• merah belum tentu darah

553 11 0
                                    

Aku membayangkan bibirku merah merekah membentuk garis lengkung lalu kamu akan berkata jika senyumku bisa membuatmu terserang diabetes, dan ucapanmu itu sukses memunculkan semburat merah di pipiku.

Di lain hari kita akan menyesap kopi sambil menyantap kue merah bernama red velvet atau aku akan mengajakmu menikmati indomie dengan 100 cabai rawit dan membuat seluruh wajahmu memerah saat memakannya meski hanya satu sendok.

Suatu hari berikutnya aku akan mengenakan gaun merah saat kamu mengenggam tanganku. Kita akan kencan katamu. Ditemani cahaya merah dari lilin-lilin, kamu mengambil kotak merah yang akan aku ketahui berisi sebuah kalung. Lalu mengalungkannya ke leherku sambil membisikkan sebuah kalimat cinta.

Setelah ratusan hari berlalu, ratusan hari berwarna merah muda. Manik mata kita saling bertatapan dan setenang air kamu akan berujar jika ingin menghapus kata 'kita' menggantinya dengan 'aku' dan 'kamu' tunggal, berjalan sendiri-sendiri.

Lantas kamu berlalu pergi saat lembayung merah pada senja pudar perlahan digantikan warna abu.

Dan akhirnya sakitku tidak merah karena tidak berdarah.

BaperTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang