E x t r a - P a r t

178 33 12
                                    

"Gue mau em... M- Minta maaf sama lo karna sikap ortu gue kemaren. Gue gak maksud apa apa kok" Aku menggaruk tengukku yang tidak gatal. Aku fikir Ara akan memaki maki ku.

Namun ia malah tertawa.

Seperti biasanya, Ia hanya tersenyum padaku. "Gak apa apa elah. Serius banget sih jadi orang" Ujarnya.

Aku terpekik, mungkin itulah alasan mengapa aku tidak pernah mempunyai teman selama ini. Hm. Aku menghela nafasku panjang.

"Thanks ya" Aku tersenyum lalu meninggalkan Ara yang terdiam di koridor mading.

Hingga satu tangan menarik tanganku.

Eh?

"Adit" dan tangan Ara mengait pada pergelangan tanganku. "Eh eh Sorry, gue gak maksud buat--"

"Santai aja" aku memotong ucapannya. Aku mengulas senyum. Aku tau mengapa ia meminta maaf, Mungkin ia masih ingat memori dimana saat aku menggertaknya karna ia memegang tanganku.

Oh, Seserius itu kah aku?

Ara melanjutkan apa yang ia ingin katakan tadi. Dan bisa kurasa kalau keringat dingin bersimbah pada tubuhnya.

"Em, Dit.. Sebenernya gue pengen ngomongin sesuatu sama lo" Ara mengucapkan itu sambil menunduk. Apa yang akan dikatakan Ara padaku, ya?

"Apa?" Jawabku sambil memandang kearahnya yang tingginya hanya sepundakku.

"Em, Dit. Sebenernya gue ... Gue suka sama lo. Gue suka sama lo sejak gue ngajak lo satu kelompok sama gue. Dan gue akui. Lo itu kaya Ice Cream. Dingin tapi Manis!" Ujarnya sambil tersenyum lagi.

Aku tidak mengerti maksud Ara ini? Ia suka padaku? Atau bagaimana? Ini pertama kalinya ada perempuan yang mengatakan jika suka padaku.

"Maksudnya?" Aku menyerngitkan Alis. Ara fikir mungkin aku hanya pura pura tidak mengerti. -Faktanya aku benar benar tidak mengerti- Namun dengan baik hati, kembali ia mengulang apa maksud ucapannya barusan.

"Maksud gue. Gue suka sama lo. Gue sayang sama lo. Gue takut kehilangan lo. Intinya gue suka deh sama lo, Dit" ujar Ara bersungguh sungguh. Aku terdiam. Berfikir untuk mencari jawaban yang pas untuk kalimat yang ia lontarkan.

Oh aku tau maksud Ara sekarang.

"Oh kaya gitu ya, Ra. Kalo gitu, Thanks infonya. Gue mau masuk ke kelas gue dulu, ya" Jawabanku membuat ia termanggu. Lalu aku kembali ke kelas.

Dan yang kurasa Ara langsung terlihat bingung karna jawabanku tadi. Memang jawabanku salah, Ya?

. . .

E N D

How To Have A Friend? Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang