"Hai. Tumben sendirian aja. Temen lo mana?" Ucapan itu cukup membuatku terkaget karena sekarang aku sedang melamun di kantin yang cukup ramai ini. Ya, Ini jam istirahat dan aku sedang menunggu si Amat bersama Baby batagorku.
"Siapa?" Tanyaku singkat pada perempuan yang ada dihadapanku. Ara.
"Emang temen lo siapa lagi? Yang gue tau temen lo cuma si amat yang anak Bahasa. Emang ada lagi, ya?" Sontak rasanya aku ingin melemparkan bangku yang ada disampingku pada kepala Ara. Namun aku sadar, Aku akan kena kasus kalau melakukan hal itu.
Tapi yang diucapkan Ara ada benarnya juga. Aku jadi merasa Kuper karna hanya mempunyai satu teman. Yakni Amat.
Argghh! Andaikan saja aku menjadi populer!
"Amat lagi beli batagor" dan Aku kembali terfokus pada Novel yang sengaja ku bawa dari rumah untuk ku baca saat waktu senggang seperti ini.
"Gue boleh gabung 'kan?" Tanyanya yang hanya kuhadiahi anggukan kecil, Lalu ia duduk dibangku yang menghadap lurus denganku.
"Untung aja gue gak lupa buat isi nomor delapan! Haha lo bisa aja sih!" Aku langsung menoleh mencari sumber suara tadi. Aku yakin itu adalah suara Amat. Ohayolah Amat. Dimana baby batagorku?
Setelah mengedarkan pandanganku. Ternyata Aku benar. Aku melihat Amat sedang berjalan dengan dua piring batagor, Juga dengan ... Seorang perempuan?
Ah! Dia, Araya. Dia juga teman sekelasku.
"Eh? Ara?" Amat sempat memerhatikan Ara yang duduk dihadapanku. Lalu ia menoleh kearah Araya.
"Hm, Jadi lo udah ngambil target duluan ya, Dit? Hm oke oke." Ucap Amat sambil sok mendramatisir.
Target? Oh... Mungkin maksudnya Tawaran Ayah untukku, Mungkin?
"Gue boleh gabung disini juga 'kan?" Tanya Araya sambil menyipit ke arahku dan Ara.
"Boleh boleh!!" Ara tergirang mendapati Araya duduk disampingnya yang berhadapan lurus dengan Amat.
"Dit, Pilih Ara atau Araya? Omong omong, Nama mereka hampir mirip, ya?" Amat membisikan itu diam diam. Aku hanya terdiam.
Second step :
How to have a friend : Ajaklah berbasa basi. Atau sekadar bercanda.
Siapa yang akan kubawa ke rumah?
Ara atau Araya?
Sedangkan aku tidak menyukai keduanya.
. . .
"Tadi ada kambing lewat pake daster depan kelas, Itu lucu banget, Ray" Aku keringat dingin menucapkannya. Oh, Aku harap respon Raya tidak akan menyebalkan.
"Jadi maksud lo?" tanya Araya saat kami berdua sudah bertemu di koridor dekat mading. Ya, Aku sengaja mengajak Araya kesini untuk membantu ku tentang tawaran ayah padaku.
"Ayolah. Langsung ke inti aja deh. Gue nemuin banyak Novel baru yang super keren di Gramedia. Cuma itu doang kok yang gue pengen. Dan salah satu cara wujudin hal itu, Gue harus bawa temen perempuan ke Rumah gue!!" Jawabku sambil memelas. Dan oh ya. Aku tidak percaya, Jika ini pertama kalinya aku mengajak seorang perempuan berbicara denganku.
Ini Aneh. Tapi ini Fakta.
"Minta aja sama Ara. Gue sibuk" jawabnya datar lalu pergi meninggalkanku.
Sudah kubilang. Perempuan itu penuh akan drama dan menyebalkan.
. . .
KAMU SEDANG MEMBACA
How To Have A Friend?
Short StoryCompleted. Namaku Adit. Dan aku anak kuper yang tidak bisa menyukai perempuan karna yah, Mereka terlalu menyebalkan dan penuh akan drama. Dan saat Ayahku meminta agar aku membawa perempuan yang aku suka ke rumah. Tentu saja aku kaget. Teman perempua...