Musim Hujan

197 31 9
                                    

"Reagan Saputra!"

Kalian tau kenapa semua orang mendadak terdiam dan terpaku? Lelaki yang dipanggil Kiara dengan nama Reagan itu dikenal sebagai Alvino Adhyastha.

chrysalism

"Kiara,"

       Gadis yang namanya baru saja disebut itu menghela nafasnya, kemudian menoleh ke sumber suara, Bianca.

"Gue mau ngom,"

"Soal apa? Soal tadi gue manggil Alvino dengan nama Reagan?" Bianca langsung terdiam. Benar, Kiara sudah bisa menebak. Kiara menghela nafasnya kasar. "Gue keceplosan. Tadi salah kira orang. Dia mirip sama orang yang dulu gue kenal."

"Oh." Bianca mengangguk mengerti, tidak berminat untuk membahas lebih jauh. Kiara menoleh kearah Bianca lagi, "lo bukannya mau ngisi acara sama Bagas ya?"

Bianca menepuk dahinya sendiri. "Oh my god! Kok gue bisa lupa sih?! Eh, tapi nanti lo pulang sama siapa?"

"Kiara Aliona akan pulang sama gue."

"... Alvino?"

•••

Hening.

          Begitulah suasana dimobil sekarang, hening. Perasaan canggung dan atmosfir yang tidak nyaman memenuhi ruangan sempit ini, membuat Kiara sesak.

"Kiara."

"Hm?"

Alvino terdiam sejenak sebelum kembali berbicara. "We decided to let go of the past, didn't we?"

Kiara menghela nafasnya. "We did."

"Lantas kenapa lo masih memanggil gue dengan nama itu?"

"Gue salah, maaf. Lo sudah berubah. Lo bukan Reagan lagi, gue mengerti. Gue keceplosan."

Alvino mengangguk. "Paling enggak lo udah tau, dan mengerti." Dan tepat setelah ia berbicara, Alvino memberhentikan mobilnya pas didepan rumah Keluarga Mahendra.

         Kiara baru saja akan turun dari mobil ketika Alvino memegang lengan Kiara. "Tolong salam buat Bang Arga." Ia menjeda sejenak, "Juga Ayah, dan Bunda."

Kiara menghela nafasnya pendek. "Salam juga untuk Mama."

chrysalism

"Gue ketemu Vino hari ini." Ujar Kiara pada Fadhil ditelefon. Fadhil sempat terkejut sebelum akhirnya membalas. "Jadi ... what happened?"

Kiara menghembuskan nafasnya kasar. "Gue nggak sengaja manggil dia Reagan. Gue kebawa emosi."

Fadhil mengangguk walau ia tau Kiara tidak bisa melihatnya. "Kalian udah ngomongin baik baik kan?" Kiara membalas dengan jawaban iya yang membuat Fadhil menghela nafas lega. "Lo dimana sekarang, Ra? Gue jemput ya. Mau makan nggak?"

Kiara yang tadi menjawab dengan suara yang sedih, akhirnya membalas. "Mau dong. Hehehehehe."

"Dasar."

Diam–diam, Fadhil tersenyum tipis. At least she's okay.

•••

PENDEK. Oke, maaf. Gue tau ini pendek banget tapi gue mau update biar kalian tau kalau cerita ini belum mati. Diupdate secepatnya.

Oh iya, apalagi ya. Hmm, kayaknya nggak banyak yang bisa gue tulis di author notes sekarang karena gue lagi sibuk parah. Kayaknya besok gue update Kita dan Real. Nanti malam update Arganta Mahesa. Lusa update kak Ceye dan Anastasia.
Sounds good?

Ohiya, apakah ada yang sadar bagaimana Kiara mengirim pesan untuk "Mama" di chapter Alvino, sedangkan memanggil "Ayah dan Bunda" di chapter Kiara?

Catch yall later.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 03, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

CHRYSALISMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang