01

47 7 3
                                    

Author

Slurp...
Suara seruputan teh hangat di sebuah balkon rumah milik seorang gadis. Ya, dia Bella. Di balkon itu, setiap hari ia melampiaskan keluh kesahnya.

"Bella." Panggil seseorang di depan kamar Bella.

Bella yang mendengarnya langsung beranjak dari tempat duduk dan membuka pintu, "Lah,Zia? Lo ngapain di rumah gue sore-sore gini?" Ucap Bella setelah tau, yang datang ialah Zia.

"Hehe, gue mau nginep disini. Gue udah ijin tante Safa, dengan senang hati gue diijinin nginep disini" ujar Zia dengan senyum lebarnya.

"Oh, yaudah sini masuk." ucap Bella. Zia memang sering nginap di rumah Bella. Biasa lah, karena masalah bokap dan nyokapnya yang katanya ribut mulu di rumah. Dan, pasti Zia akan langsung datang ke rumah Bella. Kasian Zia, anak broken home.

"Emang bokap nyokap lo ada masalah apa lagi?" tanya Bella yang langsung mengerti apa masalahnya.

Raut wajah Zia berubah muram seketika lalu ia menghela nafas panjang, "Bokap nyokap gue mau cerai, Bell. Dan gue disuruh milih mau ikut siapa, bokap atau nyokap," Zia memberi jeda pada ucapannya, "tapi gue gamau ikut salah satu dari mereka. Bokap gue mau pindah ke luar negeri. Dan nyokap, nikah lagi. Gue gamau punya bokap tiri, Bell." lanjut Zia dengan air mata yang mulai turun.

Bella yang melihat sahabat dari kecilnya itu sedih, juga ikut merasakan apa yang Zia rasakan.

Ia kenal Tante Yuna-Mama Zia- dia baik juga ramah. Tapi ia nggak begitu kenal sama papanya Zia, karna beliau jarang banget pulang ke rumah.

"Sabar, Zi. Gue tau perasaan lo. Emangnya lo gak mau ikut bokap lo ke luar negri?" tanya Bella berusaha menenangkan Zia.

"Lo kan tau sendiri, Bell. Gue gak deket sama bokap gue. Lagian gue gak mau tinggal di luar negeri. Gue mau di Jakarta aja" ujar Zia yang makin terisak.

Bella berfikir, gimana cara mengatasi masalah sahabatnya ini?

Setelah beberapa menit mereka tenggelam dalam diam, Bella menemukan ide. "Gimana kalo lo tinggal di apartemen aja? Nyokap bokap lo masih ngirim uang bulanan kan?" usul Bella

Zia mengangkat kepalanya, lalu menatap Bella dengan senyum mengembang, "Ide bagus, Bell. Gue akan coba hidup mandiri, gue yakin gue bisa. Aaah, makasih Bellakuuuu" ucap Zia dengan semangat membara dan Bella ikut senang dengan keputusan itu.

❄❄❄

Sinar matahari menusuk mata Bella, sehingga Bella terpaksa membuka matanya,
"Hoamm... udah pagi, Zi bangun-- Loh? Zia mana?" Bella turun dari tempat tidurnya, dan menemukan note tertempel di meja belajar nya,

Selamat pagi, Bella. Gue balik dulu ya. Hehe.. Makasih atas saran lo sama tumpangan rumahnya, nanti kita ketemu di sekolah, okey? Bilangin makasih juga ya sama nyokap lo, makasih dari Zia tercantik . Dadahh Bella!

Bella tersenyum membaca note yang ternyata dari Zia. Bella senang Zia keliatan semangat dan ceria pagi ini. Dengan segera Ia mandi dan bersiap berangkat sekolah.

Setelah siap, Bella turun menuju ke ruang makan menemui mamanya,

"Pagiii Mamaku sayang"

"Pagi juga Bella, loh Zia mana? Bukannya tadi malem dia nginep sini ya?" tanya Safa, Mama Bella.

"Iya ma, tadi pagi Zia ijin pulang, terus Zia nitip makasih sama mama karna udah diijinin nginep sini" jelas Bella sambil memakan sarapannya.

"Yaudah, sampein juga sama-sama. Kan dia juga udah sering nginep sini kan? Kaya sama siapa deh si Zia" ujar Safa
Bella hanya mengangguk, lalu menghabiskan makanannya. Setelah selesai, ia pamit berangkat ke sekolah dengan mamanya.

TIME OUTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang