"Ayo kita bersenang-senang gadis manis..." ujarnya dengan senyum mengerikan.
"Tora-kun... tolong aku..." batin Chika ketakutan.
.
.
.
.
.Tora dan Hito mencari keberadaan mereka. Sudah hampir limabelas menit, namun belum menemukan kedua gadis itu.
"Mereka kemana sebenarnya?" Tanya Hito frustasi.
"Ini semua salahku..." ucap Tora menyesal.
"Jangan berpikir seperti itu! Ayo kita lanjutkan mencari!" Sanggah Hito. Kedua kemudian kembali mencari May serta Chika.
.
.
.
.Syat!!
Lelaki itu mengayunkan pedangnya ke arah May. Untung saja May memiliki refleks yang cukup bagus. Ia mundur beberapa langkah menghindari jarak pedang dan dirinya.
Saat ini Chika pingsan akibat ulah lelaki itu yang memukul tekuknya. Ia sekarang bersandar di tembok gang.
"Wind Seeker!"
May menembaki lelaki itu dengan peluru-peluru angin miliknya.
Trang! Trang!
Semua serangan May dapat ditaklukan dengan mudah hanya menggunakan sebuah pedang. "Hoho... kau nakal juga rupanya." Ucap lelaki itu menyeringai.
"Tch! Manaku terus berkurang. Cepatlah kemari kalian!" Batin May cemas.
"Sekarang giliranku!" Ujar lelaki itu. Ia menancapkan pedang tersebut ke tanah. Aura biru keluar dari tubuh dan pedangnya.
"Sword Blue Slash!"
Sebuah cahaya biru berbentuk pedang meluncur cepat ke arah May. May sendiri membuat dinding angin.
Krak! Krak! Tcah!
Dinding angin milik May hancur. Ia pun terdorong ke belakang dengan cahaya biru itu melesat ke perutnya. Ia memuntahkan darah segar dari mulutnya.
"Hohoho... Kukira kau cukup kuat. Namun, hanya serangan kecil saja sudah memuntahkan darah." Ejek lelaki itu.
May memegang perutnya yang terluka. Ia terduduk lemas. Wajahnya sudah mulai memucat. Sepasang mata May secara perlahan mulai tertutup. Ia tak sadarkan diri.
Lelaki itu mendekati tubuh May. Seringai tipis keluar dari wajahnya. "Saatnya kau akan menjadi milikku." Ucapnya.
"Aurora Arrow!"
Sebuah panah melesat cepat ke arah lelaki tersebut.
Trang!
Pedang dan anak panah saling beradu. Lelaki itu terdorong sedikit ke belakang. Ia hempaskan anak panah itu ke samping.
Duarr!!!
Sebuah dinding bangunan hancur akibat serangan itu. "Hmm... boleh juga." Pujinya.
.
.
.
.Tora berada di dalam gang. Ia bergerak secara bersembunyi. Saat lawannya fokus dengan serangan Hito. Ia segera membawa tubuh Chika yang tak sadarkan diri.
"Berhasil!" Kata Tora. Ia meletakkan Chika di atas atap bangunan berlantai 2. Ia menciptakan sebuah kubah pelindung untuk melindungi tubuh May.
"Aku harus menolong Hito." Ujar Tora. Ia melompat dari atap bangunan ke tempat Hito berada.
.
.
.
.Hito dan Lelaki itu saling beradu dengan pedang. Jalan setapak tak luput dari pertarungan keduanya. Hito membuat sebuah pedang dengan gabungan elemen cahaya dan air. Nama pedang itu adalah Sword Aurora Tecno.
Trang! Slash!
Pertarungan kedua cukup seimbang. Hito bisa menandingi kekuatan dari lelaki tersebut.
"Terimalah ini!" Seru lelaki itu.
"Crush Blue X!"
Kilatan pedang berbentuk huruf X besar yang diselimuti oleh aura biru meluncur kilat ke Hito. Hito juga ikut menyerang.
"Liquid Aurora!"
Cairan berwarna aurora melesat cepar ke arah serangan itu.
Duarr!!!
Efek dari kedua serangan itu cukup besar. Di tengah-tengah mereka terbentuk kawah berukuran sedang. Bangunan di sekitarnya juga ikut hancur dan runtuh. Dampaknya biaya dan kerusakan ini cukup berat bagi kota Tokyo.
Tora mendarat mulus di samping tubuh May. Ia melihat area perut May mengalami luka yang cukup serius. "Aku harus menghentikan pendarahannya." Kata Tora. Kedua tangan ia rentangkan di atas tubuh May. Cahaya hijau menyelimutinya.
"Heal Nature!"
Tora memanfaatkan kekuatan alam di sekitarnya untuk menutup luka di perut May. Dan itu berhasil. Darah tak lagi merembas keluar.
Tora menoleh ke area pertarungan keduanya. Ia terkejut melihat kerusakan di sekitar mereka.
"Levelku masih di bawah Hito ternyata..." gumam Tora lesu.
.
.
.
."Hiatt!!" Seru keduanya.
Kini mana dari keduanya cukup terkuras banyak. Tapi Lelaki itu masih terlihat fit dibandingkan dengan Hito yang mengatur napas berat.
Keringat bercucuran di sekujur tubuh Hito. Beberapa luka sayatan ia terima di bagian tangan, bahu dan kaki.
"Aku senang dapat bertarung denganmu. Tapi maaf aku harus permisi dulu." Kata Lelaki itu mengakhiri pertarungan.
"Tunggu! Siapa namamu?" Teriak Hito bertanya. Ia penasaran dengan lelaki tersebut.
Lelaki itu menyeringai tipis. "Namaku adalah Kirihara Aria. Sampai jumpa lagi, Hito..." jawab lelaki itu yang bernama Aria. Ia pun menghilang dengan aura biru yang muncul di sekitarnya.
"Kirihara Aria..." ujar Hito terkejut. Ia sangat mengenal betul nama itu. Dia adalah teman kecil sewaktu di desa tempat tinggalnya dulu.
Sword Aurora Tecno, milik Hito menghilang menjadi secercah cahaya. Ia terduduk lemas. Ia harus menerima kenyataan bahwa Aria yang dinyatakan hilang waktu di desa. Kini telah muncul kembali di depannya sebagai musuh.
"Aku tak mengerti dengan semua ini..." ucap Hito lirih.
Tora mendekati Hito yang terduduk lemas. Ia terlihat khawatir dengan keadaan sahabatnya ini. Pasti ada hubungannya dengan lelaki itu yang bernama Kirihara Aria.
(Kirihara Aria)
.
.
.
.
.
Bersambung...😂I'm back :v
Semoga kalian semua terhibur dengan cerita ini hehe 😁😊😉
Thanks to Aria-Kirihara 😎
KAMU SEDANG MEMBACA
Magic of Tora
FantastikIni cerita pertama yang saya berani publish hehe... Maaf kalau ada salah maupun kekurangannya Salam newbie 😃 #menerima masukan dan kritik untuk membuat saya menjadi lebih baik 🙌