2~Busan

692 62 5
                                    

Baekhyun melihat rumah yg sudah 4 tahun dia menetap disini dengan pandangan tak rela. Netranya sudah terlanjur nyaman menikmati suasana yang tersaji di lingkungan ini. Tak jauh dari pusat kota, tetangga yang ramah, dan teman sekolah yang banyak bertempat tinggal di komplek inilah penyebab nya.

"Baekhyun-ah.. bantu ibu membawa barang-barang ini menuju pickup," panggil ibu kepada Baekhyun yang termangu di depan rumah sewa. Ibu sebenarnya mengerti perasaan Baekhyun yang berat untuk pergi dari sini. Dia sudah menjadi ibu dari Byun Baekhyun sejak laki-laki itu masih menjadi zigot, tentunya dia tau seluk beluk hati Baekhyun bahkan lebih baik dari seluk beluk hatinya sendiri. Bukanlah seperti perkataan Baekhyun tempo lalu tentang keberatan nya untuk pindah rumah dan juga pindah sekolah karena permasalahannya mengenai Ekstrakurikuler nya disekolah namun sebab lain yang bersangkutan dengan tetangganya. Namun apalah daya dikata jika memang kehendak sang tuan rumah untuk pindah ke Busan demi hidup yang lebih baik? Ibu hanya bisa berharap jika sang anak memaklumi.

"Baik Bu," dengan bergegas, Baekhyun menuju sang Ibu dan mengangkat barang-barang tersebut.

"Semua sudah siap? Kita berangkat sekarang ya?" Ucap Ibu selesai mereka mengangkut semua barang menuju pickup. Dan pickup tersebut sudah berangkat terlebih dahulu.

"Bagaimana dengan Ayah Bu?" Tanya si bungsu Byun Jaemin. Bersamaan dengan pertanyaan itu, Baekhyun juga menyadari jika tidak ada kehadiran sang Ayah. Padahal seingat nya, kemarin ayahnya berucap jika dia akan mengambil cuti untuk satu hari.

"Ayah tidak bisa mengajukan cuti.. tadi pagi-pagi sekali, Ayah sudah pergi untuk mengurus satu kasus. Kita akan pergi dahulu dan Ayah akan menyusul besok," kata Ibu sambil membawa tas kecil dan memakai sandal.

"Ayo! kita akan ketinggalan kereta nanti.."

👻👻👻

Burung berkicau senang menyambut pagi di stasiun kereta api menuju daerah Busan. Sangat bertolak belakang dengan suasana hati Baekhyun yang masih tak terima dengan kepindahan keluarga nya menuju daerah tersebut. Ayahnya yg bekerja sebagai polisi biasa yang secara kebetulan dipindah tugaskan ke Busan membuat nya tak kuasa untuk sekadar bersuara mengenai ketidaksetujuannya. Tapi apalah mau dikata, harapan satu-satunya untuk menjadi pengalih alibi malah tak disangka mendukung kepergiannya.

Bukannya apa, ada alasan lain selain masalah ekstrakurikuler yang membuatnya uring-uringan ingin menolak permintaan orang tuanya. Namun, alibi yang diutarakannya kepada orangtuanya seketika terpatahkan akibat temannya yang memang tidak peka dari jaman baheula.

Flashback

Ruang musik tampak sepi karena memang  sebagian penghuni nya baru pulang beberapa menit yang lalu. Tinggal 2 orang saja yang masih bercengkrama dalam ruangan yang katanya angker tersebut.
Mereka adalah Baekhyun dan Jongdae. Baekhyun sang ketua umum ekstrakurikuler Paduan suara dan Jongdae si wakil ketua.

"Hei Jong," panggil Baekhyun pada Jongdae. Mukanya serius dan binar matanya sedikit berharap pada sang teman agar mengetahui keinginan nya.

"Hm? Kenapa mukamu serius seperti itu? kau tak pantas melakukannya," jawab Jongdae sambil  melirik namun tetap sibuk merapikan kertas-kertas sehabis dipakai latihan grup. Wajahnya tampak geli melihat mimik muka sang ketua yang tak seperti biasanya selalu terlihat konyol.

"Ya! Apa maksudmu itu?"  Ucap Baekhyun tak terima dengan ucapan Jongdae.

"Hahaha.. Aku hanya bercanda!" Jongdae tertawa menyaksikan reaksi temannya itu.

"ck, sudahlah! Aku ingin berdiskusi dengan mu" Baekhyun mengakhiri tawa Jongdae dengan kalimat tersebut. Jongdae memang selalu bercanda, bamun jika itu menyangkut hal ekstrakurikulerdia akan menjadi lebih serius dibandingkan Baekhyun.

"Ada apa?"

"Aku akan pinda-" ucapan Baekhyun terpotong dengan teriakan bahagia dari Jongdae.

"Daebak! Jinjja? Heol, akhirnya aku bisa menjadi ketua umum. Jika kau akan pindahpindah saja! Aku yang akan menggantikan mu disini" Jongdae terlihat sangat bahagia mendengar kabar tersebut. Sedangkan Baekhyun melongo melihat reaksi Jongdae yang tak sesuai dengan ekspektasinya.

"Hei Jong, bahkan aku belum selesai bicara!"

"Aku sudah tau kelanjutan nya. Tidak perlu merasa bersalah, aku bisa menggantikan tugasmu!" Ucap Jongdae sambil meninggalkan ruang musik.

Flashback end

"Haaah" Baekhyun menghela nafas panjang sambil melihat jendela di dalam kereta api. Dia tak habis pikir dengan temannya itu. Bukankah dia sudah pernah bercerita mengenai perasaan nya terhadap salah satu anggota? Kenapa dia tidak peka?

Jaemin melihat Kakaknya menghela nafas besar  hanya dapat menggelengkan kepala. Sedangkan Ibunya menatap prihatin.

👻👻👻

Tak terasa perjalanan sudah mengantar nya menuju busan. Setelah keluar dari stasiun, mereka menaiki taksi agar lebih cepat menuju rumah mereka.

Terlihat muka lelah dari mereka bertiga.  Namun,  perjalanan belum juga mencapai tujuan.  Seusai sampai di kompleks perumahan yang ditujukan oleh alamat di kertas yang tadi pagi dicatat oleh Ibu,  mereka mencari lagi rumah nomer 12 yang ternyata letaknya ada di tengah-tengah kompleks.

"Akhirnya,  sampai juga!" refleks Jaemin terduduk di teras rumah yang sebelumnya dibuka terlebih dahulu pagarnya oleh Ibu.

"Ayo semuanya masuk!" Panggil Ibu kepada kedua anaknya. Setelah Jaemin mendengar sang ibu berucap,  segera dia bangkit dan masuk menuju rumah baru tersebut. Tak seperti Jaemin,  Baekhyun justru tersiam di luar rumah dan memandang rumah barunya tersebut dengan ragu.

'siapa tadi?'

👻👻👻

Maaf kalo lambaaaaaaaat banget apdetnyaaa 😢😢😢

Apakah ada yang berniat membaca ff ini???

Salam,
Pinnkyulk

[HIATUS] Cinderella in our room | Jisoo x BaekhyunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang