Prolog

0 1 0
                                    

Hujan, satu kata yang akan selalu di ingat. Karena setiap jam, menit bahkan detik, air tak henti-hentinya turun dari langit.

Satu tahun ini hujan tak berhenti menerpa. The Raining atau biasa dipanggil badai hujan tanpa henti telah menerpa seluruh dunia tanpa terkecuali.

Sesosok orang berjalan di tengah derasnya hujan. Di eratkan tangannya memeluk tubuhnya sendiri.

Wushh

Angin datang menerpa. Dingin, namun tak menghentikan sosok itu melangkah. Sosok itu menuju ke sebuah apartemen yang masih berdiri.

Clek

Dibukanya pintu itu, lalu masuk dengan tenang. Apartemen ini telah mengalami beberapa kali renovasi di berbagai sisi. Bahkan yang dulunya ada tiga lantai kini menjadi empat lantai. Dengan di tambahkan satu lantai di paling atas.

"Pagi." Sapa seseorang di dalam, sosok itu melirik sedikit. "Pagi." Jawabnya.

"Rendi, Gimana hasilnya?"

"Sama saja." Pemuda itu menjawab dengan singkat. Selly nama gadis yang yang tadi menyapa tadi, yang ternyata bernama Rendi, hanya mendesah.

"Mau Kopi?" Tanya Selly.

"Tentu."

Kini Rendi merebahkan dirinya di sofa. Di kenakan selimut untuk menghangatkan tubuhnya. Sally datang dengan secangkir kopi di tangannya.

Jangan salah sangka, mereka bukan pasangan suami istri ataupun kakak-adik, tapi hanya 'sebatas' teman.

"Minum dulu, kopinya sebelum dingin." Ucap Selly.

"Iya iya." Rendi meminum kopi buatan Sally. "Seperti biasa, enak." Pujinya.

"Iya enak. Gratis kok." Ucap Sally sambil cemberut.

"Lama-lama seperti anak kecil kamu ya." Rendi mengacak-acak rambut Sally.

"Duh-duh akan ada pernikahan sebentar lagi." Ujar Pak Anderson tiba-tiba masuk sambil membawa secangkir kopi.

Ya sejak kejadian hujan 'tak henti' ini kami merubah tatanan apartemen yang ada. Di lantai satu sengaja di buat kosong, untuk berjaga-jaga jika banjir datang. Lalu lantai dua untuk 'ruang keluarga' yang di gunakan untuk seluruh apartemen. dan tiga untuk tempat tidur. Dan lantai teratas untuk kebun buatan.

Bahkan satu kamar bisa ada sepuluh tempat tidur bahkan terkadang bisa lebih. Dan itu juga yang membuat kami menjadi akrab dengan seluruh pengguni apartemen layaknya keluarga.

"Yeee Pak Anderson ngomong apaan sih." Sally menatap Anderson dengan jengkel.

"Hahaha tambah romantis saja kalian." Pak Anderson mengedipkan mata kanannya.

"Ahhh Pak Andersonn!" Teriak Sally salah tingkah.

"Husss jangan begitu kasian Sally, mukanya memerah." Bu Wingky datang, di tangannya ada nampan yang berisi empat cup mie instan.

"Sekarang ayo dimakan." Lanjutnya. Cup di nampan berpindah satu persatu.

"Hujan di luar semakin deras saja." Gumam Rendi memecah keheningan. Mereka menyantap mie yang telah terhidang di dalam cup.

"Ya kau benar. Semakin hari semakin deras saja." Ucap Bu Wingky meng-iya-kan.

"Kapan hujan ini berhenti?" Tanya Sally.

"Mungkin.." Ucap Pak Anderson mengantung. "Mungkin setelah kamu menikah dengam Rendi , Sel." Lanjutnya yang membuat semua tertawa.

RainingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang