d e l a p a n

996 66 4
                                    

"Sori, Syif, kalau temen-temen gue tadi ganggu elo."

Syifa terkekeh melihat wajah Angga yang abstrak. "Lo apaan dah. Kenapa elo yang minta maaf?"

"Soalnya, mereka gak akan minta maaf sama lo. Daripada lo dendam dan benci sama mereka, mending gue aja yang minta maaf."

Syifa tersenyum. "Iyaaa, gue maafin deh."

"Nah, gitu dong, senyum. 'Kan cantik," puji Angga.

Syifa melotot. Kemudian gadis itu mengangkat kakinya dan menjatuhkannya tepat di atas kaki Angga. "Syifa! Sakit, gilak."

"Siapa suruh godain gue?"

Syifa masuk ke dalam kelasnya dengan senyum yang masih terukir di bibirnya.

"Syifa," panggil Steffi yang sedaritadi sudah berada di kelas. "Lo pacaran sama Angga?"

Syifa melotot. "Gausah ngaco deh lo. Siapa bilang gue pacaran sama Angga?"

"Tadi gue liat elo berangkat bareng sama Angga, terus barusan--" dengan cepat Syifa menutup mulut sahabatnya itu. "Diem, monyet!"

"Eh, kutu kupret, ngapain lo bungkem mulut gue?"

"Ya abis, elo kalau ngomong keras banget."

"Gue bakalan diem asalkan elo bilang ada apa antara lo sama Angga."

Syifa mendengus. Kemudian gadis itu mendekat ke Steffi dan membisikkan sesuatu yang sukses membuat Steffi melotot, kaget, berteriak, dan sebagainya.

***

Senyum Angga belum pudar sejak tadi. Entah kenapa, Angga selalu tersenyum ketika mengingat tingkah Syifa yang konyol. Gadis itu tidak pernah jaim di hadapannya, Syifa selalu apa adanya. Dan tentu, Syifa itu cantik.

"Ngga," panggil Bastian dari ambang pintu kelas. "Kenapa, Bas?"

"Yang belum ngerjain PR B.Indo, disuruh nemuin Bu Nesya di kelas IPA. Lo belum ngerjain, 'kan? Sama gue juga. Udah, kuy kita kesana!"

---

Angga dan Bastian masuk ke kelas IPA dan disambut dengan tatapan tajam dari Bu Nesya yang tengah duduk di meja guru.

"Bagus, kalian mau datang."

Bastian tersenyum. "Bu, ngomongnya serem amat. Kayak yang di tipi-tipi, yang di sinetron pangeran itu."

"Bas, sinetronnya udah tamat kali," saut Bryan yang juga ikut masuk karena dia tidak mengerjakan PR.

"Kalian bertiga, berdiri di depan kelas!"

Angga, Bastian, dan Bryan segera menuruti perkataan Bu Nesya membuat beliau tersenyum.

"Anak-anak, lihat ketiga teman kalian ini. Mereka tidak mengerjakan PR. Saran Ibu untuk anak perempuan, kalian jangan pernah suka dengan mereka atau anak laki-laki sejenis mereka."

Bastian melotot. "Bu, gak bisa gitu dong. Ibu sama aja nyuruh pacar saya buat mutusin saya. Ibu kalau suka sama saya jangan kayak gini caranya. Kita bisa ngomongin baik-baik--aww," Bastian meringis ketika Angga menginjak kakinya.

Bastian tersenyum. "Dan pastinya, ini bahaya buat Angga juga, Bu. Entar pacar sahabat saya ini gak mau lagi dong sama dia? 'Kan kasihan Bu."

Bu Nesya mengerutkan kening. "Pacar Angga? Di kelas ini? Coba sebutkan namanya."

"Iya, Bu, dia ada di kelas ini. Namanya Syifa."

"Cieeeee."

Dan, rahasia hubungan yang hanya main-main ini akhirnya terungkap.

Bad Relationship❌AnggaSyifaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang