"Selamat ulang tahun ya Ra," ucap Bella
"Hai Ra apa kabar? Selamat ulang tahun ya, maaf ya Ra aku telat." ucap seseorang yang baru saja datang.
"Maaf ya Lala sama Alvan baru ke sini sekarang, Ra Lala kangen sama Rara main dong ke mimpi Lala," ucap Bella.
"Main juga ke mimpinya Alvan ya Ra," ucap Arvan.
"Yaudah kita balik dulu ya Ra, besuk kita main lagi, dah Rara," ucap Bella sambil meninggalkan makam keyra.
"Daah Rara, Alvan balik dulu ya," ucap Arvan sambil menyusul Bella.
***
''Mau cari perhatian gue dengan ngerayain ulang tahun Rara? Jangan harap gue akan berbaik hati setelah apa yang lo lakuin ke Rara."
Kata – kata itu selalu terniang di pikiran gue selama perjalanan
"Gue gak ngelakuin itu Van asalkan lo tau yang sebenernya, lo gak akan pernah percaya sama omongan gue dan gimana gue harus ngejelasinnya ke lo." Teriaknya sambil menangis di pinggir sebuah danau yang dulu sering Keyra, Arvan, dan Bella datangi.
" Lo gak salah, Arvan yang harusnya mau dengerin penjelasan lo."
"Dari mana lo tau yang sebenernya?"
"Gue tau semuanya La bahkan apa yang lo lakuin udah bener, hanya takdir yang berkata buat ngambil Keyra dari kita."
***
" Woi dari mana aja lo?" tanya Radit pada Arvan yang baru saja datang di kafe tempat biasa mereka berkumpul.
"Ada urusan bentar tadi"
"Urusan sama Bella kemarin yak? " usil Ardo pada Arvan
"Wah- wah udah ada kemajuan dong " sahut Vino yang baru saja datang
"Ck, gak sudi gue berurusan sama dia, di deket dia Cuma bikin hidup gue sial."
"Lo gak mau berusaha cari tau gitu? apa yang sebenernya terjadi sama Keyra 1 tahun yang lalu? "
"Kenapa musti cari tahun kalo udah jelas- jelas pembunuhnya ada di depan gue."
"Kenapa lo yakin banget kalo pembunuhnya dia? Bisa aja kan dia di jebak sama pembunuh yang sebenernya."
"Dan kenapa lo jadi belain dia? Lo suka sama dia?IYA? jawab gue Do! Lo suka sama si pembunuh itu?"
"Udah elah Cuma gara – gara 1 cewe aja bikin kalian adu bacot kayak gini," lerai Radit pada arvan dan Ardo
"Asalkan lo tau lo itu gak tau apa – apa tentang masalah gue dan dia, jadi gak usah ikut campur sama masalah gue, paham lo?!" jawab Arvan sambil meninggalkan kafe tersebut.
" Lo sih Do malah bahas itu, udah tau arvan sensitif sama semua yang berkaitan sama masalah itu," salah vino pada Ardo.
"Lah kok gue? Apa – apaan maksud lo? "
"udahan kenapa gak usah saling nyalahin kayak anak kecil aja sih, inget lo semua udah SMA, udah bukan anak – anak lagi," cela Radit
" Gue balik duluan, " ucap ardo sambil berlalu meninggalkan Vino dan Rdit di kafe tersebut.
"udah tenagin diri lu dulu, gak usah ikutan kepancing emosi, kita ketemu besok di sekolah, gue balik dulu,"pamit Radit
***
Hari ini Bella sengaja datang lebih pagi dari biasanya, pikirannya sedang kacau karena percakapannya dengan seseorang di danau kemarin. Tiba – tiba ponselnya berbunyi menandakan pensan masuk.
Belum sempat ia membalas pesan tersebut tiba- tiba Zia datang dan menghampirinya
"Tumben dateng pagi La?"
"Emang gak boelh apa gue dateng pagi."
"Elah sensi amat bukk, lagi PMS lo, santai kali, Eh bagi jawaban PR matematika dong La."
"Yeee dasar, kerjain sendiri napa"
"Yah La tinggal nomor terakhir doang elah, lo kan jago Matematika La."
"yaudah ini, tapi cepet yak"
"siap bosquee, makasih Bella sayangkuuu," ucap Zia sambil berjalan menuju mejanya yaitu dei sebelah Ardo.
***
Bel pulang sekolah sudah berlalu dan di kelas tersisa Bella dan beberapa anak yang bersiap untuk mengikuti ekstra kulikuler mereka
"Ra gak balik?"
"Eh, bentar lgi balik kok nyelesain catetan bentar"
"Lo balik naik apa Ra?"
"Di jemput mungkin kalo enggak ya naik Grab"
"Mau gue anterin gak? Rumah kita kan searah juga."
"Gak ngerepotin nih Do?"
"Udah tenang aja, Yuk" ajaknya sambil menarik tagan Bella menuju ke parkiran sekolah.
"Makasih ya Do dah ngerepotin nganterin gue."
"Gak ngerepotin kok, Gue balik duluan ya, bye La"
Asalkan lo tau yang sebenernya La.
**A/N***
Hai guys sorry baru update
jangan lupa vote dan coment yaa
tunggu kelanjutannya
KAMU SEDANG MEMBACA
TIME OUT
Teen FictionBagaimana jika kita disalahkan atas kesalahan yang tidak pernah kita lakukan? Bagaimana rasanya jika orang yang kita cintai dan sayangi sangat membenci kita? Sakit. Satu kata yang dapat menggambarkan segalanya. Ini hanya masalah waktu, berharap semo...