Two : A Crazy Decision

854 163 64
                                    

Warning (!)

Tekan vote sebelum membaca! Hargai karya author dengan meninggalkan jejak! 👣

Terima kasih 😊

Suasana berjalan seperti biasa ketika David dan Clue keluar dari ruang Pak Kepala dengan sebuah map merah di pelukan masing-masing. David menoleh, beberapa kali ia terlihat mencuri pandang pada rekan di sebelahnya, berharap gadis cantik itu mau mengutarakan argumennya. Setidaknya untuk melenyapkan kekakuan di pagi yang cerah ini.

"Hm~ seperti biasa, kita bertemu dalam satu misi, Inspektur," ucap Clue membuka suara, membuat David akhirnya tersenyum lebar karena gadis itu seperti bisa membaca pikirannya.

"Aku tidak kaget, karena kau adalah patner tetapku.." jawabnya mantap. Tentu saja di sertai dengan cengiran khas seperti biasa. Tangannya bergerak pelan, mengerat bangga pada map merah di pelukannya.

Clue tersenyum simpul. Senyum yang amat menawan jika seandainya dia melakukannya dengan wajah yang hangat. "Aku belum membacanya secara keseluruhan," ujarnya pelan. "Namun, Kurasa ini akan menjadi misi yang sulit sekaligus menegangkan dalam sejarah kita,"

"Yosh! I think so," komentar David mantap.

David mengangguk semangat dan berbelok menuju ruang istirahat. Tangan besarnya bergerak lincah, menarik 2 buah kursi kayu untuknya dan Clue, lalu mereka duduk disana. Suasana ruang istirahat kini lebih sepi dari biasanya, karena banyaknya petugas dan para Agen yang di utus untuk melaksanakan tugas. Entah itu penyelidikan, mata-mata atau tugas-tugas kepolisian lainnya.

Clue membuka map merah dan mulai membacanya dengan serius. Manik kelamnya bergerak, menyapu setiap inci keterangan yang tertera di dalamnya dengan teliti. Lain halnya dengan David sendiri, berada di tempat yang sepi bersama Clue membuat perasaannya berkecamuk, antara senang dan gusar. Bukan sekali dua kali memang, namun entah kali ini momennya sedang pas atau memang Clue tampak lebih cantik hari ini. Entahlah, namun hal ini sungguh membuatnya tak tenang.

Perlahan, jemari panjang David bergerak, menyentuh pergelangan tangan Clue dengan lembut. Clue terkesiap, gadis itu sontak menoleh ketika mendapati atasannya memandangnya dengan tatapan ganjil.

"Inspektur, ada apa?" tanya Clue heran. Arah pandangnya terpusat pada jemari David yang menyentuh pergelangannya, namun dia tak menolaknya dan membiarkan jemari itu tetap disana.

"Clue.." David menghela napas panjang, keringat dingin membanjiri pelipisnya dengan jantung yang berdetak berkali-kali lipat lebih kencang dari biasanya. Apa yang harus di lakukannya?

Untuk sesaat, dirinya terdiam, membiarkan suasana kembali terisi oleh kesenyapan sampai dia berhasil menyiapkan mentalnya. Namun suara dobrakan pintu yang amat keras membuyarkan segalanya...

"Honey Bunny Sweety! Sepertinya takdir memaksa kita untuk berjodoh, sayangku!" suara itu melengking hebat bersamaan dengan makhluk gila kasat mata yang menerobos masuk ke dalam ruang istirahat.

Siapa lagi jika bukan Ken? Si playboy cap keparat sinting yang gila akan wanita. Dan kali ini ketertarikan sialannya mengarah pada Clue!

David menggeram. Di ambilnya vas bunga di meja terdekat dan melemparkannya ke arah Ken  sebelum makhluk itu berhasil memeluk Clue.

'Prang!'

Vas bunga pecah berkeping-keping ketika menghantam kepala batu Ken. Membuat tiga tumpuk benjolan terpahat sempurna di atas kening tampannya.

The Labyrinth [ HIATUS ] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang