11

6 1 0
                                    

Alisya kini terbaring ditempat tidurnya, ia bingung harus apa kali ini.
Sulit rasanya menerima kenyataan bahwa ia hanya seorang pemeran pengganti ketika pemeran utama tidak ada.
Ia menyadari kenyataan bahwa di mata Hafizh ia benar-benar hanya teman.

"Rin, gak salah kan kita ngulang semuanya dari awal? Gak salah kan kita memperbaiki semuanya? Kepercayaan lo ke gue gak ilang kan?"

Masih terngiang suara Hafizh saat melontarkan kata tersebut di sofa depan kamar yang Alisya tempati.
Alisya mendengarnya, ia memejamkan matanya dan perlahan menangis diam-diam.

Alisya menoleh ke meja laci kecil disebelah kasurnya, terdapat fotonya dan Hafizh yang diambil saat mereka di puncak tiga bulan lalu. Disitu terlihat Hafizh merangkul Alisya dengan erat dan Alisya tersenyum bahagia.
Alisya memandangi foto itu, terdapat tulisan ceker ayam Hafizh dibawahnya,

Wherever you go, you always remember way to back home and I've found my sweet home. It's always been you babe.
Puncak, 27 Februari 2017.
Hafizh Pratama, siganteng

Alisya meneteskan lagi air matanya.
Masihkah ia menjadi rumah bagi Hafizh? Masihkah ia memiliki penghuni? Atau Hafizh memutuskan untuk pindah rumah?
Alisya membuka instagram dan terlihat Hafizh baru saja update snapgram. Isinya, ia check in di Jogjakarta.
Terlihat biasa, mungkin ia sendiri. Pikir Alisya,
Namun tidak lama pula Hafizh post satu foto di instagram bercaption:

Terimakasih, aku telah menemukan dermagaku setelah aku berlayar jauh.

Di foto itu, Hafizh memeluk perempuan berambut seleher dan itu adalah Karin.
Alisya merasa ia baru saja dirajam oleh beribu-ribu panah. Oke, ini berlebihan tapi bagi kalian yang merasakan, mengerti kan bagaimana rasanya?
Alisya me-like post tersebut dan Karin mempost juga foto terbaru dengan caption:

Welcomeback, babe! Just stay with me and you'll get everything you want. xx

Kali ini air matanya tidak bisa dibendung lagi. Ia melempar sembarang HP-nya dan menangis diatas bantal putihnya.

Hafizh: lis bisa bantu gw gak

Alisya: apa

Hafizh: tlg cariin tmpt jual boneka2 gt. Nanti beli brg gua
Hafizh: karin 2 hari lg ultah

Alisya: gua tau tmptnya
Alisya: di dkt rumah Mila, ada tuh jual bunga jg kalo ga salah

Hafizh: rmh mila yang di Perumahan Citrus kan?
Hafizh: dmn nya dah
Hafizh: lo gue jemput deh lis. Beli brg gua

Alisya: gabisa fizh sori
Alisya: nt gua kirim maps nya aja

Hafizh: knp? Lo sakit?
Hafizh: tumben bener gamau jln sama gua

Alisya: ngga
Alisya: gua ada janji sm Andra

Hafizh: anjer lu jd ikut osis ya

Alisya: kagalah hahah
Alisya: gua sekalian ketemu Pak Tono. Mau urusin paskib. Udh ya

Sebenarnya Alisya hari ini super malas kemana-mana. Hafizh balikan membuat semangat Alisya hilang, belum lagi dia punya masalah dengan Karin yang tidak diketahui Hafizh sedikitpun,

Andra: Alisya jadi ke sekolah kan?

Alisya: iyaa ndra hehe udh pada disana yaa?

Andra: blm, gua aja baru mau otw
Andra: mau brg?

Alisya: gausah

Andra: udah sama Hafizh yaa hahahah

Alisya: hah ngga ko hehe
Alisya: gue blm mandi dra

Andra: yaudh gua duluan ya

Alisya: iya tiati

Alisya menguncir rambutnya kebelakang, penampilannya benar-benar seperti orang putus asa, kantung matanya terlihat menghitam dan bibirnya yang sedikit pucat membuat Alisya menggunakan bedak dan sedikit memoleskan liptint di bibirnya.
Tapi matanya tidak bisa berbohong, Alisya masih terlihat seperti orang terpuruk.

"Abis nangis ya?" Alisya menoleh ke sumber suara, didepannya sudah ada Andra dengan jaket coklat, "Hah? Ngga ah hahaha" Andra menaikkan alis kanannya, "Masa?"
"Pasti gara-gara Hafizh balikan sama Karin ya?" Alisya menatap lelaki yang didepannya, "Sok tau lo, ayo ah ke dalem. Gue belum ketemu Pak Tono ini,"
"Lo ketemu Pak Tono dulu aja. Gua nungguin anak osis lain. Oh iya udah makan belom?" Yaelah yang biasa nganter makan aja udah gaada batin Alisya.
"Udah kok."

"Hadiahnya apa ya? Ada masukkan?" Tanya Arya si Ketua Osis sekolah Perwira, "Gua sama Annisa udah beli sih barang-barangnya," Annisa mengeluarkan barang-barang yang akan dibagikan sebagai hadiah saat classmeeting nanti dari tas biru disebelahnya, "Gua sama Arya udah pusing banget bikin proposalnya, kepsek minta revisi mulu. Hadeh,"
"Minta daftar lombanya sini Ar, gue yang kelompokin" Alisya angkat bicara setelah daritadi pikirannya melayang ke Hafizh dan Karin yang kembali berpasangan.
Arya menyerahkan selembar kertas dan beberapa kotak. Ia percaya ke Alisya jadi Arya tidak akan memeriksa kedua kalinya soal hadiah.

Hanya membutuhkan waktu 30 menit, hadiah sudah selesai dikemas oleh Alisya, "Sini Lis, nanti dibungkusnya sama gue aja." Ucap Naufal, iya Naufal osis.
Alisya menyerahkan beberapa kotak yang daritadi ia otak-atik ke Naufal.
"Oh iya Lis, gue nitip ini juga. Kan ada lomba Abang Noni Perwira, lo nanti datain aja siapa yang ikut dari kelas lo. Ntar kasih ke gue hasil datanya," Alisya mengangguk, "Yaudah rapat hari ini selesai ya. Kalo ada apa-apa line gue aja. Makasih banyak buat Alisya yang mau gantiin Wildan kali ini ya," Alisya tersenyum, "Sering-sering aja Wildan ada acara keluarga terus gua gantiin. Nganggur nih seminggu haha"
"Hafizhnya jadian ya sama Karin, Lis? Aduh kasian" Alisya melempar selembar koran ke wajah Arya dan disambut gelak tawa oleh pria berkacamata itu.

"Alisya, pulang sama Hafizh?" Tanya Naufal didepan gerbang sekolah, "Ngga Fal," jawab Alisya singkat. "Bareng aja yuk," Alisya menggeleng, "Gausah. Makasih," Alisya berjalan meninggalkan Naufal dan menaiki angkot yang berhenti didepannya.

Hafizh: dmn

Alisya: angkot

Hafizh: bodoh

Alisya: ha

Hafizh: turun skrg, ksh tau lo dmn. Gua otw

Alisya: alay. Gaush

Alisya mematikan handphonenya, aaah! Kenapa harus balikan sih sama Karin? Alisya harus menjaga jarak sekarang dengan Hafizh karena dia juga bisa memposisikan menjadi Karin, tidak nyaman rasanya mempunyai pacar yang bersahabat dengan perempuan. Memang, statusnya 'sahabat' tapi itu pasti tetap akan menyakiti hati pihak perempuannya.

Kadang, luka memang harus diselesaikan dengan cara kekanak-kanakan.

Am I Too Late?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang