Chapter 4: Our First (Exciting) Night

971 78 50
                                    

"Hei, tuan Hector..."

Cecilia memegang pundak Hector erat-erat. Semenjak mereka kabur dari Rowan dan pasukannya tadi, Hector masih belum berhenti berlari. Ia melompat dari atap satu ke atap lainnya, turun ke lorong-lorong sempit, kemudian melompat lagi ke atas atap. Cecilia sampai heran kenapa dia bisa bergerak selincah itu, padahal ia membawa Cecilia di punggungnya.

"Kita mau pergi ke mana?" tanya Cecilia. "Tuan Hect--"

"Sudah kubilang berapa kali, jangan memanggilku tuan. Panggil saja Hector," balas Hector akhirnya dengan nada sebal.

"Oh, baiklah. Hector," Cecilia merasa agak aneh kalau langsung memanggil nama Hector seperti itu. "Sekarang, kita mau ke mana?"

"Tentu saja pergi dari kota ini. Setidaknya, kita harus pergi ke pinggiran kota yang sepi. Tadi, semua orang sudah melihat kau dan aku, kan. Kalau kita tetap berdiam di sini, itu sama saja dengan bunuh diri."

"I-iya juga, sih." Kata Cecilia, baru saja teringat kalau tadi Rowan sempat melihat wajahnya. Bagaimana, ya... Cecilia juga sama sekali tidak menyangka kalau Rowan merupakan jenderal Kerajaan Valmoor.

Yang lebih menyedihkan lagi, Cecilia tidak pernah membayangkan akan dikejar-kejar oleh orang-orang dari kerajaannya sendiri.

Tiba-tiba, Hector turun dari atas atap dan berhenti berlari. Tanpa peringatan, Hector tiba-tiba melepas gendongannya pada Cecilia, membuatnya jatuh terduduk di tanah.

"A-aduh!" Cecilia meringis. Ia menatap Hector dengan heran. "Kenapa kau menjatuh--"

Hector memijit-mijit pergelangan tangannya sendiri. "Kau berat sekali, nona. Apa saja sih yang kau makan sampai bisa seberat itu?"

Cecilia tertegun mendengar perkataan Hector tersebut. Ia tidak pernah dikatai berat sebelumnya, dan ia belum pernah bertemu dengan orang sekasar Hector yang tidak bisa mengontrol mulutnya sama sekali. Untungnya, Cecilia masih belum mengerti kalau ia sedang disindir oleh Hector.

"Aku? K-kadang aku suka memakan roti yang ada di tokoku dulu kalau ada yang tersisa, sih... tapi, itu jarang sekali. Karena, roti di tokoku biasanya selalu habis terjual," ujar Cecilia sambil berusaha mengingat-ingat, apa lagi yang pernah ia makan. Kemudian, ia menatap Hector dengan serius. "Memangnya, aku berat sekali, ya?"

Lagi-lagi Hector kalah telak dan tidak tahu harus berkata apa pada Cecilia. Aneh, cewek ini aneh! B-biasanya kan wanita selalu marah kalau dikomentari mengenai berat badannya, tapi, cewek ini bahkan tidak marah sama sekali! D-dia malah melantur tidak jelas mengenai toko rotinya!

"Ya, beraaatttt sekali!" bentak Hector akhirnya sambil menekankan kata "berat" kepada Cecilia. Cecilia hanya menatapnya dengan raut wajah khawatir. Ia baru tahu kalau ternyata ia seberat itu...

"Kurasa, di sini sudah cukup aman," Hector menghela nafas dan mengganti topik pembicaraan mereka. "Ini pinggiran kota Ederraven. Tempat ini jauh lebih sepi daripada di pusat kota."

Cecilia mengedarkan pandang ke sekelilingnya. Entah kenapa, tempat ini mengeluarkan aura yang suram, tidak seperti di pusat kota tadi. Dan juga, Cecilia dapat melihat beberapa orang yang duduk di pinggir jalan. Wajah mereka tampak sangat lelah. Baju mereka compang-camping, dan tubuh mereka tampak seperti tulang yang dibalut daging.

Hector melirik Cecilia, kemudian berbalik pergi. "Ayo, jalan."

Cecilia tersentak dari lamunannya. Buru-buru ia mengikuti Hector.

The Fallen KnightsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang