Magic of Tora : Eps 2 Sang Ninja

196 22 52
                                    

Sang Ninja

Setelah aku tak sadarkan diri untuk kedua kalinya. Aku berjalan menyusuri jalan yang mulai sepi. Saat ini aku menuju ke tempat kerjaku.

Aku berkerja disuatu kedai makanan khas Jepang yaitu 'Ramen', makanan yang berlemak namun banyak diminati oleh masyarakat.

"Maaf aku datang terlambat..." Ucapku menundukan kepalaku sejenak. Sang pemilik kedai menatapku sekilas dan menyuruhku untuk cepat masuk ke dalam untuk segera melayani pembeli yang mulai berdatangan.
.
.
.
.

Aku melirik sejenak jam tanganku yang sudah menunjukkan pukul 10 malam. Saatnya bagiku untuk pulang ke apartemen sederhana dan bergelut dengan kasur empukku. Aku segera berpamitan dengan pemilik kedai dan berjalan pulang.

Sudah hampir lima belas menit aku berjalan. Aku pun melewati sebuah taman kota yang sangat sepi. Tiba-tiba...

Duarr!!!

Terdengar suara ledakan dari arah taman kota itu. Aku berpikir sejenak apakah akan melihat ke sana atau pulang. Kejadian disekolah tadi membuatku menjadi trauma akan suara ledakan.

Hap!
Hap!

Aku melihat seseorang melompat dari satu atap ke atap rumah lainnya. Aku menjadi dibuat penasaran. Dan orang itu menuju ke taman kota asal suara ledakan tersebut.

"Huh! Lagi-lagi aku harus melihat hal aneh dalam sehari penuh ini." Keluh sesalku. Karena rasa penasaran yang sangat kuat, aku segera menyusul orang tersebut.

Sekilas aku melihat seseorang itu memakai sebuah topeng yang menutupi seluruh wajahnya. Ia memakai pakaian ala ninja dan sebuah pedang bersandar dipunggungnya.

Tibanya aku ditaman, aku kembali terkejut bukan main melihat seekor monster berukuran 2 meter. Ia memiliki wujud seperti banteng dengan warna cokelat dan membawa sebuah kampak berukuran sedang yang tajam.

Aku sekarang bersembunyi di salah satu arena permainan untuk mengamati monster itu yang sedang melawan sang ninja

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Aku sekarang bersembunyi di salah satu arena permainan untuk mengamati monster itu yang sedang melawan sang ninja. "Ini akan menjadi pertunjukkan yang bagus!" Ucapku antara semangat dan sedikit takut.

Sang monster banteng mengarahkan kampak nya ke arah sang ninja. Saat sudah tinggal beberapa inchi. Sang ninja telah menghilang dari pandangannya.

Ternyata sang ninja sudah berada dibelakangnya. Ia mengeluarkan jurus andalannya. Sebuah bayangan hitam membentuk tangan-tangan raksasa.

Hand Shadow

Tangan bayangan itu berhasil menangkap kedua kaki monster banteng. Sang monster yang tak dapat menggerakan kedua kakinya mulai geram.

Ia ayunkan kampak tersebut ke sembarang arah. Dan kampak itu terlepas dari tangannya lalu menuju ke arah aku bersembunyi.

"Gawat! Aku harus segera pergi dari sini sebelum kampak itu membelah diriku..." Sontakku. Dengan sekuat tenaga aku menghindar, namun sayang kakiku tersandung sebuah dahan pohon yang sudah mulai rapuh.

Bruk!!

"Sial!" Kataku lirih. Aku sudah siap menerima ajal yang akan segera datang.

Janganlah kau menyerah!

"Su...suara siapa itu?" Tanyaku terkejut.

Kau harus tenang dan fokuskan pikiranmu

Kembali suara misterius itu menggema ditelingaku. Aku mencoba mengikuti perintahnya. Aku mulai memejamkan mataku dan memfokuskan pikiranku menjadi tenang.

Entah aku merasa sebuah aliran aneh menjalar ke seluruh tubuhku.

Keluarkan serangan itu cepat!

Perintah suara itu. Semakin lama aliran ini semakin terasa dan membuat tubuh ini menjadi kuat. "Terimalah ini, monster jelek!" Sebuah cahaya putih keluar dari kedua telapak tanganku.

Holly Arrow

Cahaya putih itu menjadi sebuah anak panah. Anak panah itu menerjang terus ke arah kampak itu melayang ke tempatku.

Blaarr!!

Kepulan asap mulai mengganggu pandanganku. Sedikit demi sedikit mulai menghilang dan sang monster banteng masih berdiri dengan kokohnya. Tapi aku berhasil menghancurkan kampak itu.

"Yeahh! Berhasil!" Teriakku senang. "A..aku memiliki sihir seperti lainnya..." ucapku kagum. Aku mencoba untuk bangkit dengan memegang salah satu wahana bermain di dekatku.

Sang ninja terlihat terkejut dari perubahan postur tubuhnya walau hanya sebentar. Ia tak menyia-nyiakan kesempatan ini. Ia menyatukan kedua tangannya dan bayangan kembali muncul.

Sang monster merasa terancam. Dalam kondisi tak bisa bergerak karena kedua kakinya ditahan oleh tangan bayangan. Monster tersebut mempunyai akal lainnya dengan menggunakan kedua tangannya dan ia hempaskan ke tanah.

"Rooarr!!!" Teriaknya lantang. Seketika tanah disekitar taman keluar dari dalam dan membentuk sebuah tanah yang ujungnya sangat runcing. Serangan itu berlanjut sampai ke arah diriku dan sang ninja.

Sang ninja berhasil melompat dan aku hanya pasrah tak bisa menghindarinya. Namun, tak kusangka sang ninja datang ke arahku. Ia menarik salah satu tanganku.

"Fiuhh! Aku masih selamat rupanya..." Lega rasanya diriku tak jadi mati untuk kesekian kalinya.

Monster banteng telah terbebas dari tangan bayangan. Tetapi ia melupakan satu hal bahwa serangan bayangan dari sang ninja sudah berada dihadapannya.

Tsuno-Tokage

Bayangan itu berubah menjadi tombak dan dengan cepatnya menembus dada sang monster hingga menciptakan lubang ditubuhnya.

"Wow... Hebat sekali..." pujiku melihat jurus sang ninja. Monster banteng kemudian sudah tergeletak tak bernyawa dan menjadi abu lalu tertiup angin.

Sang ninja mendarat dengan mulus bersama dengan diriku. "Terima kasih karena telah menyelamatkan ku..." ucap diriku sambil membungkukan setengah badan. Aku kembali berdiri tegak.

Sang ninja tak merespon. Ia terdiam sesaat dan mulai membuka topengnya tersebut. Kesan pertama yang aku lihat rambut hitam sedikit berantakan dan iris mata hitam yang membuat seakan tenggelam ke dalamnya.

Ia menatapku tajam dan aku berpura-pura melihat ke bawah dengan bodohnya. "Siapa kau?" tanyanya datar.

Aku pun menjawab. "Namaku, Kaito Tora. Lalu kau?" tanyaku balik. Ia memasang ekspresi datar dan itu membuat diriku menjadi kesal.

"Hmm... Aku Yamamoto Rizani..." jawabnya.

Bersambung...

AhmadRizani
Hehe... 😀

(02/06/2017)

Magic of ToraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang