalian. Lain kali aja ya."

Eh? Dia tau apa yang gue pikirin?

Bad Relationship❌AnggaSyifaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang