You must go on to adventure, to find out where you belong.
. . .
"Jadi ... Lo gak pernah pacaran ya, Dit?" Amat -sahabatku- menatapku dengan tatapan heran. Sedangkan aku, Langsung balik menatapnya dengan tatapan horor. Memang apa yang salah? Pacaran bukan hal yang penting dalam hidup bukan?
"Gak" Jawabku singkat sambil membaca komik jepang favoriteku. Omong omong, Amat memang sengaja kerumahku untuk yah, Hanya sekedar bermain dan mengobrol bersama. Memang terlihat seperti anak cewek, tapi mau gimana lagi? Rasanya ini seperti tradisi untuk kami.
Dan sekarang Amat malah menepuk dahinya. "Kalau suka sama cewek? Nah kalo ini adalah poin yang penting. Karna gak mungkin lo gak pernah naksir cewek, 'kan?"
Aku hanya memutar bolamataku jengah, Menghela nafas panjang.
Lalu menggeleng dengan malas.
"Gak pernah juga"
"APA? LO GAK PERNAH NAKSIR CEWEK, DIT?" Sontak aku langsung terpekik karena teriakan Amat yang kaget. Untung saja Kaca jendelaku tidak pecah karena bahana teriakannya. Dan lantas aku melempar bantal dikasurku kearah Amat yang berusaha menghindar.
"APA? ADIT GAK PERNAH NAKSIR CEWEK?" Dan ya. Bagus sekali. Aku tidak tau bagaimana caranya ada Ayahku di ambang pintu sambil menganga dan memegangi ganggang pintu yang setengah dibuka olehnya.
Aku hanya menenggelamkan tubuhku kedalam kasur dan menutupi seluruh bagiannya dengan selimut. Oh Tuhan... Amat!
"Ah enggak, Eh em anu, Om. Adit pernah kok naksir cewek, Em iya 'kan, Dit?" Kilah Amat untuk membelaku, Mungkin dia telah nerasa bersalah karna berteriak semenggelegar itu. Eh tapi ini memang salahnya. Persetan dengan Amat.
"Iya iya iya" Jawabku malas sambil memunculkan tubuhku lagi.
"Serius? Kalian gak boong sama Ayah, Kan?" Mata ayah menghunus tajam kearah Amat seolah meminta pernyataan.
"Serius dong, Om. Ya 'kan, Dit!?" Ujar Amat sambil menyipit kearahku. Aku hanya mengulas senyum tipis.
"Iya, yah" Dalam hati aku merutuki diriku sendiri. Pintar sekali aku berbohong pada ayah.
Maafkanlah anakmu ini, yah.
"Wah bagus bagus. Kalo gitu, Coba kamu bawa cewek yang kamu taksir ke rumah" Ucap Ayahku enteng. Hei!
Sedangkan aku langsung melototi ayah. Dan sialnya lagi, Amat malah menahan tawanya.
Siapa yang akan ku bawa ke rumah nanti? Memangnya aku menyukai siapa?
"Gampang 'kan? Kan kamu udah punya target pastinyaa" Ayahku menatap aku dan Amat dengan tatapan jahil.
"Ayah sama Ibu bakalan kasih duit bulanan tambahan, Kalau kamu berhasil bawa cewek yang kamu suka ke rumah"
Mendengar itu, Aku terpekik. Bukan karna suara Amat yang menggelegar lagi.
Tapi karna duit bulanan tambahan dari Ayah.
Eh tapi bagaimana? Bagaimana caranya mempunyai teman? Terlebih teman perempuan pun aku tidak punya?
Tapi Amat dengan baik hati membisikan sesuatu padaku,
First Step :
How to have a friend : Cobalah untuk bicara dengan orang disekitar.
. . .
Info Adit!
Nama : Aditia Saputra
Panggilan : Adit
Sekolah : Sman Generasi Arya Nusa
Jurusan : IPS
Hobby : Baca apapun yang penting baca.
Jumlah teman : Satu. ( Amat )
KAMU SEDANG MEMBACA
How To Have A Friend?
Short StoryCompleted. Namaku Adit. Dan aku anak kuper yang tidak bisa menyukai perempuan karna yah, Mereka terlalu menyebalkan dan penuh akan drama. Dan saat Ayahku meminta agar aku membawa perempuan yang aku suka ke rumah. Tentu saja aku kaget. Teman perempua...